Forkopmade Se-jaba Temui Pemda Deiyai di Jakarta “Sama Rata, Sama Rasa”
By Kabar Mapegaa 3:04:00 PM BERITA PAPUA , Dana Akhir Studi , MAHASISWA , Pembagian Dana , PENDIDIKAN
Ilustrasi: Dok.KM |
Jakarta, (KM)--- Perwakilan dari Forum komunikasi pelajar dan mahasiswa Deiyai sejawa dan bali menemui tim pendataan dari dinas Pendidikan dan Pengajaran kab. Deiyai, di Jakarta selama dua hari, sabtu dan minggu (19-20 /11) Hotel Permai, Jalan Mangga Besar Raya di Jakarta.
Perwakilan dari mahasiswa deiyai Sejawa dan Bali tumpangi di Jakarta untuk menemui tim pendataan dinas pendidikan dan pengajaran kabupaten deiyai selama dua hari. Mereka temui karena pihaknya koordinasi dengan ketua Forkopmade untuk menemuinya.
Tim pendataan yang datang di jakarta untuk meminta data mahasiswa adalah kepala bidang pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi, Noktovia Pekei, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Komisi C yang membidangi Pendidikan/Kesehatan, Markus Mote.
Mahasiswa asal deiyai berfikir bahwa sebelumnya mereka laporkan ke pihak penghubung Jakarta-Papua untuk memfasilitasi agar datangkan Pemda Deiyai di Jakarta sehingga pemerintah daerah datang membawa dana Tugas Akhir (TA) dan Pemondohkan/Kontrakan. Namun, kenyataan tidak seperti yang di pikirkan oleh Mahasiswa Deiyai.
Di utarakan Ketua Forkopmade Derius Pekei, dalam pertemuannya bahwa kami mahasiswa deiyai sedikit kecewa atas tindakan dinas Pendidikan dan pengajaran kab. Deiyai. bukan saatnya untuk dinas utuskan tim pendataan untuk jalani mendata mahasiswa tetapi seharusnya dinas merealisasi dana.
karena ada dana atas dasar data mahasiswa. Sehingga kami menyeruhkan dan mendesak kepada dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten deiyai bahwa untuk tahun ini. “ Sama Rata,sama Rasa” mentok 300 juta setiap kota studi sejawa dan bali.
"Jika permintahan kami ini tidak di indahkan maka kami akan tindak lanjuti yang lebih rumit lagi dalam hal ini kami siap akan memalang kantor penghubung Jakarta-Papua atau lapor ke Komisi Penegak Korupsi “KPK” di Pusat atas dugaan korupsi karena Data, Fakta, dan Sumber kami sudah lengkap,"kata Pekei.
"Sementara itu, Kepala bidang menengah dan Pergurruan Tinggi, Noktovia Pekei menyatakan kami hanya jalankan pendataan sesuai Surat Keputusan dari kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten deiyai. Karena waktu mepet dan beberapa minggu lagi buku mau tutup sehingga saya berharap supaya mahasiswa kumpul data, "Katanya.
Dana Tugas Akhir dan Pemondohkan/kontrakan masih ada dan itu nyata bantuan pengirangan biaya namun untuk direalisasikan dana tersebut adalah sesuai dengan Data yang sudah dikumpulkan oleh mahasiswa Deiyai itu senidiri sehingga berharap mengumpulkan Data. Kami menyadari bahwa kesalahan besar ada pada Pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan.
Markus Mote, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Komisi C yang membidangi Pendidikan menyatakan bahwa kami baru ikuti dinamika pembagian dana di pulau sejawa dan bali. Persoalan dalam realisasikan dana tersebut kami baru alami.
"Dan sudah jelas bahwa fungsi dan kerja DPRD adalah Legislasi, berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah Anggaran, Kewenangan dalam hal anggaran daerah (APBD) Pengawasan, Kewenangan mengontrol pelaksanaan perda dan peraturan lainnya serta kebijakan pemerintah daerah, "Jelas Mote.
Dinas Pendidikan dan Pengajaran kabupaten Deiyai kaget dan bergerak setelah ada aksi dari mahasiswa Deiyai di Penghubung, Tahun ini 300 juta setiap kota studi sejawa dan bali, itu mentok dan kesepatan mahasiswa deiyai Sejawa bali.
"Jikalau permintahan kami tidak di respon positif maka, opsi terakhir memalang kantor penghubung dan Lapor KPK atas dugaan korupsi. Kami tunggu sampai tanggal 29/11. tanggal 30 mahasiswa akan tumpangi di jakarta untuk tindak lanjuti,"tutur Gabby Ukago atas kesepatan mahasiswa deiyai sejawa dan bali.
