Pada saat Polisi pantau situasi di TKP, Foto; dok Soleman I/KM |
Oleh: Soleman Itlay
ARTIKEL, KABARMAPEGAA.COM - Kondisi kota Jayapura belakangan ini semakin tidak kondusif. Kejadian demi kejadian terus menghantui ketertiban bagi masyarakat umum. Setelah kejadian motif tabrak lari tak kelihatan. Kini muncul lagi pembunuhan, pembacokan dan penembakan.
Akhir Apirl lalu, Andre Marweri ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di lapangan Buper, Waena distrik Heram, tepat pada 30 April 2017. Memasuki Mei, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasi, Dr. Suwandi dibunuh oleh orang tak dikenal (OTK) di Buper Waena. Pelaku menghadang Suwandi dan menewaskannya dengan parang ketika korban hendak pulang ke rumah, tepat pada 11 Mei 2017.
Tempat yang berbeda, di Netar distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura seorang wanita bernama Fitri Diana tewas di jalan setelah dihadang oleh OTK. Korban yang saat itu hendak ke Sentani bersama-sama dengan anggota polisi, Brigpol Paul Tomatala terpaksa meninggal keluarga terkasih pada 11 Mei 2017. Pada hari yang sama, manusia bertopeng yang selama ini menganggu aktivitas di sepanjang belakang kampus Uncen, kembali bereaksi. Manusia bertopeng itu menghadang 11 anak dan remaja di jalan Manawir, Kota Raya Dalam Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Tidak berhenti sampai disitu, pada Jumat, (19/05/2017) ditemukan seorang wanita di depan PLTD Waena. Aparat menduga kuat, pelakunya adalah masyarakat di Somel perumnas 3 Waena. Sekitar dua pria muda yang saat itu berada di tikungan ditembak langsung oleh aparat dari jajaran Polres kota Jayapura. Berselang 15 menit kemudian, aparat keamanan menyeisir penghuni asrama Rusunawa, Vietnam kota Jayapura.
Malamnya, korban bernama Pius Kulua bersama adiknya dibacok oleh sekelompok warga (non Papua) di samping Seminari Menengah Waena. Kasus ini polisi berhasil mengamankan sejumlah pelaku. Selain itu, dikabarkan pula tiga orang Papua lainnya ditemukan di tempat yang berbeda. Ada yang ditemukan di Kamkey, Pasar Youtefa dan Polimak. Kemarin, Rabu, (24/05/2017) di Kamkey juga seorang pria bersama istrinya diserang oleh OTK di dalam rumah. Sampai saat ini hampir semua kasus polisi belum menangkap pelakunya.
Lagi-lagi pada hari kebangkitan Isa Almasi di kota Jayapura hari ini, Kamis (25/05/2017) diwarnai dengan aksi kericuan. Kejadian ini bermula dari pembakaran sebuah buku tentang kekristenan (bukan kitab suci). Pembakaran buku tersebut diduga kuat dilakukan oleh oknum anggota TNI Makorem 172/PWY dekat pangkalan ojek, depan Wisma Korem, Padang Bulan.
Dari kejadian ini, tiga orang warga asli Papua ditembak oleh militer ditengah keramain. MMereka yang ditembak adalah Viktor Pulando, Eli Siep dan Alvian Ukago. Ketiganya ditembak dalam tidak tahu apa-apa. Mereka masuk dalam keramain itu untuk memastikan apa yang terjadi. Kejadian itu mulai picah pada siang sekitar pukul 13.30 WIT. Pulando dan rekannya Eli sementara dirawat di rumah sakit Dian Harapan. Sementara Ukago dirawat di rumah sakit umum daerah Abepura.
Korban, Viktor Pulando mengaku sudah tinggalkan tempat kejadi, kurang lebih 100 meter. Mantan pemain Persipura ini sempat meninggalkan Wisma korem lalu menuju ke asrama Nabire, Padang Bulan. Namun Pulando mengaku ditembak dari arah belakang, tepat dari pangkalan ojek jalan masuk perumnas empat. Ia, mengaku kaget ketika dirinya mulai rasa sakit di bagian bahu kanan. Bahkan korban membenarkan bahwa aparat tidak memberikan tembakan peringan ke udara. Malah ditembak langsung ke arah masyarakat.
“Aparat bukan tembak diatas tapi tembaknya ke arah masyarakat. Makanya masa bubar, kita sudah turun di asrama Paniai. Mereka dari pangkalan tembak membabi buta ke bawah. Kaget, saya kena di bahu kanan sini. Tadi sudah ronseng, hasilnya agak melebar ke dalam, ke dekat jantung. Ada serpihannya masih ada di dalam”, kata Viktor Pulando kepada kabar mapega di rumah sakit dian harapan sambil menunjukkan luka tembanya, (25/05/2017).
