Sesi fhoto bersama, usai serangkaian kegiatan berakhir, Kamis (01/12) siang, di Jalur Gaza, Amban Manokwari. (Fhoto : Petrus Yatipai/KM)
|
Manokwari, (KM) – Komite Nasional Papua Barat di
Manokwari, bersama rakyat Papua, melakukan kegitan Ibadah ini, yang jelas, dalam
rangka memperingati hari deklarasi Negara Republik West Papua, 1 Desember 1961
dan sekarang 1 Desember 2016 yang ke 55 tahun. Ini hari bersejarah dan setiap
Bangsa Harus wajib untuk mengetahui atau mengingat kembali sejarahnya, yang sudah pernah dia lalui.Sehingga ia bisa
mengetahui identitas yang sebenarnya, jati diri dari mana, lahirnya Bangsa itu
dari mana, dan kedepan seperti apa. Sehingga, kita mengucap syukur dan
memperingati dalam bentuk Ibadah, bahwa kita ada punya sejarah sebagai satu
Bangsa. Karena Tuhan sudah menciptakan sebagai satu Bangsa. Maka, kita perlu
melihat sejarah itu.
Demikian disampaikan Ketua KNPB Wilayah Mnukwar, Alexander Nekenem,
seusai Ibadah pada jumpah yang digelar disekretariat umum KNPB dan PRD,
ditengah-tengah ratusan massa pro kemerdekaan Papua yang menghadiri disana,
Kamis, (01/12) siang tadi, di Amban Manokwari – Papua Barat.
1 Desember 2016 tidak digelarnya aksi, karena kata
Alex, 1 Desember adalah hari untuk diperingati persolan sejarah, bukan lagi ini
dukungan atau aspirasi,ungkapnya.
“Kita tidak turun jalan karena, ini bukan Agenda
yang sifatnya aspirasi, tapi, ini hanya bersifat kita mengingat kembali sejarah kita.
Terus, bagimana kita melihat situasi perjuangan hari ini. Yang jelasnya, ketika
ada agenda-agenda dukungan kita akan aksi atau turun jalan. Hari ini hanya
bersifat Ibadah dan memperingati”.
Dikatan Alex, isu West Papua di Negara-Negara
Melanesia di Pasifik, mereka sedang mendorong Papua menuju Full
Members melalui ULMWP,katanya.
“Isu Pasifik hari ini, memang khusus Negara-negara
Melanesia, pada dasarnya mereka sedang mendorong untuk West Papua harus masuk
ke MSG menjadi Full Members, atau sekarang yang kita bilang, Liberation
Movement For West Papua, mendorong Papua untuk segera menjadi Full Members".
Karena, kata Nekenem, itu sebuah kemajuan politik,
ini terus kita berjuang menyuarakan aspirasi atau mendukung Negara-negara yang sedang
memperjuangkan ingin untuk kita masuk full members itu. Itu yang sedang kami perjuangkan.
Terkait Papua menjadi Full Memebers di MSG, kata
dia, 20-23 Desember 2016 ini akan dilaksanakan di Vanuatu,jelasnya.
“momennya pada tanggal 20-23 Desember di Vanuatu,
itu rencana kegiatannya akan berjalan”.
Sebagai bentuk dukungan Nasional rakyat Papua,
KNPB sebagai media akan terus memediasi rakyat mendukung agenda internasional
ULMWP menuju MSG sebagai anggota penuh,ujar Ketua KNPB itu.
“kita rakyat Papua akan selalu mendukung. Dari
Komite Nasional Papua Barat, kami sebagai Media, kita pasti akan selalu
mendukung dan memediasi apa yang menjadi keinginan rakyat, dan itu yang terus kita
akan turun jalan bersama rakyat".
Dikatakan Ketua, West Papua sebagai full members di
MSG, itu tujuan kami rakyat Papua, bagimana Ras, harkat, identitas, Budaya, dan
jati diri Bangsa Papua itu bisa dihargai
diseluruh Dunia, ketika berada pada Rumah kita di Melanesia. Sehingga, itu mengembalikan jati diri kita.
Terkait dengan maklumat Kapolda Papua Barat, yang
dikeluarkan pada beberapa waktu lalu, kemudian berujung terjadinya penangkapan kepada
Ketua KNPB bersama anggotanya di Lampuh Merah Wosi, saat membagikan selebaran
untuk tanggal 1 Desember 2016 yang adalah sebagai bentuk pemberitahuan kepada masyarakat public untuk mengetahui. Soal penangkapan disaat itu, Alexander Nekenem, menanggapi, bukan tindak pidana yang mereka lakukan. Mereka turun hanya membagikan pemberitahuan dalam bentuk selebaran saja,bebernya.