Pewarta: Mateus Tekege
Editor: Andy
Mahasiswa Dogiyai di Manokwari : Tuntut Pemda Dogiyai Tuntaskan Dana Pemondokan dan Dana Studi Akhir
By Kabar Mapegaa 1:41:00 AM BERITA PAPUA , Berita Tanah Papua , Dana Akhir Studi , MAHASISWA , Pembagian Dana , suarah mahasiswa , TERKINI
Fhoto akhir Jumpah Pers, di Kontrakan Dogiyai, Manokwari. Senin,(24/10) malam. (fhoto : Petrus Yatipai/KM) |
Manokwari,
(KM) – Mahasiswa Dogiyai, di Manokwari, melalui jumpah pers, meminta Pemda
Dogiyai segera melunasi dana pemondokan dan dana studi akhir yang adalah
tanggung jawab Pemda terasebut. Pada momentum jumpah pers tersebut dihadiri
puluhan Mahasiswa dengan kekecewaan berat kepada Pemda Dogiyai. di Kontrakan
Dogiyai, Amban, Manokwari, Senin,(24/10) malam.
Berdasarkan
data yang dihimpung media ini, dana pemondokan sebesar Rp. 200 juta, belum
dicairkan. Sedangkan Dana Studi akhir sebesar Rp. 88 juta, juga belum dicairkan.
Dan 44 Mahasiswa Dogiyai di Manokwari, Dikabarkan belum mendapatkan dana studi
akhir. Pada hal, total dana Studi akhir, yang seharusnya Pemda Dogiyai cairkan tahun 2016
adalah Rp. 229 juta.
Tim
Peduli Pendikan Pelajar dan Mahasiwa, Kabupaten Dogiyai se Indonesia, Martinus
Anou, mengatakan kami sangat kecewa terhadap Pemda Dogiyai, atas pembagian dana
studi akhir 2016,karena kata dia, pembagiannya tidak seimbang,katanya.
“disini
kami melihat, pembagian kali ini, kami Tim Peduli, sangat kecewa, dan kecewa.
Yang mana, kebijakan sistem yang tahun ini, satu ambil, satu ditinggalakan dan
ganjilkan, sehingga kami sangat kecewa”.
Sehingga,
Tinus minta kepada Pemda, dan pihak DPRD setempat yaitu Dogiyai segera
diakomodirkan semua agar aman untuk Mahasiswa yang sedang berpendidikan itu.
Jika tidak, dirinya mengatakan akan kembali duduk bersama Pemda untuk dipintahnya.
“sehingga,
bantuan akhir studi ini anggap, walau pun stengah sudah dibayar, kami puas.
Namun, Dimana Anak-anak kami, Adik-adik kami, bahkan kami Mahasiswa, untuk
terampung. Dan Dimana mereka tinggal, yang dikatakan kontrakan atau Asrama, ini
yang tolong diakomodirkan. Dimana, pada saat pembahasan sidang tidak diakomodir
untuk uang Kontrakan ini, kami sangat
kecewa. Sehingga, DPR, Bupati, dinas yang terkait, dinas P dan K, tolong,
berupayakan dalam waktu yang dekat ini, apa bila tidak diindahkan atau tidak
berupaya dana ini, kami akan duduk kembali seperti tahun sebelumnya”.
Karena,
kata dia, dalam Oksus Pasal 32 sudah tertulis terkait masalah pendidikan untuk
Pemda diperhatikan,jelasnya.
“dimana
diatur didalam Otonomi Khusus Pasal 32 terkait dengan “dimana Pemerintah Daerah
wajib membiayai pendidikan”. Itu sudah diatur, namun, sampai sekarang Pemerintah Dogiyai, satu dijawab, satu tidak
dijawab. Ini membuat Pemda Dogiyai masalah".
Sedangakan,
didalam Otonomi Khusus diporsikan untuk pendidikan 20%. Maka, Mahasiswa Unipa
itu, meminta Pemda tolong tinjau kembali
Oksus bahkan Perda-perda yang diterapkan.
“pada
hal, diotonmi khusus, diporsikan 20% untuk pendidikan. Ini tolong revisi, dan
tolong melihat kembali atau ditinjau kembali Perda-perda yang sudah pernah
buat”.
