Kelapa Sawit Bongkar Hutan Papua Pemangku Hak Ulayat Jaga Tanah Adat
By Kabar Mapegaa 12:05:00 PM BERITA , BERITA PAPUA , KELAPA SAWIT , Tolak Kelapa Sawit
YOGYAKARTA, KABARMAPEGAA.COM—Hadirnya kelapa sawit berdampak negatif terhadap ekonomi, ekologi dan masyarakat di Papua dan Papua Barat. Bersamaan itu, Pertanian kelapa sawit telah meningkatkan kualitas hidup untuk banyak pemangku kepentingan dalam industri ini, tanpa memperhatiakan kepentingan masyarakat setempat. Hal ini membuat masyarakat adat Maybrat kecewa atas perusahkan hutan yang dilakukan oleh Perusahan Perkebunan Kelapa sawit.
“Hutan Papua yang di bongkar untuk perusahan perkebunan kelapa sawit. Betapa sedihnya melihat hutan Papua yang di rusaki dan obrak-abrik oleh perusahan perusak hutan, alias Perusahan Kelapa Sawit. Hati sangat sedih, cucuran air mata pun mengalir ketika melihat hutan dan segala isi flora dan fauna yang hidup di hutan Papua jadi punah,” ujar Tyson Tenau, Masyarakat Adat Maybrat, kepada media ini, Senin, (17/04/2017).
Ia menjelasakan, tinggal selangkah lagi hutan terbesar nomor dua di Dunia setelah hutan Amazon jadi punah dan berubah menjadi hutan gundul.
“Pemangku kepentingan di atas tanah Papua yaitu, Gubernur, Bupati/Walikota dan DPRD di dua Provinsi dan Kabupaten kota yang ada di Provinsi Papua dan Papua Barat harus sadar dan jeli melihat hal ini. Karena perusahan yang merusak hutan adalah perusahan perkebunan kelapa sawit,” jelasnya.
Bahkan, suatu studi kasus dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) tentang efek kelapa sawit terhadap ekonomi, ekologi dan masyarakat di Papua Barat melukiskan gambaran yang dingin.
“Di garis depan perluasan perkebunan kelapa sawit, suku Arfak yang merupakan penduduk asli yang tinggal di hutan Provinsi Papua Barat percaya mereka bukan penerima janji kelapa sawit- namun, para pemenang yang sebenarnya sepertinya, yaitu para imigran luar yang menguasai keterampilan dari kebanyakan pekerjaan yang tersedia di berbagai perkebunan kelapa sawit,” tulis Kabar Hutan, Edisi Senin, 6 Apr 2015.
Untuk itu, Tyson Tenau mengajak kepada pemangku hak ulayat agar jangan cepat terlena untuk menyetujui dan menyerahkan tanah adat anda untuk dijadikan lahan perusahan perkebunan kalapa sawit.
Sebab, lanjut Tenau, Perusahan perkebunan kelapa sawit ini merupakan perusahan perusak hutan nomor satu dunia. “Orang asli Papua anda juga harus sadar tentang hal ini karena kita sedang digiring untuk menuju kehancuran, anak cucu, dan generasi Papua menjadi punah,” tandasnya.
#Admin
BERITA
BERITA PAPUA
Berita Tanah Papua
KELAPA SAWIT
MAHASISWA
Meepago
Pelajar
PELANGGARAN HAM
PEMBONGKARAN ALAM
Perusahaan
suarah mahasiswa
Tolak Kelapa Sawit
Mahasiswa Peduli Papua, Saksikan Video Dokumenter Awal “Pencurian SDA,dan HAM (Fokus Perusahaan Kelapa Sawit)" di Papua
By Kabar Mapegaa 4:51:00 AM BERITA , BERITA PAPUA , Berita Tanah Papua , KELAPA SAWIT , MAHASISWA , Meepago , Pelajar , PELANGGARAN HAM , PEMBONGKARAN ALAM , Perusahaan , suarah mahasiswa , Tolak Kelapa Sawit
Mahasiswa/i Peduli Papua lagi menyaksikan Video Dokumenter awal, Sabtu, (15/10), Malam, di Asdey.(Fhoto : Petrus Yatipai/KM) |
Manokwari, (KM) --- Mahasiswa peduli Alam Papua,
dan Manusia Papua, di Manokwari, sebagai salah satu kepeduliaan dan kecintaan
mereka terhadap seisi didalam Bumi Papua, telah berhasil mengungkapkan perasaannya dalam bentuk Video Dokumentar dengan
bertajuk pada, “Pencurian Sumber Daya
Alam (SDA), dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) focus Perusahaan Kelapa
Sawit di Papua” telah berlangsung kondusif, secara terbuka dengan menonton
bersama. Sabtu,(15/10),malam, di Asrama Deiyai,Manokwari, Papua Barat.
