BREAKING NEWS
Search

Keluarga Asrama Taboria Adakan Seminar “Merajut Kembali Pengkaderan Orang Muda Katolik”


Ibu Erna Mahuse Saat Menyampaikan Materinya (Kiri) Silvester Kudia (sebelahnya), Drs. Yohanes Maturbongs (Sebelahnya) dan Mederator, Albertus Yatipai. (Foto: Yudas Nawipa/KM)
Jayapura, (KM)---Dalam rangka menyambut penutupan kegiatan Dies Natalis Asrama Katolik Tauboria Ke-40 Tahun 2016  pada tanggal 09 April 2016 mendatang, Keluarga besar Asrama Kotolik Tauboria menggelar Seminar yang berthemakan “Merajut Kembali Pengkaderan Orang Muda Katolik”.

Dalam seminar didatangkan pemateri sebagai berikut: 1.) Alumni Asrama Putir Nurjaya Ibu Erna Mahuse, berbicara mengenai Quwofadis Asrama Putri Katolik, 2.) Alumni Asrama Putra Tauboria, Silvester Kudiai berbicara mengenai Quwofadis Asrama Putra Katolik Tauboria dan 3) Rektor Asrama Tauboria, Drs. Yohanes Maturbongs berbicara mengenai Quwofadis Asrama Katolik Tauboria.

Menurut Ibu Erna Mahuse dalam penyampaian materinya, mengatakan, banyak masalah yang dihadapi dalam asrama-asrama katolik sebelum terlepas dari pihak keuskupan sampai setelah melepaskannya,”jelasnya.

“hal ini menuntut kita untuk lebih berpikir kearah yang lebih kritis. Membuka dialog bersama alumni dan keuskupan Jayapura,”kata singat dalam materi yang disampaikanya.

“hal ini dilakukan agar terjadi perubahan di dalam keluarga, basis, komunitas dan organisasi-organisasi katolik,”ungkapnya.

Lanjutnya, gereja selau eksis melihat sekolah-sekolah katolik dan asrama-asrama katolik. Tetapi, hal selalu tidak dinyatakan pada keuskupan,”katanya.
Ia mengajak, “kita harus berani berdialog dan berani untuk melawa ketidakadilan terhadap kebijakan yang salah. Agar ada pengkaderan-pengkaderan muda katolik timbul,”jelasnya.

Meski asrama belum direhabilitasi dari kesukupan. Tetapi, ia mengatakan, kita harus tetap akese dalam hidup yang mandiri,”bebernya.

Ini satu poin penting yang seharusnya, pihak keuskupan dapat berpikir pengkadaeran orang  muda katolik,”harapnya.

“kalau tidak begitu, kita kehilangan orang-orang muda yang kritis dan kader-kader orang muda katolik,”kata Ibu Erna.

Sementara itu, Alumni Asrama Katolik Tauboria, Silvester Kudiai, mengatakan, didikan orang muda katolik dapat dibagi dalam tiga zaman yaitu, zaman masa lalu, kini dan yang akan datang,”jelasnya.

Zaman masa lalu, kata dia, proses pembinaan dari para misionaris telah menyukseskan orang muda katolik yang handal. Itu tandanya bahwa zaman itu  sudah membuahi hasil yang baik,”katanya.

Sementara, zaman masa kini, nyatanya tidak dilakukan pembinaan yang serius seperti para misionaris. Akhirnya, proses itu tidak mendapatkan hasilnya yang matang,”ungkapnya.
“ini terjadi karena adanya perpecahan antara pihak gereja, keuskupan dan anak-anak yang mau di didik,”katanya.
Lanjutnya, “orang Papua gagal membangun orang Papua berdasarkan pembinaan-pembinaan misionaris,”bebernya.

Sementara yang akan datang, kata dia lagi, masa yang penuh dengan hilangnya jati diri saya sebagai anak katolik yang asli,”jelasnya.

“karena perjuangan agama lain hadir akan memusnakan agama katolik secara besar-besaran. Jika terjadi, maka, identitas kita sebagai orang katolik akan hlilang,”ungkapnya.

Ia mengaku, gereje harus lebih melihat masalah ini dengan serius. Karena proses ini meski waktunya jauh. Tetapi, proses ini akan berjalan dengan cepat,”jelasnya.

(Yudas Tubou Nawipa/KM)



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Keluarga Asrama Taboria Adakan Seminar “Merajut Kembali Pengkaderan Orang Muda Katolik”