BREAKING NEWS
Search

Diminta SMPASP, Eksekutif dan Legislatif Harus Membuka Dialog Sebelum Membuka Mako Brimod di Jayawijaya

Soleman Itlay. (Foto : Alexander Gobai/KM)
Jayapura, (KM)—Solidaritas Mahasiwa Papua dan Alam Semesta Papua (SMPASP), meminta kepada Badan Eksekutif dan Legislatif Jayaijaya dengan secepatnya membuka ruang dialog sebelum membangun Mako Brimob di Jayawijaya.

Dengan dibangun Mako Brimob, sampai saat ini, kehadiran masyarakat merasa ada kejadian-kejadian pro dan kontra antara masyarakat dengan masyarakat dan masyarakat dengan pemerintah.

“dengan demikian, kami dari solidaritas meminta dengan tegas kepada DPRD dan Pemerintah jayawijaya segara membuka ruang dialog. Sehingga, dalam dialog itu, kita mencari solusi yang membangun. agar mencegah terjadinya pro dan kontra dari masyarakat dan pemerinatah sebagai lembaga pembagunan,”kata Penanggung Jawab Solidaritas Mahasiswa Papua dan Alam semesta Papua, Soleman Itlay, kepada www.kabarmapegaa.com, Rabu (04/03/15) belum lama ini.

Kata dia,sebelum membangun mako brimob di jayawijaya, pemerintah dan DPRD Jayawijaya, harus duduk bersama-sama dan membuka ruang dialog sekaligus bagaimana menentukan langkah-langkah yang tepat, sebelum membangun pembangunan tempat keamanan,”katanya.
Kalau, Bupati secara insiatif merelakan membangun pembangunan Mako Brimob, yang jelas akan terjadi konflik antarmastarakat. Kata dia lagi, lahan yang kami lihat yang sebagai pemilik ulayat, itu sendiri terjadi pro dan kontra,”katanya.
“maka itu, kedepannya pasti akan terjadi perang suku, antara masyarlaat dengan masyarakat,”katanya.
Jadi, pada intinya, kata dia bahwa pemerintah daerah segera membuka ruang dialog. Kalau tidak membuka ruang dialog, sama saja akan terjadi pro dan kontra,”jelasnya.
Ia tambahnya lagi bahwa, tindakan itu, semua permainan oleh aparat kepolisian. “aparat kepolisian buat wacana untuk pembangunan mako brimob melalui bupati,”katanya.
“pro dan kontra, yang jelas kedepanya masyarakat akan jadi korban,”pungkasnya.

Untuk itu, kata dia, bupati dan aparat keamana jangan membuang isu hanya sebatas pembangunan. Tapi, sebelumnya harus membuka ruang dialog. Dalam ruang dialog itu, tercipta stokhoder semua pihak. entah  dari TNI/PORLI, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pemerintah daerah sendiri, DPRD, duduk dan cari colusi sama-sama,”mintanya.

“Ini sebenarnya, pembagunan Mako brimob adalalah bukan kebutuhan dasar masyarakat jayawijaya, tidak,”katanya.

Kebutuhan dasar masyarakat jayawijaya pada khususnya dan umunya papua, yaitu  ada empat pilar, yaitu kesehatan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi masyarkaat dan infrastruktur. Hal-hal itu yang harus diutamakan,”jelasnya.

Sekarang yang menjadi pertanyaan ialah, kata dia, 4 pilar yang tadi sudah disebutkan, masyarkat masih belum merasakannya. Kemudian, pertanyanya, mengapa prioritaskan pembangunan Mako Brimob. Ada apa, kosentarasi militersime di daerah ini,”tanyanya.

Ia menilai pembangunan Mako Brimob, adalah bagian dari persitiwa sejarah. Maka itu, kata dia, kami sangat menolak dengan tegas. Bahwa kejadian itu, memorialkan pasal yang duluhnya tejadi, masih sampai saat ini dirasakan oleh masyarakat.,”tambahnya.

“Persitiwa gejolak tahun 19977, Wamena berdarah, dan peristiwa lainya. Masih bergocalak dibenak. Karena,  ada keterlibatan TNI/PORLI termasuk Brimob juga,”pungkasnya.