Untuk
itu, Martinus, berharap Pemda upayakan tempat untuk mengamankan Mahasiswa
tinggal, apa bila hal itu dibiarkan, maka, aka dilakukan mogok sipil dan
membatalkan pemiliha Bupati 2017, yang disusul dengan aksi, kata dia, dengan
tegas.
“kami
minta dengan hormat kepada, Bupati, DPR, dan P dan K, tolong upayakan dengan
cara, pertama, bisa dipinjam Posko lain, agar bisa akamodir untuk Asrama, atau
Kontrakan ini. Itu yang kami harapkan”.
“terus
yang kedua, uang Kontrakan untuk adik-adik kami tinggal atau Teman-teman kami
tinggal ini tidak berupayakan, kami akan mogok sipil di Kabupaten Dogiyai, dan
akan batalkan pemilihan Bupati dan wakil Bupati, yang akan dilakukan pada bulan
Februari 2017 nanti. Yang jelas, demo kan kami akan buat pada tanggal 16, tahun
2017, kami akan duduk kembali seperti yang sebelumnya".
Untuk
itu, pihaknya bersikap melakukan mogok sipil, memalang kantor, Jalan, dan
lainya.
Dikesempatan
yang sama juga, Dewan Penasehat Organisasi, Korwil Dogiyai, di Manokwari, Fredy
Tagi, meminta Lembaga Legislatif , Ketua Komisi B, Dogiyai, segera mengakomodir
sisa Dana Rp. 228 juta pada persindang Dewan untuk menjaga kedamaian diantara
kita,harapnya.
“kami
minta dengan hormat kepada Pemerintah Dogiyai, lembaga Legislatif yaitu kepada
Komisi B, tolong dana-dana yang masih tersimpan dari Kota Studi Manokwari, yang
masih tersisa yaitu 288 juta itu, tolong diakomodirkan dalam sidang Dewan. Agar
tidak mengundang masalah di Kantor Dewan Perwakilan Daerah Dogiyai”.
Apa
bila, tidak disahkan dalam sidang, maka, dirinya mengatakan Mahasiswa Dogiyai
siap aksi dan duduk bersama Legislatif.karena, dia mengatakan juga, yang sering
konflik adalah Legislatif, bukan SKPD terkait,bebernya.
“kalau
tidak disahkan pada sidang ABT, maka, kami Mahasiswa Dogiyai, asal Manokwari,
kami akan datang duduk kembali dikantor perwakilan rakyat daerah lagi. Karena
atas kesalahan dari DPRD, sehingga, selalu terjadi masalah-masalah. Sebenarnya
yang mengundang maslah di Kabupaten Dogiyai, bukan dari SKPD masing-masing,
pertama dan utama adalah lembaga legislatif. Karena, tidak jalankan tugas DPR
sehingga terjadi masalah tiap tahun. Baik itu, Uang pemondokan maupun Uang
Pendidikan yaitu uang Studi Akhir”.
Untuk
itu, Tagi, menegaskkan DPR Dogiyai harus disahkan dan diakomodirkan dana
pemondokan dan dana studi akhir pada persidangannya.
Terus,
Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Kabupaten Dogiyai, di Manokwari, Seniales
Adii, pada jumpah pers itu mengatakan sebagi desakan kami ke Pemda segera
amankan kemabli masalah pemondokan, dana studi akhir yang belum dapat.
Dikatan,
Seni, sebagai tuntukan kami, akan diajukan melalui Surat Penyataan
Sikap,katanya, dengan penuh berharap.
“kami
dari Kota Studi Manokwari minta ke Pemda Dogiyai, bayar ketiga kontrakan, terus
yang kedua, empat puluh empat Mahasiswa yang tersisa, belum mendapat Uang akhir
studi".
Maka,
Kata dia, total Dana yang belum dicairkan Pemda Dogiyai, di Manokwari, sebesar
228 juta.
Dirinya
berharap, Pemda segera memyembuhkan luka para Mahasiswa Dogiyai, di Manokwari.
Karena dirinya menilai Pemda adalah orang kami Mahasiswa Dogiyai.
Pewarta
: Petrus Yatipai
FORKOPMADE, Hasilkan 3 Pernyataan Sikap Menolak Dana TA Kabupaten Deiyai
By Kabar Mapegaa 5:42:00 AM BERITA PAPUA , MAHASISWA , ORMAS , Pembagian Dana , PEN-BUD-KES- , Tolak Dana TA
Mahasiswa/I Sejawa Bali Asal Kab. Deiyai Tolak Dana TA. (Foto: Ist@) |
NABIRE,
(KM)---Mahasiswa dan mahasiswi sejawa dan bali yang berasal dari Kabupaten Deiyai yang
telah bergabung dalam Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Deiyai (FORKOPMADE) menolak dana Tugas Akhir
(TA) dikarenekan pemerintan kabupaten Deiyai akan mengirim TA melalui Via
rekening di masing-masing mahasiswa/I asal Kab. Deiyai.