Asas dibuatnya, Video Dokumentar ini, sebagai
keprihatinan kita Mahasiswa Papua, atas realita pada umumnya di Papua, kata,
Mikael Bobii, (Mahasiswa Papua), selaku Koordinator Tim Penggerak Video, pada momentum nonton bersama, di Asrama Deiyai (Asdey),Manokwari.
“Pembuatan Video Dokumentar ini, dasarnya atas
rasa keprihatinan kita Mahasiswa,dan aksi spontanitas yang kita lakukan melihat
kondisi umum yang teradi di Papua”.
Kata, Bobi, Video ini sebagai bahan pemahaman buat
Masyarakat dalam memutuskan secara bijak ketika tibanya tawaran dari para
investor asing dan local.
“Kasus sudah banyak terjadi, dan Kami mau membuat
Video ini supaya, bahan pembelajaran untuk masyarakat”.
“Bagimana, bahan pembejaran untuk masyarakat untuk
memtuskan, apa yang dia mo ambil, apa yang dia mo lakukan ketika, ada tawaran
dari pihak investor Nasional dan internasional masuk ke daerahnya masing-masing”.
Dirinya pun menuturkan, Video ini dibuat asas
bukti-bukti sudah ada, untuk masyarakat memahami.
“Video ini pembuatannya berdasarkan bukti-bukti
yang telah terjadi, sebagai rasa keprihatinan kita, juga sebagai bahan
pembelajaran Masyarakat”.
Dikatakan, Mikael, Video ini masih banyak yang
kurang, maka, katanya, kekurangan-kekurangan itu akan dilengkapi bersama-sama, berdasarkan
skill yang dimiliki Mahasiswa peduli Jagat raya Papua itu, kemudian akan
dipublikasikan melalui Media Online (Channel Youtube.Beko Wuu).
Kami Mahasiswa Peduli Alam, dan peduli Manusia
Papua, membuat Video ini atas landasan realita kini,terkait Pencurian Alam,
yang berujung ke pelanggaran HAM dengan titik focus pada Kelapa Sawit, kata,
Aten Pekei,(Mahasiswa Papua), yang berperan sebagai Kamerawan dan Editor Video, terlahirnya
Video Dokumentar awal di Manokwari tersebut.
“Jadi, disini, kami dari Mahasiswa peduli Alam,
Manusia Papua, disini kami buat dasar realita yang terjadi di Papua, khususnya,
bagaimana mulai dari pencurian Alam hingga ke pelanggaran-pelanggaran HAM yang
terjadi, dengan focus kami disini tentang kelapa sawit”.
Dikatan, Aten, Video dibuat dengan kemampuan kami
Mahasiswa Papua, untuk membangun kesadaran diantara kita untuk menjadi satu,ujarnya.
“Video ini dari Mahasiswa, dibuat sebagai mana
mestinya. Apa yang kami bisa,kami buat, dengan satu tujuan supaya, kita semua
sadar".
Pekei,berharap, asas fakta kehidupan di Papua,
melalui Video yang ditotonkan itu, semakin memahami dan sadar melestarikan Alam
yang masih utuh, dari perusahaan berkapitalis,harapnya.
“Pada intinya, sa, ko, dan de, kita semua sadar,
dan memahami betul apa yang telah terjadi, sehingga lebih khususnya kepada
Masyarakat, agar tidak jual tanah sembarang, dan tidak mengijinkan investor masuk daerah-daerah yang belum perusahaan
beroperasi”.
