 |
| Foto: Dok, Google/KM |
Oleh: Christin
OPINI, KABARMAPEGAA.COM – Seorang wanita yang disebut perempuan adalah ia yang dapat memproduksikan manusia berikutnya, perempuan Papua pun sebagai tokoh utama dalam membentuk pribadi seorang anak, tentunya memiliki peran yang sangat penting agar terbentuk pribadi anak yang mampu berguna bagi nusa bangsa dan agama.
Perempuan yang berani bisa merubahkan semua kebocoran ketidakadilan dalam kehidupan sejarah bangsa ini, bahkan dunia pun akan berubah dengan keberaniannya. Oleh karena itu, perempuan Papua yang ada sampai saat ini tidak bisa lagi dipandang sebelah mata, eksistensi perempuan Papua saat ini mampu memberikan kontribusi positif baik dari bidang pendidikan, politik, sosial maupun dalam bidang keagamaan.
Mereka peduli yang terjadi didepan mata mereka, dalam hal, Ketidakadilan, Pemerkosaan, Intimidasi, Pembunuhan Kekerasan, dan Genoside. Dan itu kerap kali terjadi di Papua. itulah sebabnya perempuan-perempuan Papua ini berani mengores wajah mereka. Mereka juga tidak seperti wanita lain yang suka rawat wajah saja dan berdiam diri menonton, namun mereka ini adalah benar-benar perempuan-perempuan Pemberani untuk bersura di tanah mereka sesuai apa yang mereka lihat dan yang terjadi.
Pernah Bapak Pdt. Deserius Adii mengatakan dalam akun fecabook bahwa, "Atas nama seluruh Gembala dari berbagai denomenasi Gereja yang peduli dengan HUKUM, HAM, POLITIK dan SOSIAL turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kepergian pengacara Ham serta koordinator KontraS Papua Olga Helena Hamadi,SH,M.Sc , 26 Oktober 1982 - 28 Juli 2016. "Saya rugi, Timika rugi, Papua rugi, waktu-waktu menghadapi hukum di hadapan Pengadilan di Timika dan seluruh Tanah Papua, susah menemuka jiwa seorang pemberani yang membela orang yang korban karena hukum."
Lanjut Pak Pdt, Deserius, Segala perbuatan baik yang anda buat bagi masyarakat tertindas ini menyertaimu sesuai Firman Tuhan berkata: Lalu, aku mendengar suara dari surga berkata, “Tuliskanlah ini: Mulai sekarang, diberkatilah orang mati, yang mati di dalam Tuhan.” Roh berkata, “Benar, supaya mereka dapat beristirahat dari jerih lelah mereka karena perbuatan-perbuatan mereka mengikuti mereka.” Wahyu, 14:13.
Dalam proses ini pula kami di tuntut untuk kembali menjaga diri demi tanah, air, hutan dan generasi bangsa West Papua, yang semakin lama semakin punah. Untuk mengantarkan apa yang di impiankan, mari kita mengatur baris dan bergandengan tangan tanamkan semangat motivasi belajar, semangat 1961 agar kita terus melawan ketidakadilan yang di bangun oleh koloni untuk memanipulasi sejarah kebenaran Papua. (FP/KM)
* Penulis adalah Perempuan muda Papua, Tinggal Jayapura - Papua
Holandia, 13/04/2017
0 thoughts on “Perempuan Papua Pemberani”