BREAKING NEWS
Search

Orang Papua Tidak Peduli Sejarah Perjuangan Papua Melainkan Seribu Lilin Untuk AHOK

Foto: Dok, Prib Emiliano Y/KM
Oleh: Emiliano Kejora Yumte

OPINI, KABARMAPEGAA.COM – Rakyat Papua semuanya. Sungguh, ada sesuatu yang tidak betul di sini dengan psikologi publik di Papua. Mereka mudah tergerak dengan sesuatu yang jauh di luar sana, sementara yang terjadi di sekeliling mereka, di depan mata mereka, tidak ada reaksi serupa! Sebenarnya da apa di benak mereka? Apa pijakan dari aksi yang mereka lakukan? Saya merasa ini bukanlah suatu solidaritas kemanusiaan yang hakiki, melainkan minimal hanya sekedar meniru trend yang ada di ibukota sana.

Atau bisa jadi ada kepentingan politik yang menggerakkan mereka sebagaimana pendapat dari Tenia Kurniawati. Sebab, kalau itu memang demi. Kemanusiaan, seharusnya mereka itu terganggu juga dengan ketidakadilan, diskriminasi yang bertahun-tahun dialami Orang Papua! Di Papua sejak lama hukum dan aparat pelaksananya selalu. Dalam dua malam ini, seorang AHOK terlihat mendapat perlindungan extra ketat di dalam tahanan. Tetapi kalau AHOK itu seorang Papua, dua malam ini dia sudah babak belur dihajar aparat, disiksa habis! Korban-korban orang Papua semacam ini melalui jalan yang bisu, jangankan bakar lilin solidaritas, menjenguk ke tahanan dengan bunga atau serantang makan pun, tak pernah.

Mereka sunyi, tak terdengar, tak dikenal, malah dijauhi bak penderita penyakit menular Dan kehidupan di luar tembom sel dan penjara itu normal-normal saja. Bapak Filep Karma itu salah satu saksi bisu dari mental kepura-puraan publik di Papua ini. Buku hariannya selama mendekam di LP Abepura setelah dihukum secara diskriminatif dan sewenang2 oleh majelis hakim di PN Jayapura, bisa menjelaskan, siapa saja yang menaruh kasih padanya dengan datang menjenguk.

Atau jangan sampai barisan besar yang turun bakar lilin ini adalah kaum yang menikmati kemalangan orang Papua? Ini tentu cerminan jiwa yang sakit, jiwa yang patah sehingga tidak boleh kita terima sebagai sesuatu yang normal-normal saja.

Kakak punya tulisan ini menggelitik ke dalam hati saya yang makin membeku dengan rasa. Andai semua orang Papua baca tulisan ini, entah hati mereka sedikit, terbuka atau masih malas tahu atau hanya larut dalam keinginan dianggap hebat dari komunitas Melayu. Memang yang namanya keadilan itu harus diperjuangkan. Kemanusiaan juga harus diperjuangkan.

Mengapa Orang Papua Tidak Peduli Sejarah Perjuangan Papua Melainkan Seribu Lilin Untuk AHOK?

Jika hari ini AHOK yang kita saksikan mendapatkan ketidakadilan yang dipertontonkan hakim di negara ini, walau kita tahu bahwa putusan hakim itu mengikat dan tetap, tentu kita juga harus menyadari bahwa dalam konteks Papua, banyak sandiwara dan dramatis Hakim dalam persidangan yang menjerat banyak sekali orang Papua yang berjuang untuk sebuah kebenaran dan keadilan. Kita masih larut dalam cara pikir yang sudah di saing negara.

Kita masih menjadi pribadi yang konsuptif pasif dalam menelan jauh tentang fakta-fakta yang jauh lebih buruk dari apa yang dialami AHOK. Fakta kasus menegaskan bahwa, AHOK menyinggung Surat Almaida, sementara di Papua, perjuangannya adalah kemanusiaan dan keadilan. Perjuangan di Papua adalah perjuangan bangsa untuk keselamatan yang jauh dari jajahan, kemudian Negara turut mematikan semua aspek hingga manusia pun dimatikan.

Kita masih mengabaikan sebuah kebenaran di Negeri kami. Kasus dan peristiwa di Papua itu sesungguhnya jauh dari apa yang dialami oleh AHOK. Sayangnya, semua justru membuat terbalik, seakan kasus AHOK justru lebih kejam dari apa yang dialami Papua.

Pada hal, jika kita menelan kasus lebih riil, perbedaannya antara lain, yakni;

1) AHOK divonis karena menyinggung surat Almaida, walaupun dalam Vonis tersebut, Hakim terlihat berlebihan dan disaksikan publik, sementara menstrendnya tidak terlihat.

2) Korban di Papua itu karena memang adanya niat untuk menguasai tanah dan alam Papua, adanya niat kejahatan yang luar biasa dengan pencaplokan, maka kejahatan yang dialami bangsa Papua dari 1962 hingga kini adalah (a) adanya niat memunahkan bangsa Papa dengan ratusan ribu rakyat Papua yang sudah dibunuh dan terus terjadi pembunuhan; (b) Pengadilan selalu mengkriminalisasi OAP dan tidak ada keadilan; (c) Rakyat disiksa, diintimidasi dan dipenjarakan; (d) Kasus tabrak lari; (e) Pencurian kayu; (f) Pencurian Emas (g) Pencurian Ikan; (h) dan banyak lainnya.

* Penulis adalah Aktivis Papua, Tinggal di Papua

Editor: Frans Pigai


TAG

nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Orang Papua Tidak Peduli Sejarah Perjuangan Papua Melainkan Seribu Lilin Untuk AHOK