“kami disaat itu, sudah jelas bahwa tidak ada
tindak pidana didalam yang kami buat,criminal seperti itu tidak ada. Yang jelas
bahwa disaat itu kami hanya turun hanya membagikan selebaran untuk menyampaikan
bahwa, kami akan memperingati hari bersejerah kita, 1 Desember. Dan kami
membagi selebaran untuk rakyat umum, bukan hanya orang Papua atau pribumi Papua
saja. Biar ia harus tahu sejarah Papua, sehingga kami harus sampaikan secara terbuka
melalui selebaran kita harus sampaikan".
Terkait Maklumat Kapolda Papua Barat diatas, dikatan
Alex, telah jelas, ini sudah masuk
tingkatan diskriminasi rasial yang lebih tinggi. Kita bicara demokrasi tapi, ini
sudah sampai mengarah ras suatu Bangsa bahwa, rakyat Papua tidak dihargai
sebagai hak diatas dia punya tanah.
Diakhir wawancaranya, Alex, menghimbau rakyat Papua
tidak mudah terpancing dengan situasi politik yang sedang dipermaikan oleh
Negara Republik Indonesia. Negara-negara kapitalis Dunia yang hari ini bagimana
Dunia merebut atau menguasi tanah Papua dan kekayaan Alamnya. Jadi, bagaimana Pandai
untuk melihat situasi persolan yang ada, dan jangan terprovokasi dengan
propaganda colonial dengan isu-isu yang dibangun melalui Gereja atau melalui
apa saja yang membuat hari ini rakyat tidak focus pada tujuan yang ingin merdeka
atau mendirikan sebuah Bangsa, yang hari ini Tuhan inginkan.
Lalu, Melkibles Kabid, (Sekjen Dewan persiapan kemerdekaan
dan persiapan kedaulatan Melanesia Barat), mengatakan ketika kita menghormati
momen-momen bersejarah bagi Orang Papua, Indonesia dan Bangsa di Dunia yang
berkepentingan dengan persolan Papua, dikesempatan itulah pintu pemberitahuan
nampak untuk dia harus sadar atas perbuatannya untuk melihat kembali,ucapnya.
“Secara komunitas revolusi, kita wajib untuk
menghormati semua momen-momen bersejarah Bangsa kita. Karena pada waktu kita
melakukan tindahkan itu, maka, itu kita sudah memberitahu kepada Indonesia dan
Bangsa-bangsa lain yang dia berhubungan erat dengan persolan kita, dia
menyadari bagian itu”.
Kata Kabit, memberikan suatu penjelasan tersendiri
kepada Indonesia dan Negara yang erat hubungannya dalam persoalan sejarah Papua
dulu, disaat-saat orang Papua merayakan
momen-momen bersejarah untuk mengetahui posisi dia sebagai Negara perwalian itu,
Untuk melihat kembali perjanjian-perjanjian masa lalu yang menjadi fundamental
bagi Bangsa Papua Melanesia untuk membicarakan dia punya status politik.
“Kita perlu memberi satu ruang penjelasan, memberi
wacana bagi Indonesia dan Negara-negara lain yang berhubungan dengan persolan
kita tentang, status kita, posisi kita, bahwa Bangsa kita, Kominitas Bangsa
kita, tidak diam dengan persolan itu. Tapi, kami terus berbicara dengan berbagai
tindahkan dan akan membangun Sayap-sayap bukti kita, membangun sayap diplomasi
kita, diberbagai belahan Bumi untuk menyuarakan kepentingan masa depan Bangsa
kita”.
“Dari kondisi ini, kita perlu memberitahu pada
Indonesia bahwa ini merupahkan satu proses yang mengingatkan dia sebagai Negara
perwalian untuk mengetahui posisi dia tentang kita sesuai denganbperjanjian-perjanjian
masa lalu yang menjadi fundamental bagi Bangsa Papua Melanesia untuk membicarakan
dia punya status politik”.
Kata dia, momen-momen bersejarah adalah suatu
pemberitahuan khusus kepada penjajah bahwa inilah kita Melanesia. Karena kata
dia, kondisi ini muncul karena bermulanya suatu perlawanan yang berimbas muncul
juga pelanggaran HAM tanpa memperhatikan asas-asas landasan hukum secara benar,
ungkapnya.
“Kemudian bagian kita memperinganti setiap tahun,
bukan saja 1 Desember, tapi semua momen,
1 Juli dan lainnya, supaya kita mengingatkan Bangsa itu. Sebab, kondisi ini
muncul karena bentuk perlawanan. Ini bentuk perlawanan kita yang kita nyatakan
kepada Bangsa-bangsa itu, kepada Bangsa penjajah bahwa inilah kita . kita tidak
menerima cara-cara itu. Dan mau memberitahukan secara khusus bahwa ada
pelanggaran HAM yang ko buat karena penyelewengannya itu. Penyelewengan
terhadap asas-asas standing position. Kita harus memberitahu kepada dia”.
Kata dia, Sekarang kita sudah mendapat dukungan Dunia sudah 87% ada
ditangan kita. Sekarang, kita tinggal melengkapi bagian-bagian yang menjadi
masalah internal, itu saja,jelasnya.