Dan cerita-cerita itu, masyarakat masih trauma sampai saat ini. contoh kecil saja, terjadi penembakan di lani jaya, puncak jaya, paniai dan di daerah-daerah lain, brimob yang naik, itu saja , mereka siaga satu, pegang senjata di jalan-jalan. 

“Sehingga, masyarakat merasa panik, ini saja hanya turun dari jayapura. Apalagi, pembangunan mako brimob,”jelasnya.

Hal-hal seperti ini yang harus, pemerintah harus pertimbangkan. Ketika terjadi itu semua.
Kata dia, peran kepada suku akan bergeser, jika pembangunan mako brimob sudah dibangun di wamena,”katanya.
“contoh kecil saja, beberapa bulan lalu, terjadi perang antara asli lokobal dan kurima, saja itu, aparat keamanan biarkan dan hanya menonton dan bupati sedikit membuka ruang untuk masyarkaat perang. Inikan aneh toh,”tanyanya.
Dengan demkian, peran aparat keamanan, tidak terjamin di waena, sekarangkan  ada koramil, batalion, porles, itu fungsinya nntuk apa. Hanya ada itu saja, masyarakat sudah terjamin. Jadi kami sangat tidak membutuhkan mako brimob.

Lahan masyarakat, juga akan bergeser, jika pemerintah daerah membuka, lahan lokasi mako brimob. Itu berapa hektar itu. Ketika, membangun, masyarkat untuk cukupi kebutuhan akan merasa susah. Ketika, membangun mako bribom.

Dari bupati, bupati sendiri dia sangat setuju dengan pembangunan mako brimob. Itu baru-baru adopsi terkait dengan pembangunan itu, bupati sendiri, kerja sama dengan porli. Sehingga, mendegarkan hal itu, kami langusng menolok,”tegasnya.

Beberap hari lalu, dalam media, bahwa bupati mengagtakan bwhaa masyarakat yang memnyuai lahan, memberikan kesempatan untuk membangun mako brim itu pernyataan yang salah. Jadi, 4 distrik di jayawijaya itu, sangat menolok. bupati harusnya berpikir untuk kepentingan rakyat. Mengapa ia inign menbanugn, dibalik ini ada apa. Pastnya ada kepentinngan.
Kami sangat mendukung  kepada bupati, seperti telah membuka pasar untuk mama-mama asli papua. Harus seperti itu yang kami butuh,”katanya.

“Peresmian pasar mama papua, adalah salah satu langkah yang sangat baik sekali,”katanya. 

Sementara pembangunan Mako Brimob, tidak memenuhi syarat. Seharunya, kata dia lagi, bahwa pembangunan mako brimon harus ditempat pada tempat yang rawan terjadi peperangan,”jelanya.

Ia menilai kalau di wamena, kalua terjadi perang, bukan karena  daerahnya rawan perang, tapi pemicu utama adalah minuman keras. 

“Daerah rawan itu seperti palestina dan Israel boleh. Dan seharusnya  bangun di tempat-tempat itu atau bangun di perbatas. Itu baru, yang kemudian tepat,”jelasnya.

Tapi, inikan belum menjadi provinsi, kota madya, kemudian  mau bangun mako brimob. Itu aneh toh, bupati ngotot untuk  membangun mako, itu ada apa,”Tanya lagi.

Ia menambahkan lagi, Kami  mendukung sikap pernyataan dari Ketua DPRP, Yunus Wonda, bahwa kami menolok pembangunan mako brimob kami sangat memberikan apresiasi.

“Kami mendesak kepada DPRD Jayawijaya segera lengkapi perlengkapan sidang untuk menyikapi masalah pembangunan mako brimob<”pungkasnya. “sebelumya kami telah mendesak untuk membuat Tim Khusus, dan dalog. 

Pemerintah daerah, harus utamakan dialog duluh, bila tidak terjadi dialog, kami akan meggelar aksi besar-besar, yang akan bergabung dengan pemekaran-pemekaran baru yang ada di pegunungan tengah dan pada umumnya papua, “katanya.

Kami sangat menolok dengan tegas untuk membangun mako brimob, kami sangat tolak dengan tegas,”harapnya. (Alexander Gobai/KM)



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Diminta SMPASP, Eksekutif dan Legislatif Harus Membuka Dialog Sebelum Membuka Mako Brimod di Jayawijaya