Raja Ampat, Pantai Terindah dan Ternama
By Kabar Mapegaa 12:50:00 PM Opini , Wisata
Foto; Ilustrasi Kejora Y/KM |
Oleh: Emiliano Kejora Yumte
OPINI, KABARMAPEGAA.COM – Kota Sorong tidak lengkap kalau tidak berkunjung ke tempat wisata Pantai NN km 9 Sorong. Buaya saja ke sini masa kamu tidak berkunjung. PANTAI RAJA AMPAT, pantai terindah dan ternama di Kota Sorong - Papua Barat.
Eksotisme alam Papua selalu mengandung daya hipnotis yang kuat bagi traveler manapun. Kondisi Papua yang berupa kepulauan, menghadirkan pesona alam tersendiri. Salah satunya, destinasi spektakuler, Pantai Raja Ampat.
Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.
Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.
Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
Ada salah satu kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu Pantai NN km 9 Sorong. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka.
Pantai NN ini juga tidak kalah indahnya dengan Raja Ampat, Pianemo Wayag, maka masyarakat setempatnya mengajak untuk berkunjung menuju Pantai NN km 9 Sorong guna untuk berwisata, terutama melihat indahnya pantai terbut dan mandi-mandi di Pantai NN km 9 Sorong.
Pemerintah sudah membangun trotoar ratusan juta untuk tampung banjir, namun membiarkan masyarakat setempatnya dengan kondisi yang ada, masyarakat km 9 mereka pun membuka usaha berupa memelihara ikan lele dari air yang tak layar bagi pemeliharaan ikan lele namun mereka merasa bahwa ini yang terbaik bagi kita untuk membuka usaha di tempat yang mereka tinggal.
Bagaimana kalau kita bentuk panitia expedisi Pantai NN, sebab ini menjadi aikon Wisata NN yang tidak kalah saingan dengan pesona alam wisata Raja Ampat.
Para DPRD dan instansi tertentu harus bersuara agar tercipta pesona alam wisata yang indah di pandang oleh dunia, karena kalau tidak salah pemerintah sementara sudah kembali bongkar trotoar yang mereka bangun ratusan juta, padahal trotoar itu sendiri belum genap satu tahun kira-kira pemerintah membangun sesuatu di kota ini mereka buat kajian atau tidak, ini menjadi pertanyaan bagi pemerintah daerah untuk mengoreksi kinerja kerja sebagai pemerintah yang bertanggung jawab?
Jalan baru juga tak kalah asyik, di lihat kacamata sendiri agar ini menjadi tempat wisata yang layak bagi para pengunjung baik masyarakat lokal, nasional bahkan internasional.
Untuk mencapai wisata yang lebih unik dan terindah pemerintahan harus melihat hal demikian dan ini menjadi kritik supaya para pejabat pemerintah daerah maupun provinsi membuka mata, tidak berpikir kepentingan diri sendiri dibandingkan membangun secara meluas demi kepentingan bersama, rakyat setempatnya dan pada umumnya rakyat Papua. (FP/KM)
Eko Wisata dan Ekonomi Kreatif Nimbokrang Jayapura, Masuk Nominasi Terbaik Seluruh Indonesia
By Kabar Mapegaa 12:58:00 PM BERITA , BERITA PAPUA , Ekonomi Rakyat , Wisata
Foto: Dok. Alex Waisimon, pengagas eko wisata dan ekonomi kreatif asal Genyem, Jayapura/KM |
Jayapura, Kabarmapegaa.Com -- Isyo Hills Bird Waching ialah tempat eko wisata dan ekonomi kreatif. Ada di kampung Rehepang Muaif distrik Nimbokrang kabupaten Jayapura. Jarak tempunya tidak terlalu jauh, berkisar 100 km dari Sentani ibu kota kabupaten Jayapura. Kalo menggunakan kendaraan bisa telang waktu 1 - 2 jam.
Isyo Hills Bird Wacthing memiliki luas tanah ± 98.000,00 haktar. Luas area ini diserahkan langsung oleh masyarakat 10 suku, yakni Demogrey, Wouw, Demotekay, Kasmando, Kekrei, bano, Tecuari, Wondo, Yenteo dan Waisimon. Luas tanah tersebut seutuhnya menjadi hutan lindung. Masyarakat sepakat lindungi hutan dan habitat yang hidup di dalamnya.
Dari 98.000,00 haktar tanah, mencakup tiga distrik, yakni Nomboran, Nimbokrang, dan Gresik. Laus tanah itu juga termasuk daerah pemukiman masyarakat pribumi setempat dan seluruh pemukiman daerah trans. Penyerahan tanah disertai dengan pernyataan para tokoh adat, kepala kampung dan semua pihak yang berkepentingan. Isyo Hills Bird Wacthing dibagi dalam dua wilayah, yaitu Tabo dan Kutu.
