Oleh : Gobai Anselmus
Pohon
ara tumbuh di negara yang memiliki empat musim. Pohon ara bisa tumbuh
setinggi 5-7 meter. Dahan dan rantingnya bercabang-cabang. Daunnya
hijau kekuningan dan cukup lebar. Buahnya berkulit hijau dan berubah
menguning ketika masak. Daging buahnya berwarna ungu tua dan dipenuhi
biji kecil-kecil. Ketika musim gugur, daun-daun ara berguguran. Pada
musim dingin daunnya hampir gundul. Ketika musim semi, daunnya mulai
muncul kembali. Seiring dengan munculnya daun-daun, buah ara juga mulai
muncul. Jika ara sudah berdaun lebat, kita bisa mengharapkan ada
banyak buah pada pohon itu. Jika tidak ada, berarti pohon itu mandul.
Dalam
Alkitab ada beberapa peristiwa penting yang berkaitan dengan pohon
ara. Pertama, ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa mereka menyemat
daun ara untuk menutupi ketelanjangan mereka (Kej. 3:7). Tindakan itu
melambangkan usaha manusia untuk menutupi dosa dan membenarkan diri
sendiri. Namun Alkitab berkata bahwa tidak ada seorang pun yang cukup
baik dan mampu membenarkan diri sendiri di hadapan Allah sebab semua
orang sudah berbuat dosa dan terpisah dari Allah. Untuk menutup dosa
manusia, Allah membuatkan pakaian dari kulit binatang untuk dikenakan
ke tubuh Adam dan Hawa. Itu berarti ada binatang yang disembelih dan
ada darah yang tercurah untuk menebus dosa manusia. Ketika Yohanes
melihat Yesus, ia berkata, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus
dosa dunia.” Dengan perkataan itu Yohanes menyingkapkan bahwa Yesus
adalah domba yang disembelih dan darahNya dicurahkan untuk menebus dosa
manusia.
Kedua, Yesus mendapatkan salah satu murid, yaitu
Natanael, ketika ia sedang duduk di bawah pohon ara. Semula Natanael
meragukan Yesus. Ia berkata kepada Filipus, “Mungkinkah sesuatu yang
baik datang dari Nazaret?” Filipus tidak banyak berdebat dengannya. Ia
hanya menjawab, “Mari datang lihatlah.” Ketika Natanael bertemu Yesus,
Ia langsung mengenalnya dan berkata, “Lihat, inilah seorang Israel
sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Natanael terheran-heran dan
bertanya bagaimana Yesus bisa mengenal dia. Yesus berkata, “Sebelum
Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”
Pohon ara itu menggambarkan ketulusan dan karakter Natanael yang baik.
Karena sadar hanya Allah yang mahatahu, Natanael berkata kepada Yesus,
“Ya, rabi, Engkau adalah Anak Allah. Engkau Raja orang Israel.”
Ketiga,
Zakheus bertemu Yesus ketika ia duduk di cabang pohon ara. Karena
tubuhnya pendek dan orang banyak mengelilingi Yesus, Zakheus tidak bisa
melihat Yesus. Sebab itu, ia berlari mendahului orang banyak dan naik
pohon ara agar ia bisa melihat dengan lebih jelas dan leluasa (Lukas
19:4). Ketika Yesus melihat usaha dan kerinduan Zakheus, hatiNya
tergerak. Ia berkata bahwa Ia mau mampir di rumah Zakheus. Melihat itu
banyak orang merasa jengkel karena Yesus mau menumpang di rumah orang
berdosa. Tapi setelah mendapat lawatan Yesus dan mendengar berita
Injil, Zakheus bertobat dan hidupnya diubahkan. Pohon ara di sini
menggambarkan kerinduan Zakheus untuk menemukan kebenaran dan
kebahagiaan yang sejati. Dan hal itu ia temukan di dalam Yesus.
Keempat,
Yesus mencari buah di pohon ara yang berdaun banyak. Setelah pelayanan
Ia merasa lapar. Dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun
lebat. Ia mendekati pohon itu untuk mengambil buah darinya. Ternyata Ia
tidak menemukan buah pada pohon itu. Sebab itu, Ia mengutuk pohon itu
supaya tidak berbuah lagi selama-lamanya. Keesokan harinya pohon itu
kering, layu dan mati (Mrk. 11:13). Daun ara hanya berfungsi
memperindah penampilan pohon itu. Yang bisa memuaskan perut yang lapar
adalah buahnya. Orang-orang yang hanya menampilkan keindahan mereka
sendiri (suka pamer), tapi tidak menghasilkan buah untuk orang lain,
tidak ada gunanya.
Kelima, pada waktu kerajaan Allah turun di
bumi, akan ada masa damai. Orang akan berhenti berperang dan hidup
damai. Senjata mereka akan diubah menjadi alat-alat pertanian.
Binatang-binatang, tumbuhan dan alam yang ganas akan kembali jinak.
Manusia akan kembali mengalami Taman Eden. Orang-orang “akan duduk di
bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang
mengejutkan, sebab mulut TUHAN semesta alam yang mengatakannya.” (Mik.
4:3-4). Itulah janji Tuhan bagi orang percaya.
Tidak untuk
selama-lamanya dunia akan seperti ini. Tidak selama-lamanya bencana
alam, musibah, perang, kelaparan, kemiskinan, korupsi dan segala macam
peristiwa negatif lainnya mewarnai hidup kita. Akan tiba masanya Tuhan
mendirikan kerajaanNya di muka bumi dan orang-orang percaya akan
memerintah bersama Dia. Melihat tanda zaman, masa itu tampaknya tidak
lama lagi akan tiba. Semakin gelap langit malam, kita tahu sebentar
lagi pagi akan menjelang. Semakin besar kejahatan dan dosa manusia,
kita tahu, sebentar lagi Tuhan akan datang dan mendirikan kerajaanNya.
Penulis adalah mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakarta.
Penulis adalah mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakarta.
0 thoughts on “PERISTIWAH PENTING BERKAITAN DENGAN POHON ARA”