BREAKING NEWS
Search

Timika Budayakan Noken



Foto: Damianus Muyapa
Oleh: Damianus Muyapa
OPINI (KM)-- Manusia mempunyai banyak kebutuhan dalam hidup. Kebutuhan primer dan sekunder. Primer berarti kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan. Noken adalah kebutuhan pokok bagi masyarakat di timika khususnya. Noken selalu dibawa ke manapun pergi karena mau diisi sesuatu itu ke dalam noken. Kebudayaan sangat berbeda di tiap daerah. Salah satunya adalah Noken.  Untuk daerah timika sangat radikal dengan budaya noken.  Noken dapat di anyam dari kulit kayu dulunya, kalau sekarang di anyam dengan  bahan benang woll, tali manila.
Kebudayaan lokal bisa di pertahankan dalam hidup. Bukan berarti budaya luar di tolak atau tidak di terima  namun  disesuaikan dengan budaya  setempat  di mana kita  berada.  Kenyataan   dalam hidup ada saja mempertahankan budaya dari masing-masing daerah di suatu tempat, akhirnya budaya yang asli  tidak nampak atau hampir saja hilang dalam hidup. Oleh karena itu, beberapa hal yang  tepat untuk di lakukan oleh  penganyam Noken, Pengguna Noken, dan Pemerintah  dari sekarang ini. Menurut pandangan penulis:

1.            Penganyam Noken  ”Mama-Mama Papua”
            Manusia mempunyai banyak pengetahuan dan keterampilan  tetapi ada yang tidak mau mengembangkan dan mempraktekan dalam hidup karena ada banyak pengaruh dari  lingkungannya.  Apa lagi pergaulannya tidak mendukung dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah di milikinya. Oleh karena itu, harus memposisikan diri sesuai dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang sudah  di milikinya,  agar perubahan dalam hidup kita tetap ada.  Penganyam noken  harus saling mendukung  dalam  penganyaman dan pemasarannya. Agar  ada banyak model-model noken dan noken-noken  bisa di eskpor  ke daerah lain.

2.         Pengguna Noken
Kita selalu mengikuti dan melakukan  sesuai dengan budaya yang ada walaupun kita punya budaya dari asal daerahnya ada.  Penyesuain diri  dengan lingkungan sangat penting dalam hidup. Salah satu budya yang ada di timika adalah pakai noken, maka  semua harus membeli dan menggunakan noken agar  menghargai dan menghormati budaya loka lapa lagi peraturan yang di tetapkan oleh pemerintah mimika dan budayanya  yang ada.

3.      Pemerintah memprogramkan Noken
          Pemerintah selalu mengikuti aturan yang di tetapkannya dan juga pemerintah membuat peraturan baru di sesuaikan dengan kondisi daerah. Untuk kabupaten mimika, sudah ada peraturan baru di tetapkan bahwa semua warga harus menggunakan noken.  pada media radar timika, hal.15, rabu, 19 agustus 2015, Wabup mengeluarkan intruksi, karena  UNESCO badan PBB sudah mengakui Noken sebagai warisan budaya dunia yang harus di lestarikan. ”Masa dunia yang luas ini sudah mengakui Noken, Tapi kita di mimika tidak pake noken ”. Walaupun Unesco badan PBB sudah mengakui Noken, tetapi mewujudkan pake Noken untuk kabupaten mimika,  Pemerintah juga harus di masukkan ke dalam Peraturan daerah (PERDA) tentang pake noken.  Agar menggunakan noken tetap ada terus untuk kedepan.  
      Lain lagi Pemerintah membuat pasar khusus untuk pasar noken  dan melobi untuk mengekspor dengan cara mengikut sertakan pameran-pameran budaya di tingkat Daerah, Propinsi, nasional, bahkan Internasional. Agar pembuatan noken oleh mama-mama papua dapat di akui dan juga penjualannya  dapat laku.
      Kita harus mendukung program yang sudah di tetapkan oleh pemerintah kabupaten mimika karena program ini mau menggali dan melestarikan budaya  dalam hidup. Oleh karena itu, semua harus menyadari bahwa yang belum tahu mengayam boleh belajar menganyam dan yang belum punya noken boleh memilikinya. Agar Budaya noken tetap ada dalam hidup.

Penulis adalah Staf Dosen STIE Amor Timika 



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “ Timika Budayakan Noken