Aten,yang berperan sebagai Kamerawan dan
Editor, dalam pembuatan Video Dokumentar ini, mendeskripsikannya, Video dibagi
kedalam 9 adegan alurnya.
“Dalam pembuatan Video Dokumenter ini, kami
membaginya dalam 9 adegan, pertama, proses masuknya Video, kemudian yang kedua,
potret umum, setelah itu,mulai masuk ke investor. Bagaimana, investor mulai
masuk ke Kepala Desa, Pemerintah setempat, sampai perusahan itu bereksploitasi.
Kemudian, dilanjutkan dengan aksi spontanitas masyarakat kepada perusahaan".
“selain itu, ada juga dampak, kemudian aksi
masyarakat pemilik hak ulayat kepada pemerintah, dan nanti terakhir berujung
pada pelanggaran HAM”.
Dirinya juga adalah Pimred www.majalahbeko.blogspot.com ,
mengulaskan, pelanggaran HAM akan terjadi ketika perusahaan bereksploitasi,yang
berkolaborai fundamen data dan fakta melalui media online , demikian jalan
ceritanya,jelas, Jurnalis mudah itu.
“disini yang kami buat, pelanggaran HAM terjadi
ketika, perusahan tersebut sudah bereksploitasi, atau dia sudah beroperasi
didaerah hak ulayat masyarakat, dan dikolaborasikan dengan data dan fakta yang
sudah pernah dibuat dalam berita-berita. Disini yang kami ambil, seperti;
tabloid jubi.com, suara papua, kemudian suara pusaka dan lain-lain. Jadi,alurnya
seperti begitu”.
Jurnalis mudah ini, mengatakan, Video ini dibuat
sebagai mana mestinya, maka, kata dia, teman-teman luar dapat membuat jauh lebih
bagus dari video ini.
Lanjut dia, memakan waktu,kira-kira 1 tahun dalam
pembuatannya, tanpa ada spondor dari pihak mana pun. Ini murnih, dari kami
mahasiswa,bebernya.
Seorang anggota, juga adalah Peduli Alam, dan
pecinta Manusia Papua, di Papua, Enggelbertus Gobai, mengatakan, Video ini sangat
tepat ditonton masyarakat untuk dipahami,karena, kata dia, perusahan-perubahan
masuk di Papua untuk menguras kekayaan yang ada, terangnya.
“Video sangat baik ditonton masyarakat pada
umumnya di Papua. Jadi, perusahaan-perusahaan yang masuk di Papua tujuan utamanya itu, mengkuras
potensi di Papua, maka, perusahaan masuk pertama, harus ada kesepakatan dengan
masyarakat hak ulayat atau masyarakat setempat”.
“dikatan, Gobai, kedepan harus ada
kesepakatan-kesepakatan dengan pihak yang berhak penuh atas wilayahnya dengan sasaran
berat, masyarat setempat sejatera. Kalau tidak, ditolak saja, tuturnya.
“kedepannya, harus membangun masyarakat. Itu bagus,
tapi, tujuan lain, yaitu mengkuras potensi yang ada, itu berarti kedepan kami
tolak”.
Kata, Engel, kedepan perlu ditanya secara detail,
terhadap para investor yang akan masuk, menawarkan untuk membuka perusahaan. Dari
mana, surat ijin sama siapa, dan pengembangan kenerja untuk kedepan seperti
apa, itu harus jelas. Kalau itu tidak, yang jelasnya kami tolak, katanya,
dengan tegas.
Usai pada seisen nonton bersama, berlanjut dengan
Diskusi Panel. Sebagai ucapan syukur atas jadinya Video Dokumenter ini, Mahasiswa/I
Asal Deiyai (Tuan Rumah), menyiapkan makan malam bersama dengan pengelolaan sajian
menurut tradisi kekhasan Papua (MEE), yaitu melalui masakan tradisional (Bakar
Batu). Acara ini diikuti puluhan Mahasiswa Papua.