Dari tempat yang sama, Eli Siep mengatakan, dirinya tidak berniat untuk melakukan serangan terhadap anggota TNI yang menembaknya. Hanya dari arah Poltekes naik untuk mencari tahu apa terjadi di depan Wisma Korem. Dari dekat pangkalan, jalan turun poltekes hendak menuju ke tempat pembakaran buku. Ia, kemudian terjatuh tiba-tiba. Lihat begini, ternyata kaki kanannya kena tembakan. Rupanya, militer yang berada di sekitar itu sudah ukur ketika korban hendak melangka maju.
“Saya dari arah poltekes naik ke arah-arah atas. Tempat orang kupul situ. Saya mau belok kea rah kanan jalan, tiba-tiba kaki saya geram langsung. Saya lihat begini, ternyata saya tertembak. Kaki kanan saya terluka. Kayaknya, tentara dorang sudah ukur baik. Jadi, pas saya buang kaki kiri ke depan dulua dan mau angkat kaki kanan begini langsung saya jatuh. Karena mereka tembak saya. Saya dibantu oleh teman-teman dari pesisir Papua”, kata Eli Siep sambil berbaring di IGD Dian Harapan.
Sementara Alvian Ukago kena peluru di kaki kanan. Ketiga korban sekarang dalam perawatan medis. Bahkan serpihan peluruh sampai saat ini belum dikeluarkan. Malam tadi, ketiganya dikabarkan akan melakukan pengobatan di rumah sakit Bhayangkara, Kota Raya Dalam milik Polda Papua. Pelakunya, sampai saat ini belum diketahui. Pihak Pomdam Cenderawaih dan Ditkrimum Polda masih mendalami kasus tersebut.
Menanggapi kondisi tersebut, Kabid Humas Polda Papua, Pol Drs. Ahmad Mustofa Kamal siaran pers mengatakan, kasus tersebut sudah ditangani oleh Pomdam Cenderawasih dan Ditkrimum Polda Papua. Untuk itu, pihaknya berharap kepada masyarakat agar kondisi di kota Jayapura tetap kondusif dan melaksanakan aktivitasnya seperti sedia kala.
“Kasus ini sudah ditangani oleh Pomdam Cenderawasih dan Ditkrimum Polda Papua. Untuk itu diharapkan masyarakat dapat menahan diri agar situasi di kota Jayapura lebih kondusif. Dan masyarakat kota Jayapura dapat melaksanakan aktivitasnya seperti sedia kala”, demikian kata Kabid Humas Polda Papua, Pol Drs. Ahmad Mustofa Kamal kepada media pada hari Kamis. (muyepimo/KM)
* Penulis adalah Mahasiswa Papua sekaligus Aktivis Papua, Tinggal di Papua
ARTIKEL, KABARMAPEGAA.COM - Kondisi kota Jayapura belakangan ini semakin tidak kondusif. Kejadian demi kejadian terus menghantui ketertiban bagi masyarakat umum. Setelah kejadian motif tabrak lari tak kelihatan. Kini muncul lagi pembunuhan, pembacokan dan penembakan.
Akhir Apirl lalu, Andre Marweri ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di lapangan Buper, Waena distrik Heram, tepat pada 30 April 2017. Memasuki Mei, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasi, Dr. Suwandi dibunuh oleh orang tak dikenal (OTK) di Buper Waena. Pelaku menghadang Suwandi dan menewaskannya dengan parang ketika korban hendak pulang ke rumah, tepat pada 11 Mei 2017.
Tempat yang berbeda, di Netar distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura seorang wanita bernama Fitri Diana tewas di jalan setelah dihadang oleh OTK. Korban yang saat itu hendak ke Sentani bersama-sama dengan anggota polisi, Brigpol Paul Tomatala terpaksa meninggal keluarga terkasih pada 11 Mei 2017. Pada hari yang sama, manusia bertopeng yang selama ini menganggu aktivitas di sepanjang belakang kampus Uncen, kembali bereaksi. Manusia bertopeng itu menghadang 11 anak dan remaja di jalan Manawir, Kota Raya Dalam Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Tidak berhenti sampai disitu, pada Jumat, (19/05/2017) ditemukan seorang wanita di depan PLTD Waena. Aparat menduga kuat, pelakunya adalah masyarakat di Somel perumnas 3 Waena. Sekitar dua pria muda yang saat itu berada di tikungan ditembak langsung oleh aparat dari jajaran Polres kota Jayapura. Berselang 15 menit kemudian, aparat keamanan menyeisir penghuni asrama Rusunawa, Vietnam kota Jayapura.
Malamnya, korban bernama Pius Kulua bersama adiknya dibacok oleh sekelompok warga (non Papua) di samping Seminari Menengah Waena. Kasus ini polisi berhasil mengamankan sejumlah pelaku. Selain itu, dikabarkan pula tiga orang Papua lainnya ditemukan di tempat yang berbeda. Ada yang ditemukan di Kamkey, Pasar Youtefa dan Polimak. Kemarin, Rabu, (24/05/2017) di Kamkey juga seorang pria bersama istrinya diserang oleh OTK di dalam rumah. Sampai saat ini hampir semua kasus polisi belum menangkap pelakunya.
