Kekerasaan Terhadap Manusia Berbeda Dengan Nilai Moral Kemanusiaan
By Kabar Mapegaa 12:38:00 PM Kekerasan , Opini , PELANGGARAN HAM
Foto: Dok, Prib Musa B/KM |
Oleh: Musa Boma
OPINI, KABARMAPEGAA – Setiap manusia yang hidup di bahwa kolom langit ini, harkat martabatnya sama tidak ada lebih supper dan tidak ada yang lebih hebat dan tak ada yang lebih unggul dan tidak ada bedanya antara suku, ras, agama, latar belakan budaya dan golongan dan lain sebagainya.
Namun, saat ini fakta yang terjadi Tanah West Papua dari Sorong sampai Samarai hingga Skow Yambe Rakyat Papua Barat yang Tuhan menciptkan dan menempatkan di atas Negeri Papua di mata Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri melihat bagaikan binatang buruang untuk mau di habisi dengan berbagai tindakan cara mereka terus aktif lakukan.
Genosida yang maksudkan itu, rakyat Bangsa West Papua tak bisa di bahasakan karena ini bukan hanya satu Kasus pelanggaraan (HAM) berat yang Negara lakukan sejak dari tahun 1961 sampai detik ini masih saja terjadi pembunuhan terhadap rakyat Papua.
Saya sebagai aktivis Papua merdeka ingin mau tanyakan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lebih khusus kepada pihak institusi TNI dan Polri bahwa, sejak kapan Tuhan yang menjadi Tokoh Revolusioner pertama yang mati demi kebenaran keadilan dan perdamaian sebagai pemilik dan pencipta manusia Papua kapan ada surat izin untuk membunuh orang Papua.
Kita tahu bahwa yang kita mau ambilkah, kita mau bunuh harus ada kata permisi, dan meminta persetujuan kepada pemilik yang punya barang yang hendak kita mau ambil atau sesuatu yang kita mau bunuh namun cara NKRI ini sangat keliru dan sangat salah.
Karena bukan hanya satu orang saja yang mereka membunuh melainkan jutaan manusia Papua tak terhitung dengan sumber daya alam yang mereka sedot di atas tanah West Papua ini.
Saya percaya bahwa, hai kolonial engkau sedang menunggu pengadilan terakhir takta Tuhan sedang menunggu engkau untuk mempertangggun jawabkan semua itu. (Frans P/KM)
*) Penulis adalah Aktivis muda Papua, Tinggal di Papua
Komisioner HAM RI Ingatkan Jangan Gunakan Kekerasan Verbal Pada Warga Dogiyai
By Kabar Mapegaa 3:55:00 PM BERITA PAPUA , Kekerasan , POL-HUM-HAM
Natalius Pigai, saat wawancara pada wartawan terkait Kekerasan oleh keamanan yakni, TNI dan Porli terhadap masyarakat kabupaten Dogiyai, sabtu (28/01/16). (Foto: Majalah Lintas Meepago.com/KM ) |
Dogiyai (KM)--Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) Rebuplik Indonesia Natalius Pigai, meningatkan kepada pihak keamanan yakni, TNI dan Porli tak ada kekerasan verbal terhadap masyarakat kabupaten Dogiyai. Pasalnya selama ini aparat keamanan yang bertugas di kabupaten Dogiyai melakukan kekerasan verbal terhadap masyarakat setempat.
“Kekerasan verbal inikan segala tindakan yang merendakan martabat orang papua. kekerasan verbal ini sering dikeluarkan oleh aparat keamanan. Sejak papua berintegrasi 50 tahun lalu pihak keamanan sering keluarkan kata-kata berkonotasi merendakan martabat Orang Asli Papua (OAP) seperti, kumis, hitam, miskin, telanjang, badaki, bodoh, tidak tau mandi, rambut gimbal,” Ujar Natalius Pigai usai mendengar keterangan korban sweeping di Aula Koteka Moge Moanemani, sabtu (27/01/16).