Pewarta :
Petrus Yatipai
Mahasiswa Tolak Kesepakatan DPR dan Pemerintah atas RUU Kelapa Sawit Nabire
By Kabar Mapegaa 8:53:00 PM BERITA , BERITA PAPUA , suarah mahasiswa , Tolak Kelapa Sawit
Ilutrasi.Ist |
Yogyakarta, (KM)—Kesepakatan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Pemerintah rencana
undang-undang (RUU) untuk menjadikan
kelapa sawit di Nabire menjadi salah satu prioritas dalam program legalisasi
Nasional tahun ini, dinilai merugikan masyarakat , Mahasiswa Papua di
Bogor, Jawa Barat dengan tegas nyatakan tolak. Minggu, (21/08).
Ketua Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA), Yunus E Gobai
menyatakan, dalam RUU tidak ada indikasi keperpihakan untuk kepentingan rakyat Papua, khususnya di
Nabire.
“ Kami tolak. Saya dan mahasiswa Papua lainnya
melihat ini (RUU) malah menguntungkan
investor dan mengcekik kami rakyat Papua
pada umumnya,” katanya saat diwawancara Kabar
Mapegaa.
Menurut Yunus, terdapat beberapa poin yang melihat
masyarakat mensampingkan hak-hak petani
dan masyarakat di sekitar area perkebunan Kelapa Sawit.
“Contohnya dalam draf pasal 30 RUU tersebut
menyatakan investor akan diberi
kemudahan berupa pengurangan pajak penghasilan,” tegasnya
Kami orang Papua, tegas Yunus, menolak kebijakan pemeriintah untuk mensahkan
RUU perlindungan Republik Indonesia atas Kelapa Sawit .
“Kelapa sawit serap air. Tanah menjadi
kering. Perusahaan mulai tidak mengakui hak-hak masyarakat,” tulis Jubi.
Pewarta:
Manfred Kudiai
Ini Pernyataan Sikap Tolak Kelapa Sawit dan Transmigrasi dari KOMPEKSTRAM
By Kabar Mapegaa 5:21:00 PM BERITA PAPUA , Pernyataan Sikap , Tolak Kelapa Sawit
Koalisi Mahasiswa, Pemuda dan Pelajara Maybrat, Sorong, Papua Barat Menolak Program Pemda Dalam Hal Ini, Program Kelapa Sawit dan Trasnmigrasi. (Foto: Dok Romario Yumte/KM) |
Sorong,
(KM)---Koalisi Mahasiswa, Pemuda dan Pelajar Tolak Kelapa
Sawit dan Transmigrasi di Maybrat (Kompekstram)
telah meriliskan beberapa pernyataan sikap mereka sebagai bentuk penolakan
Perusahaan Kelapa Sawit dan Trasmigrasi yang telah menjadi program dari Pemerintah
Daerah (Pemda) Kabupaten Maybrat, Sorong, Papua Barat.
Pernyataan
yang dirilis itu, pada saat dilangsungkan Aksi Demo Damai di Kantor Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, pada tanggal 20 Juni 2016 bulan lalu.
Koordinator
Umum,
Kompekstram, Mario M Yumte, meriliskan dan menyatakan
bahwa demi memperjungkan serta menyelamatkan hutan dan manusia Papua secara
umum dan Maybrat secara khusus terutama generasi muda Maybrat yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kebudayaan, keadilan dan kebenaran.
Maka dengan ini, kami tim
KOMPEKSTRAM dengan tegas menyatakan bahw:
1. Mentri kehutanan
segera mencabut SK. No 41/II/2011 tentang pelepasan hutan adat milik masyrakat
adat setempat yang di pakai sebagai lahan perkebunaan kelapa sawit.
2. 2. Gubernur papua
barat segera mencabut ijin usaha perkebunan (IUP) No. 522/90/II/2011 tentang
perkebunaan kelapa sawit.
3. Pemeritah kabupaten
maybrat segera mencabut ijin usaha perkebunaan (IUP) kelapa sawit dari PT
Austindo nusantara jaya yang beroperasi di kampung Womba distrik Aifat Timur
Selatan dan kampung Susumuk distrik Aifat Tengah.
4. Kami dengan tegas
menolak program pemerintah kabupten maybrat dalam hal ini kepala dinas tenaga
kerja dan transmigrasi yang mendatangkan transmigrasi local dengan jumlah 150
Kepala Keluarga di wilayah Aifat Timur kampung Aisa.
