BREAKING NEWS
Search

Papua Ditidurkan Oleh Jakarta!

Foto: Ilustrasi Nomen D/KM
Oleh: Nomen Douw

OPINI, KABARMAPEGAA.COM – Bicara aktivitas harian paling semua orang tahu bagaimana orang ditidurkan dengan tertidur. Ini barangkali urusan masing-masing mau tidur sendiri atau mau ditidurkan tapi sebagai manusia dewasa paling yang ada hanya tertidur sendiri kecuali anak kecil di bawah lima tahun. Maksud saya kita ditidurkan barangkali secara konteks ke-Papuan itu sama dengan kehidupan orang Papua saat ini. Hal ini, berangkat dari perjalanan sejarah bangsa Papua hingga saat ini, sudah sekian dilaluinya puluhan tahun belakangan saya pikir kita ditidurkan dengan segala macam kehidupan yang empuk,enak-enak sampai dengan yang harapan palsu. OTSUS itu contoh nyatanya seketika 100 tokoh Papua injak Istana Negara Indonesia – Jakarta minta merdeka, setelah berjalan satu tahun Indonesia memberikan OTSUS agar orang Papua tidak minta merdeka lagi, lebih jelasnya semua regulasinya ada dalam UU OTSUS Nomor 21 tahun 2001.

Saya tidak ingin bicara masalah OTSUS di aspek progresnya karena jelas hal itu sama sekali tidak ada dampak positifnya hingga hari ini di Papua. Memang banyak program yang dibuat pemerintah Papua dengan peluruh OTSUS itu, tapi belum ada buah yang manis dinikmati rakyat kecil Papua itu sendiri. Jadi istilahnya Indonesia melalui perhatian khusus OTSUS sudah mandul tidak satu pun menjadi tolak ukur dalam kemajuan rakyat Papua saat ini. Ya, barangkali ini hanya sedikit observasi saya tentang OTSUS itu, semoga saya benar.

Orang Papua sudah memiliki masalah yang sangat kompleks,dari hari ke hari selalu di beradabkan dengan satu masalah yang berbeda. Berbeda hidup setelah Papua belum dianeksasi ke dalam pelukan kasar Indonesia pada tahun 1963 belakangan, banyak kesaksian nyata menjadi saksi manis di pelukan Indonesia. Sudah sekitar 50 tahun lebih Papua sudah bersama Indonesia dengan berbagai masalah, dari yang intimidasi, ketidakadilan, ketakutan, pembunuhan, perampasan dan kegelisahan hidup. Semua itu telah diperhadapkan dalam kehidupan orang Papua yang sebelumnya sudah hidup tenteram dan damai.

Ada kehidupan yang dipaksa harus hidup sesuai apa yang mereka perintah berarti otomatis kehidupan orang Papua akan terus dijajah, didiskriminasi dan akan terisolasi karena migran terus berdatangan. Artinya bahwa saat itu Papua dipaksa dengan memanipulasi hasil PEPERA pada tahun 1969, sehingga saat itulah orang Papua mengalami ketidaknyamanan hidup seperti orang di luar Papua yang selalu hidup sesuai filosofi hidup mereka sendiri (hidup bahagia). Berangkat dari semakin suramnya hidup orang Papua di atas, telah menyadari adanya sejarah perjuangan bangsa Papua dahulu, sehingga sampai hari ini solidaritas melawan ketidakberesan kehidupan yang direkayasa negara semakin kokoh digaris lawan, hal ini sudah bangkit setelah Negara West Papua ditutupi oleh ketiga negara adidaya Amerika, Belanda dan Indonesia demi kepentingan politiknya di Papua.

Semakin sulit perjuangan dukungan kemerdekaan bangsa Papua adalah fakta hari ini, Indonesia merasa gelisah karena jelas kita tahu bahwa Indonesia hidup berkat alam Papua, hasil emas yang PT Freeport explotasi dengan sahamnya diberikan menjadi nafas yang segar bagi kekuatan ekonomi Indonesia. Untuk itu negara melalui sistem pemerintahan di Papua mulai bekerja keras melumpuhkan ideologi bangsa Papua yang memang nyatanya sudah ada sejak lahir, sudah menjadi sebuah bangsa yang berdaulat erat yaitu tetap menjadi diri sendiri (Negara West Papua). Ada banyak dampak yang kerap dilakukan Indonesia melalui sistem Pemerintahan di Papua,seperti mencetak ulang mata uang sepuluh ribu dengan memasang pahlawan asal Biak Frans Kaisepo, melalui pendidikan mereka membagikan gambar pahlawan asal Papua untuk Indonesia di setiap kota di Papua, mengajarkan lagu kebangsaan Indonesia di setiap SD di pedalaman Papua, menciptakan lembaga yang berbasis orang Papua dengan biaya yang besar, menerima anggota TNI/Polri dengan muda bagi putra daerah,dan masih banyak lainnya yang Pemerintah ingin mencuri ideologi dan jiwa Nasionalisme Papua, dengan berjuang menumbuhkan nasionalisme Indonesia, kata simpelnya mengindonesiakan orang Papua.