Dalam Press release yang di kirim
kepada www.kabarmapegaa.com, Sabtu (22/08) bulan lalu Ini 3 pernyataan yang
dihasila dari FORKOPMADE, antaranya:
Pertama perubahan cara penyaluran Dana
TA tahun ini belum pernah di jelaskan secara transparansi kepada kami mahasiswa
sebagai sasaran kebijakan.
Kedua; Kami Mahasiswa Deiyai sejawa dan
bali sangat berkeinginan untuk langsung bertatap muka dengan PEMDA Sebagai
orang tua kami yang hanya datang sekali dalam setahun agar kita bisa bertatap
muka secara langsung sekaligus Pemda bisa melihat situasi yang kota study yang
berbeda-beda.
Ketiga; Kami menjaga kebersamaan sikap senasib dalam Organisasi yang sudah lama
berjalan karena perlu kami pertahankan demi kesatuan dan persatuan Mee Yokaa
untuk kedepan. Sehingga dengan kesatuan dan persatuan ini supaya menutupi
kelemahan Ekonomi bagi orang tua. Sementara perhatian pemda atas biaya
pendidikan selama ini hanya bantuan Tugas Akhir ( TA ). Dalam kondisi seperti
ini, kami tetap berpegang pada prinsip senasib serasa sebagai mahasiswa di kota
study perantauan adalah Sejawa dan Bali.
Menurut mahasiswa, pemerintah kabupaten
Deiyai telah merubah sistem pembagian dana study akhir bagi mahasiswa sebelumnya
dibagikan langsung (face to face), kini telah dirubah dengan cara mengirimkan
dana tersebut via nomor rekening setiap mahasiswa, terutama bagi mereka yang
berada pada semester akhir.
Hal itu dibenarkan kepala Dinas
Pendidikan dan Pengajaran kabupaten Deiyai Pieter Adii, S.Sos. S.Pd bahwa
pemerintah sudah sepakat untuk melakukan pembayaran melalui nomor rekening
masing-masing mahasiswa di setiap kota study. “kami sudah ambil sikap untuk
itu,”ujarnya ketika di temui beberapa hari lalu.
Ternyata sikap pemerintah kabupaten
Deiyai terkait pembagian dana study akhir bagi mahasiswa ditanggapi serius.
Sebagai bukti protes atas sikap pemerintah tersebut, para mahasiswa se-Jawa dan
Bali melayangkan surat tertanggal 20 Juli yang ditandatangani oleh delapan
ketua koordinator wilayah kota study se-Jawa dan Bali. Dalam surat tersebut
menyampaikan tiga (3) sikap sebagai alasan penolakan.
Dalam Press release yang di kirim
kepada www.kabarmapegaa.com, Sabtu (22/08) bulan lalu, ditanda tangani oleh
8 koordinator kota study diantara, Petrus Takimai ketua Korwil Surabaya, Elia
Agapa korwil Malang, korwil Bali Veronika Edowai, Korwil Semarang dan Salahtiga
Yohanes Pakage, Korwil Yogja dan Solo Agustinus Pekey, Korwil Jakarta Yanuarius
Mote, Korwil Bogor Yohanes Pekey, dan Korwil Bandung Mateus Tekege.
Ketika di hubungi seorang mahasiswa
kota study bandung Mateus Tekege, membenarkan. Jika surat aksi penolakan
tersebut sudah disampaikan kepada pemerintah melalui Dinas terkait.
Dirinya menjelaskan, sikap mahasiswa
ini guna mempertahankan asas kebersamaan para mahasiswa di tanah rantauan,”kata
Mateus.
Persoalannya kata Mateus jika berbicara
soal pembagian dana bagi mahasiswa tahap study akhir berarti dialamat hanya
kepada mereka (mahasiswa) yang memasuki tahap akhir study,”jelasnya.
“Sementara hidup mereka sering juga tergantung
juga pada bantuan dana tersebut walau hanya untuk mahasiswa semester akhir,”
Ungkap Mateus Tekege, yang juga ketua IPMANAPANDODE kota study Bandung. (AG
dan M.A Tekege)