Oleh : Wege Gobaibo
Selama
5 bulan akhir ini, aku merasa hidupku masih di tahanan penjarah. Aku kehilangan
segalah-galahnya. Kuliaku putus, profesi jurnalis berantakan, pikiranku terbayang-bayang
tidak tahuar ahnya, dan tindakanku menjadi aneh-aneh. Inilah hidupku saat ini.
Aku
merasa berdosa terhadap keluargaku, teman, sahabat karir dan masyarakat. Karena
telah hilang semuanya dan telah dibawah oleh maut penjara kesakitan. Dan inilah
beban utangku yang paling berat terhadap mereka.
Selama
aku di penjara, kadang keluargaku tidak menjenguk aku. Pantas, karena dosa kuterhadap
mereka masih ada. Aku tahu bahwa mereka adalah hidupku, tetapi mau bagaimana lagi
karena sudah membuat kesalahan besar terhadap mereka.
3
bulan berjalan, aku kaget keluargaku dating menjenguk aku. Aku mulai menghelai nafas
secara berpelan-pelan.Tidak merasa bahwa kesalahanku sudah dimaafkan. Beban pikiran
menjadi tenang, hidupku menjadi aman. Karena adanya rasa kebersamaan keluarga,
akhirnya kami dapat hidup kembali. Mulai saat itu juga, rasanya aku hidup di surga,
karena semuanya sudah kembali.
Niat
yang duluh hilang, menjadi kembali. Aku ingin seperti duluh lagi. Dengan semangat
yang berapi-api, sakitku di penjara mulai sembuh. Aku bangga dengan keluargaku.
Dengan berkat doa yang luar biasa, akhirnya aku disembuhkan oleh mereka semua.
Dengan
demikian, aku hidup karena berkat keluarga, teman dan saudara/Iku yang telah mendoakanku.
Ku ucapkan terimakasih kepada mereka semua. Terlebih khusus kepada Sang
Pencipta, yakni Tuhan Allah.
Hidup
keluarga berarti hidup masa depan. Artinya ketika keluarga dating menjenguk atau
disaat sakit memberikan sesuatu berupa nasihat atau memberikan hiburan itu merupakan
sebuah peluruh senjata yang ampu untuk dapat kita sembuh. Juga berakat dari mereka
merupakan suatu peluruh doa yang harus kita kejar dan kita
harus peroleh. Maka, kita perluh menjadi seperti peluruh, yang berani memberikan
racun keberhasilan, untuk masa depan.
Penulis : Tinggal di Timika
0 thoughts on “Keluarga Menjadi Harapan Besar Bagiku”