BREAKING NEWS
Search

Pasar Mama-mama OAP di Nabire, Sudah Tidak ada Tempat Jualan Lagi

Kondisi Mama-mama Papua  Jualan hasil tanaman serta hasil anyaman noken di sepanjang Jalan. Emperan toko, diatas tempat sampah, diatas trotoar jalan, dan diatas aspal jalan, dengan beralaskan karton dan karung.(Foto: Jhon/KM)

Nabire, (KM) -- Sangat memprihatinkan kondisi mama-mama Pasar Papua (OAP) di pasar Sentral kota Nabire (Pasar Karang dan Oyehe). Mereka mengalami kesulitan mendapatkan tempat jualan yang layak untuk menjual hasil tanaman; sayur-sayuran (sayur daun singkong, daun pepaya, daun ubi, sayur kangkung), ubi, petatas, singkong, dan hasil tanaman lainnya. Juga jualan hasil kreatifitas mama-mama papua;Noken, parang biak, topi, kalung dan gelang tangan lainnya.

Di pasar karang, mama-mama pasar masih terlihat berjualan di tempat yang tak layak. Di Emperan toko, diatas tempat sampah, diatas trotoar jalan, dan diatas aspal jalan, dengan beralaskan karton dan karung.

Saat wawancara dilapangan, Kamis, (22/06) di Pasar Karang, kata seorang mama pasar, Feronika Degei, mengatakan  mereka sejak berjualan di pasar karang belum perna ada pemeratan tempat jualan didalam pasar.

"Dari dulu kami jualan di tempat seperti ini." ucap mama Feronika.

Lanjut Degei, saya mulai berjualan di pasar Karang sejak tahun 2007 sampai saat ini Pertamakali saya mulai jualan sampai saat ini, belum  mendapatkan tempat yang layak seperti di dalam pasar agar terhindar dari panas matahari.

"Sayur-sayur ini sering kami bawa pulang karena tak terjual. Juga cepat layu karena kena panas matahari." lanjut ibu berusia 28 tahun itu sambil sirami sayur kangkung dan daun singkong agar tak layu.
Jualan Mama-mama Papua yang kena terik  panasnya  matahari, sehingga menyebakan layu. (Foto : Jhon/KM)

Tambahnya, dalam situasi pasar seperti itu kami mama-mama asli Papua bertahan berjualan disini, demi untuk  menghidupi keluarga, dan membiayai sekolah bagi anak-anak kami.

"Tapi jarang terjual semua. kalau laku semua itu untung kurang dari Rp. 250.000, rupiah. Tapi kalau tidak laku, pembeli sepih,;kami bisa dapat 50.000, rupiah kebawa." Ucap ibu dari 4 anak," Pungkasnya.

 Sisah jualan kami buang, ada yang kami bagi kepada teman-teman penjual lain. "Sayur yang tersisah itu kami bagikan kepada teman-teman yang jual Nota, Petatas, Singkong. Mereka juga bagikan kepada kami, kalau tidak laku," pungkas degei lagi.

selain itu, hal yang sama di alami oleh mama-mama penjual hasil kreatifitas, kerajinan tangan di Pasar Oyehe.

Terlihat berjejer di sepanjang jalan Merdeka, mulai dari, tepat di depan kusumafoto hingga perempatan jalan Tugu cendrawasih. Terlihat hiasan Noken yang mereka gantungkan di tali, juga di jejerkan di atas trotoar dan emperan tokoh.

Juga, dari arah barat, tepat di tepih Mesjid Al Falla, hingga di puntu masuk, agapura taman Gizi, juga terlihat demikian. Mama-mama pengail noken ini berjualan sambil ngail noken disana.

Semenatar itu, Mama Papua yang juga menjual hasil anyaman noken, Margareta Yobe, juga senasib dengan Mama degei. Ia juga  mengatakan kondisi didalam pasar sudah padati dengan bangunan-bangunan yang di bangun.
Hasil anyaman noken, Margareta Yobe, yang berjejeran di sepanjang Jalan, depan kusumafoto hingga perempatan jalan Tugu cendrawasih. (Foto : Jhon/KM)
"Sekarang kami jual disini saja. Ini bangunan-bangunan besar yang mereka buat, ini yang buat kami tidak dapat tempat." kata mama Margareta Yobe.

Kekwatiran mama-mama Pasar di Oyehe dan Karang, dalam berapa tahun mendatang sudah tidak mendapatkan tempat yang tak layak sekalipun. Karena akan dipadati lagi oleh gedung-gedung besar.

"Sekarang kami sudah bergeser di tepih jalan. Besok-besok kami tidaktauh mauh jualan dimana lagi?" pungkasnya Mama Yobe sambil ngail noken Motif rasta.

Pewarta : Jhon Gobai
Editor    : Manfred Kudiai



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Pasar Mama-mama OAP di Nabire, Sudah Tidak ada Tempat Jualan Lagi