5. Kami masyarakat
Aifat Timur Raya, Menolak dengan tegas, pembukaan lahan perusahan atau
perkebunan diatas Tanah kami muara kali AISAWIAT atau KAMUNDAN yang dilakukan
oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Maybrat. Maka, dengan ini koalisi mahasiswa,
pemuda dan pelajar maybrat menolak dengan tegas transmigrasi dan perkebunaan
kelapa sawit di wilayah kabupaten maybrat.
Berita terkait: http://www.kabarmapegaa.com/2016/07/di-maybrat-pemuda-dan-pelajar-kembali.html
Berita terkait: http://www.kabarmapegaa.com/2016/07/di-maybrat-pemuda-dan-pelajar-kembali.html
Pewarta : Alexander Gobai
Di Maybrat: Pemuda dan Pelajar Kembali Tolak Perusahaan Kelapa Sawit dan Transmigrasi
By Kabar Mapegaa 2:59:00 PM BERITA , BERITA PAPUA , Pemerintah. , SOSIAL , Tolak Kelapa Sawit
Koalisi Mahasiswa, Pemuda dan Pelajara Maybrat, Sorong, Papua Barat Menolak Program Pemda Dalam Hal Ini, Program Kelapa Sawit dan Trasnmigrasi. (Foto: Dok Romario Yumte/KM) |
Sorong,
(KM)---Koalisi Mahasiswa, Pemuda dan Pelajar di Kabupaten Maybrat, Sorong,
Papua Barat kembali menegaskan dan menolak kepada Pemerintah Daerah (Pemda)
setempat agar perusahaan kelapa sawit dan transmigrasi yang menjadi program
Pemda itu segera dicabut.
Dikatakan,
Perusahaan Kelapa Sawit dan Transmigrasi adalah salah program yang sudah dicanangkan
oleh Pemda Kab. Maybrat di masa kepemimpinan sekarang.
“Kami
menolak dengan tegas program Perusahaan kelapa sawit dan transmigrasi. Karena hardirnya
kelapa sawit dan dan transmigrasi itu akan menambah masalah dalam tatanan
kehidupan sosial,”kata Ketua Umum, Mario Yumte,
yang diterima kabarmapegaa.com,
melalui Pers Release yang dikirim,
Rabu, (06/07/16).
Kata
dia, kehadiran Perusahaan Kelapa sawit itu justur akan mengakibatkan gecolak
dalam tatanan kehidupan sosial. Buktinya hutan dan manusia akan punah.
“Dimanakah
hati pejabat Pemda setempat terhadap kehidupan masyarakat setempat di hari-hari
yang akan datang,”ungkapnya.
Hal
yang dilakukan itu, Yume Menilai dan menduga bahwa dilakukan program itu adalah
hanyalah kepentingan politik semata untuk persiakan penyelenggaran pesta demokrasi
pemilihan Bupati berikut.
“Jika
memang begitu, program yang dilakukan itu bukan menjadi solusi dari Pemda. Bukankah,
Pemda sudah mengganggu kehidupan masyarakat setempat,”bebernya.
Sementara itu, Anggota Koalisi Fransiskus Korain
menyatakan, sesuai dengan hadirnya kelapa sawit dan transmigrasi justur menamba
masalah di kab.Maybrat.
“Lebih
baik Pemda cabut pelepasan kawasan hutan dengan SK.41/MENHUT II/2011 dan SK
GUBRNUR PAPUA BARAT NO. 522/90/II/2011 serta PT. Austindo Nusantara Jaya yang
sedang beroperasi,”ungkapnya.
Perlu
diketahui, Koalisi Mahasiswa, Pemuda dan Pelajar di Kabupaten Maybrat, Sorong,
Papua Barat, pada tanggal 20 Juni 2016 telah melangsungkan Aksi demo di Kantor
DPRD dalam rangka menolak Perusahaan Kelapa Sawit dan Trasmigrasi yang telah
menjadi Program Pemda setempat.
Berlangsungnya Aksi Menolak Kelapa Sawit dan Transmigrasi di Kabupaten Maybrat pada tangga 20 Juni 2016. |
Pewarta : Alexander Gobai