Lagi-lagi pada hari kebangkitan Isa Almasi di kota Jayapura hari ini, Kamis (25/05/2017) diwarnai dengan aksi kericuan. Kejadian ini bermula dari pembakaran sebuah buku tentang kekristenan (bukan kitab suci). Pembakaran buku tersebut diduga kuat dilakukan oleh oknum anggota TNI Makorem 172/PWY dekat pangkalan ojek, depan Wisma Korem, Padang Bulan.
Dari kejadian ini, tiga orang warga asli Papua ditembak oleh militer ditengah keramain. MMereka yang ditembak adalah Viktor Pulando, Eli Siep dan Alvian Ukago. Ketiganya ditembak dalam tidak tahu apa-apa. Mereka masuk dalam keramain itu untuk memastikan apa yang terjadi. Kejadian itu mulai picah pada siang sekitar pukul 13.30 WIT. Pulando dan rekannya Eli sementara dirawat di rumah sakit Dian Harapan. Sementara Ukago dirawat di rumah sakit umum daerah Abepura.
Korban, Viktor Pulando mengaku sudah tinggalkan tempat kejadi, kurang lebih 100 meter. Mantan pemain Persipura ini sempat meninggalkan Wisma korem lalu menuju ke asrama Nabire, Padang Bulan. Namun Pulando mengaku ditembak dari arah belakang, tepat dari pangkalan ojek jalan masuk perumnas empat. Ia, mengaku kaget ketika dirinya mulai rasa sakit di bagian bahu kanan. Bahkan korban membenarkan bahwa aparat tidak memberikan tembakan peringan ke udara. Malah ditembak langsung ke arah masyarakat.
“Aparat bukan tembak diatas tapi tembaknya ke arah masyarakat. Makanya masa bubar, kita sudah turun di asrama Paniai. Mereka dari pangkalan tembak membabi buta ke bawah. Kaget, saya kena di bahu kanan sini. Tadi sudah ronseng, hasilnya agak melebar ke dalam, ke dekat jantung. Ada serpihannya masih ada di dalam”, kata Viktor Pulando kepada kabar mapega di rumah sakit dian harapan sambil menunjukkan luka tembanya, (25/05/2017).
Dari tempat yang sama, Eli Siep mengatakan, dirinya tidak berniat untuk melakukan serangan terhadap anggota TNI yang menembaknya. Hanya dari arah Poltekes naik untuk mencari tahu apa terjadi di depan Wisma Korem. Dari dekat pangkalan, jalan turun poltekes hendak menuju ke tempat pembakaran buku. Ia, kemudian terjatuh tiba-tiba. Lihat begini, ternyata kaki kanannya kena tembakan. Rupanya, militer yang berada di sekitar itu sudah ukur ketika korban hendak melangka maju.
“Saya dari arah poltekes naik ke arah-arah atas. Tempat orang kupul situ. Saya mau belok kea rah kanan jalan, tiba-tiba kaki saya geram langsung. Saya lihat begini, ternyata saya tertembak. Kaki kanan saya terluka. Kayaknya, tentara dorang sudah ukur baik. Jadi, pas saya buang kaki kiri ke depan dulua dan mau angkat kaki kanan begini langsung saya jatuh. Karena mereka tembak saya. Saya dibantu oleh teman-teman dari pesisir Papua”, kata Eli Siep sambil berbaring di IGD Dian Harapan.
Sementara Alvian Ukago kena peluru di kaki kanan. Ketiga korban sekarang dalam perawatan medis. Bahkan serpihan peluruh sampai saat ini belum dikeluarkan. Malam tadi, ketiganya dikabarkan akan melakukan pengobatan di rumah sakit Bhayangkara, Kota Raya Dalam milik Polda Papua. Pelakunya, sampai saat ini belum diketahui. Pihak Pomdam Cenderawaih dan Ditkrimum Polda masih mendalami kasus tersebut.
Menanggapi kondisi tersebut, Kabid Humas Polda Papua, Pol Drs. Ahmad Mustofa Kamal siaran pers mengatakan, kasus tersebut sudah ditangani oleh Pomdam Cenderawasih dan Ditkrimum Polda Papua. Untuk itu, pihaknya berharap kepada masyarakat agar kondisi di kota Jayapura tetap kondusif dan melaksanakan aktivitasnya seperti sedia kala.
“Kasus ini sudah ditangani oleh Pomdam Cenderawasih dan Ditkrimum Polda Papua. Untuk itu diharapkan masyarakat dapat menahan diri agar situasi di kota Jayapura lebih kondusif. Dan masyarakat kota Jayapura dapat melaksanakan aktivitasnya seperti sedia kala”, demikian kata Kabid Humas Polda Papua, Pol Drs. Ahmad Mustofa Kamal kepada media pada hari Kamis. (muyepimo/KM)
* Penulis adalah Mahasiswa Papua sekaligus Aktivis Papua, Tinggal di Papua
0 thoughts on “ Tiga Warga Papua Ditembak, Polda Papua Minta Masyarakat Tetap Menahan Diri”