Secara konfrensif pemerintah Papua ditidurkan Jakarta, coba tengok ke belakan jejak daripada pemerintahan di Papua untuk membangun SDM, adakah toko buku khusus untuk orang Papua yang pemerintah bangun? Adakah panti asuhan khusus untuk anak Papua terlantar dan yatim piatu? Adakah lapangan kerja khusus untuk orang Papua? Adakah usaha mikro bagi masyarakat kecil di daerah yang diusahakan? Adakah rumah yang layak bagi rakyat kecil dan mama Papua untuk berjualan? Ternyata di mata saya semua itu belum dijawab oleh pemerintah hingga saat ini. Bukti ketidakpedulian itu adalah pemerintah Papua hingga hari masih ditidurkan oleh Jakarta dengan kebijakan yang membuahkan kenikmatan yang melupakan jati diri sebagai lembaga yang harus melayani kepada masyarakat kecil di daerah, esensi dari pada pentingnya membangun SDM sudah di makan dengan pemimpin yang mental uang.

Jakarta memberikan banyak uang melalui kebijakan yang diambil seperti, OTSUS, DBH, DAU, DAK yang cukup besar dananya itu hanya menggiling orang Papua pada tahap kenikmatan yang lupa segalanya yang baik. Hal ini, sudah terbukti saat ini banyak orang Papua lupa jati diri sebagai orang Papua demi uang, terjadi konflik karena politik, ego semakin membengkak dalam diri, saling tidak memandang keluarga suku dan ras dan lebih sadis adalah terjadi konflik berdarah di berbagai kota di Papua saat ini. Itu semua karena Jakarta bikin kita terlindung di bawah payung uang dan kita pun terbawah karena kita sudah lupa semua yang kita punya seperti budaya kerja keras seperti nenek moyang kita dulu. ”Budaya dan Agama jauh lebih penting.”

Di mata saya orang Papua itu memiliki dua persepsi yang sangat kontroversial, pertama; orang Papua yang ditidurkan oleh Jakarta dengan uang, kedua; orang Papua yang belum ditidurkan Jakarta. Artinya bahwa merasa kebutuhan dilengkapi dengan apapun yang diberikan oleh Jakarta sehingga lupa sadar diri pada kondisi Papua yang sebenarnya, manusia Papua seperti ini paling banyak di dalam sistem pemerintahan. Ada pula yang memang sudah memahami perjalanan perjuangan bangsa Papua sehingga benar-benar menyadari akan suramnya keberadaan sistem Negara Indonesia di Papua setelah Papua dianeksasi ke dalam payung NKRI.

Karena kesadaran kita banyak yang ditidurkan oleh empuknya dampak kebijakan Jakarta, banyak dari kita yang penting untuk kita pegang dan lestari sudah dikikis habis, sehingga yang terjadi adalah menjadi diri kita yang bertelanjang tidak memiliki pegangan hidup yang pasti ke depan. Budaya kita sedang dibunuh, agama kita menjadi terancam dikikis. Budaya dan agama adalah tren yang harus dihancurkan, ini teori kolonialisme, hal ini yang Indonesia sedang pakai terhadap peradaban orang Papua saat ini untuk menjajah orang Papua. Semua itu terjadi karena pemerintah kita sedang ditidurkan Jakarta sehingga konsekuensinya adalah kebijakan kalang kabur, selalu mengorbankan esensi dari pada rakyat kecil di daerah dan konflik di mana-mana.

Itu semua di atas adalah kasus yang perlu dijawab oleh orang Papua itu sendiri,pemerintah harus bijak mengambil langka kebijakan yang membangun manusia Papua. Pemerintah harus lawan Jakarta apabila kebijakan tidak sesuai kehidupan orang Papua dan tolak pemberian uang secara jumlah yang besar karena dengan banyak uang yang diberikan malah masyarakat banyak dibodohi dan semakin mudah terjadi konflik karena uang. Tuntut Jakarta menciptakan lapangan kerja yang dapat menghasilkan uang melalui kerja keras. Memang benar masalah Papua sangat kompleks itu menurut para pemimpin pemerintah daerah dan Jakarta tapi menurut orang Papua secara konfrensif adalah hanya satu jika Papua ingin damai sejahtera dan bahagia itu hanya satu ”Merdeka” dengan alasan bahwa kehadiran sistem Negara Indonesia di tanah Papua membuat orang Papua hidup di atas masalah.

Pesan saya sebagai akhir dari tulisan ini bahwa, ”Membangun kesadaran akan ideologi bangsa Papua sambil bertindak melawan,akan lebih baik demi untuk mengakhiri penderitaan bangsa Papua ini. Penting juga seketika kita berada di suatu tempat satu dua anak muda Papua berkumpul perlu kita menjadi saksi atas ketidakadilan Negara ini, sehingga secara umum mereka menyadari akan kekerasan yang terus terjadi di bumi Papua.” (Frans P/KM)

*) Penulis adalah anak muda Papua



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Papua Ditidurkan Oleh Jakarta!