BREAKING NEWS
Search

Praja IPDN Non Papua Atasnamakan Papua Ditolak IMASEPA Jabar

Mahasiswa Papua Jabar Melakukan Foto Bersama di Asrama Papua Bandung. (Foto: Jebulon Bunai/KM)
Bandung, (KM)----Badan Pengurus Harian Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua Jawa Barat (BPH IMASEPA JABAR) menolak dengan tegas calon praja Institut Pemerintahan Dalam Begeri (IPDN) yang bukan Orang Asli Papua dan Papua Barat yang mengatasnamakan dirinya utusan Provinsi Papua dan Papua Barat.

Pernyataan tersebut disampaikan saat IMASEPA Jabar melakukan diskusi yang bertajuk “Pendidikan untuk Mengabdi di Papua” yang di dalamnya membahas tentang penerimaan mahasiswa calon Praja IPDN, Selasa, (21/06/2016).

Demikian, dikatakan, Ketua IMASEPA JABAR Yakub J. Peyon kepada wartawan, Rabu, (22/06/16).

Kata dia, selama ini praja OAP yang mewakili dari kabupaten masing-masing baik Provinsi Papua dan Papua Barat untuk belajar di IPDN sangat sedikit. Bahkan, sebagian besar yang lolos menjadi praja sebenarnya berasal dari berbagai daerah lain seperti Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan daerah lainnya.

"Tentunya ini sangat merugikan bagi Orang Asli Papua, karena dana yang digelontorkan sangat besar dan dana ini berasal dari APBD Papua dan Papua Barat," katanya.

Lanjutnya, para praja yang mewakili Papua dan Papua Barat seharusnya kembali ke Papua dan Papua Barat untuk membangun negeri asal mereka dan membuat kualitas pemerintahan di Papua dan Papua Barat menjadi lebih baik. Tapi hal tersebut tidak terlaksana dengan baik.

Sehingga di tahun ini, 2016, pihaknya meminta Pemda Provinsi Papua dan Papua Barat dapat memperhatikan hal-hal yang semacam itu,“ tandasnya.

Menurut dia, para praja yang telah lulus lebih banyak memilih di daerah asal mereka, bukan Papua dan Papua Barat.

"Tentu saja hal ini sangat merugikan Papua dan Papua Barat, kita susah-susah membiayai sekolah mereka, Namun, mereka tak mau mengabdi untuk Papua dan Papua Barat, "ujarnya mengulang pernyataanya.

Selain itu, dia juga menyampaikan beberapa hal lain terkait mahalnya sekolah di IPDN yang mencapai Rp 200-300 Juta.

Sehingga hal itu, ia menolak tegas korupsi, kolusi, dan nepotisme yang terjadi di Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat terhadap proses seleksi IPDN,

"Jangan jadikan seleksi praja IPDN sebagai lahan bisnis kami juga. Ia berharap agar Provinsi Papua dan Papua Barat memprioritaskan generasi muda asal Papua dan Papua Barat, bukan daerah lain untuk mewakili Papua dan Papua Barat sesuai Amanat UU Otsus,”ungkapnya.

Apabila Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat tidak menyeleksi IPDN untuk Orang Asli Papua dengan baik maka

kami IMASEPA JABAR akan mengancam para pejabat-pejabat yang 'bermain' dalam proses seleksi praja IPDN agar tidak mengirimkan praja Non Papua dan Papua Barat untuk mewakili.

“Jika tetap ada maka IMASEPA JABAR akan bertindak tegas dengan mengembalikan mereka secara paksa”.ungkapnya.

Sementara itu, ketika kabarmapegaa.com meminta tanggapan Rektor IPDN Prof. Dr. Ermaya Suradinata, melalui Via Selullernya tentang hasil Keputusan Panitia SPCP IPDN 2016 dengan nomor: 892.1-5 tertanggal: 10 Juni 2016 mengatakan pihaknya, hanya lebih memilih untuk menunggu proses seleksi oleh panitia karena dalam tahapan seleksi kami tidak mempunyai kewenangan untuk mengatur.

“Sehingga, pihaknya hanya memberikan saran untuk langsung berdiskusi dengan Kemendagri dan kedua provinsi sasaran sehingga penyampaiannya tepat sasaran dan mendapat jawaban yang signifikan."ujar Ermaya.


Pewarta    : Leonardus O. Magai

Edtitor       : Alexander Gobai



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Praja IPDN Non Papua Atasnamakan Papua Ditolak IMASEPA Jabar