Dirinya juga menyingung terkait maklumat Kapolda
Papua Barat, dan Kadit katakan ini hanyalah sebuah mimpi disiang bolong saja,
seperti itu. Ya, Kapolda boleh saja bicara itu. Kami juga punya hak untuk
memperjuangkan apa yang menjadi hak kami.
Disela-sela itu, Sekretaris Jendral Parlemen
Rakyat Daerah (PRD) wilayah Mnukwar, Rafael Natikime, menyampaikan himbauan
secara lisan kepada rakyat Asli Melanesia di Papua (Sorong-Merauke) untuk diketahui, pada giliran jumpah pers yang diterima wartawan media ini.
Pertama, Kami dari parlemen Rakyat Daerah juga
adalah Pemerintahan West Papua, mengatakan kepada pemilik Negeri diatas tanah
yang indah ini, serta orang non Papua yang sedang datang cari makan juga, sebagai
himbauan untuk kita semua bahwa, hari ini tanggal 1 Desember 2016 adalah Hari
Ulang Tahun West Papua ke-55th
Kedua, Kepada rakyat West Papua untuk bersama-sama
dengan masyarakat non Papua yang ada bersama-sama diatas tanah Papua, untuk
menjaga keamanan Kamtikmas.Kita menjaga bersama-sama sehingga tidak terjadi
yang namanya konflik, unsur Sara ini kita harus jauhi. Tidak boleh ada pihak
ketiga yang pancing situasi diatas tanah ini.
Ketiga, Papua Merdeka tetap mulus. Dia punya jalan
sendiri ada. Sehingga, tidak boleh ada gerakan-gerakan tambahan. Orang Papua,
tidak boleh mudah terpancing dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak
ketiga untuk mengacaukan keadaan atau situasi ada, hal itu tidak boleh.
Keempat, Indonesia, kalau sudah gagal berpikir,
jangan bikin gerakan tambahan diatas tanah ini. Jangan paksakan orang papua
jadi, orang Indonesia. Kami Bangsa yang besar, kami hendak menentukan nasib
sendiri. Ingin berdaulat diatas negeri kita sendiri, seperti Bangsa yang lain.
Sehingga, sudah gagal berpikir, jangan munculkan slogan-slogan murahan. Tidak
pernah akan mempengaruhi ideology Bangsa Papua untuk Merdeka.
Kelima, Untuk Gereja-gereja, mohon supaya
mendoakan perjuangan rakyat West Papua. Ini suara rakyat, ini suara umat Tuhan.
Jadi, mohon mendoakan. Jangan menjebak umat dalam kegiatan politik. Gereja
tidak boleh berpolitik. Kalau anda
ditugaskan sebagai Hamba Tuhan, layani yang benar, sesuai tugas yang diberikan.
Jangan bawah jemaat, korbankan jemaat. Gereja hanya berbicara soal Firman Tuhan
saja. Pendeta jangan berpolitik, Gembala jangan berpolitik, Pastor jangan
berpolitiik.
Keenam, hari ini di Papua, sedang terjadi situasi
yang cukup tegang. Ada pembunuhan dimana-mana. Orang Papua setiap saat duka
diatas duka, itu proses. Sehingga, yang harus kita orang Papua lakukan adalah
waspada.
Ketujuh, Indonesia segera menjawab surat yang diberikan
oleh PBB untuk dijawab. Surat pelanggaran HAM yang harus Indonesia jawab.
Indonesia telah melampauhi batas waktu yang diberikan oleh PBB jawab surat itu.
Kalau memang, Indonesia sudah tidak mampu lagi untuk menjawab surat itu, maka,
besok rakyat Bangsa West Papua akan menuntut, supaya Negara independen atau
utusan PBB yang datang untuk mengklarifikasi pelanggaran HAM diatas Tanah
Papua. Indonesia siap, rakyat Papua akan menuntut surat itu.
Kedelapan, Rakyat Papua, mohon dukungan ULMWP menjadi
full member di MSG.
Kesembilan, Untuk Indonesia, siap untuk menerima
utusan khusus PBB untuk datang ke Papua. Suka tidak suka, anda akan menerima. Besok rakyat Papua akan
turun jalan menuntut utusan khusus PBB segera turun di Papua.Jadi, Indonesia
siap diri, jangan bikin diri tahu-tahu, lupah diri baru bikan kaya tidak tahu.
Jangan purah-purah tidak tahu.
Kesepuluh, Orang yang ada diatas tanah Papua adalah pemilik Negeri dan orang non Papua,
maka, mari kita jaga sama-sama. Jangan karena isu Sara dan hal lainnya sehingga
membuat terjadi konflik, itu tidak boleh.
Pewarta : Petrus
Yatipai
0 thoughts on “Peringati HUT Ke-55 “Kemerdekaan Papua”, KNPB Manokwari Gelar Ibadah”