Ia pun, kesal dengan tindakan pihak keamanan yang bertugas di daerah itu selalu, melemahkan martabat orang melalui kata-kata (kekerasan verbal).
Kata dia, Kekerasan verbal merupakan sebuah wujud bentuk lain dari pada orogansi kekuasaan belasar suku, agama dan budaya lain maka itu, Komisioner HAM Rebuplik Indonesia Natalius Pigai, berharap kedepan jangan ada kekerasan kata-kata kepada orang papua.
“Kau ngapain datang ke papua kalau mau merendakan martabat orang papua, lebih baik kau tinggal di tanah asalnya,” beber Pigai dengan nada kesal.
Salah satu pemuda Ferdinan Tebay, kepada media kabarmapegaa.com menjelaskan, sejak di tahan polsek kamu sering aparat keluarkan kata kekerasan verbal seperti, orang papua dasar, bodoh, inilah saatnya apa yang kita tunguh-tungguh kita, perang saja.
“Saat itu, kami tiga orang di tahan polsek hanya mau tanyakan alasan apa sekertaris kampung Yotapuga Nolas Douw. Koh mau tanya itu saja kami dimasukan dalam sel setengah hari,“ ungkap tebay.
Liputor : Martinus Pigome
Editor : Andy-Go
Bentrok di Gor Waringin Kotaraja, Satu Mahasiswa Terluka Parah
By Kabar Mapegaa 10:36:00 PM BERITA PAPUA , Kekerasan , MAHASISWA
Ilustrasi |
Jayapura,
(KM)---Akhir dari pertandingan bola Voli antara Keluarga Besar Mapi dan Bank
Papua itu, terjadi insiden antara kedua Tim, Senin, (04/4/2016), Sejak Pukul: 21.10 Waktu Papua.
Demi
mengamankan bentrokan antara kedua belah pihak itu, salah satu Mahasiswa, Simon
Agapa terkena pukulan parah dari mahasiswa Mapi yang ada di kota Jayapura.
salah
satu korban atas nama, Simon Agapa Mahasiswa STIKOM Muhamadia Jayapura, Papua,
mengaku, dia dikroyok oleh kurang lebih 15 orang,”jelasnya.
Simon
Agapa (Korban) ketika media ini menemuinya, menyatakan, sementara insiden itu
terjadi, ia mencoba mengamankan masalah tersebut. Namun, terjadi kesalah pahaman,
akhirnya melepaskan tangan dengan alat tajam pada si korban hingga terluka pada
tubuhnya,”ungkapnya.
Setelah
kejadian itu selesai, masa dari korban mendatangi ke polsek Abe, guna tuntut
atas pemukulan itu. Sementara Pihak korban meminta, pelaku kekerasan dari Mapi,
dikenakan denda sejumlah 40 juta dan babi satu ekor, dan pelaku kekerasan itu,
siap bertanggungjawab.
Pihak
Bikmas kepolisian Abepura, Yan Mayor, Selasa, (05/04/16) menyatakan, kepada kabarmapegaa.com, bahwa masalah ini
hanya perkelahian antara mahasiswa Mee dan Mapi. Sehinga, saya meminta
selesaikan secara keluarga, bukan melalui jalur hukum,”katanya.
Lajutnya,
“saya juga meminta kepada pelaku kekerasan, apapun permintahan, harus tanggunjawab,"
ujarnya.
Selain
itu, Pelaku kekerasan yang diwakili oleh ketua Ikatan Mapi Donatur Megaweli,
meminta, bisa memberikan waktu hingga, minggu depan hari selasa (13/4/2016 ),
untuk menjawab semua permintahan itu,”tuturnya.
Akir
dari masalah itu, aparat kepolisian meminta, membuat surat persetujuan antara
kedua Pihak, guna menjaga keamanan dan ketertibaan.
(Petrus Douw/KM)
Editor: Alexander
Gobai