Tabo mencaku dataran pegunungan, mulai dari Nombokrang sampai ujung danau Sentani. Dari dataran pegunungan ini terdapat banyak habitat. Wilayah Tabo mempunyai potensi alam yang cukup menarik. Didalamnya ada sekitar 18 danau. Ada pula air terjun yang indah dalam hutan. Selain ada juga kali dan sungai dengan beberapa yang tidak asing di telinga kita. Salah satunya adalah Komodo.
Tidak hanya itu banyak macam – macam hewan lain seperti burung cenderawaih, mambruk, kasuari, rusa, ayam hutan, kuskus, burung hantu, kelelawar, dan lain sebagainya. Banyak tumbuhan dan pohon – pohon indah termasuk tanaman agro asli daerah setempat. Banyak tumbuhan dan binatang menarik lainya yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Sementara Kutu mencakup dataran rendah termasuk wilayah pesisir pantai. Eko wisata dan ekonomi kreatif wilayah pesisir tidak kalah indahnya dari Tabo. Selain itu ada beberapa kali yang berujung pada muara di sekitar lautan. Disini juga mempunyai potensi alam. Didalamnya ada ikan, buaya, penyu, gurita, ikan hiu dan lain sebagainya. Ada satu goa dan didalamnya terdapat banyak kelelawar.
Pantainya bersih. Lingkungan pemukimannya sehat. Uniknya, fasilitas akan disiapkan oleh pengurus Isyo Hills Bird Wacthing. Untuk pengunjung peralatan mandi, berenang, mancing termasuk speatboat akan selalu tersedia. Tinggal bagaimana pengujung datang dan melakukan perjalanan wisata disana. Senja di akhir sore sangat indah. Disamping itu, pengunjung bisa ke pulau – pulau kecil mengunakan fasilitas yang disebutkan tadi.
Keamanan dan ketertiban lingkungan cukup mendukung. Hal itu didukung dengan adanya kesepakatan dan komitmen yang dilakukan semua komponen masyarakat 10 suku termasuk masyarakat trans yang berada di daeah ini. Jadi, jangan heran kalau pergi kesana aman – aman. Karena partisipasi masyarakat untuk menjaga keamanan dan kenyamanan demi menciptakan wisata di daerah ini sangat besar.
Keindahan eko wisata dan ekonomi kreatif di tempat ini, tidak kalah saing dengan tempat wisata lain yang di Indonesia. Buktinya apa, “Isyo Hills Bird Wacthing” masuk 10 nominasi wisata terbaik di Indonesia. Alex Waisimon, pengagas eko wisata dan ekonomi kreatif asal Genyem, Jayapura ini akan jadi tamu terhormat. Ia akan mewakili Papua pada acara ulang tahun Metro TV pada akhir pekan (04/03/2017).
Hampir 500 pengunjung dari belahan dunia sudah berkunjung di tempat wisata ini. Pada 2016 lalu duta besar AS untuk Indonesia sempat berkunjung. Banyak turis asing dari AS, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Spayol, Australia termasuk wisatawan lokal datang di tempat eko wisata dan ekonomi kreatif ini. Biasanya wisatawan yang datang menhabiskan waktu 1 – 15 hari.
Mengunjungi spot – spot yang telah disiapkan oleh pengelolah. Untuk melihat atau memotret hewan dan lainya, sudah disiapkan memang. Bisa mengunjungi beberapa tempat dan melihat langsung keindahan serta merasakan kesejukan yang bebas. Pada pukul 03:00 atau 04:00 pagi sudah bangun dan menuju ke spot–spot guna melihat ataupun memotret segala macam keindahan serta keunikan yang ada disana.
Tempat akomodasi telah disipkan. Sementara ini ada 1 kamar ukuran luas 4x6 cm dilengkapi dengan peralatan tidur termasuk toilet. Sehari tiga kali konsumsi untuk minum dan dua kali untuk makan. Harga untuk wisatawan lokal satu juta lima ratus per orang atau rombongan. Sementara bagi wisatan asing berkisar satu sampai tiga juta. Kisaran tersebut termasuk biaya antar ke hutan dan pantai juga termasuk penggunan fasilitas yang disiapkannya.
Selain itu, menurut Waisimon akan membuka sekolah alam Papua. Baru–baru ini, pemerintah kabupaten Jayapura telah meletakan batu pertama. Sekolah tersebut nantinya akan mengutamakan anak asli Papua secara umum. Tempat ini juga menurut Waisimon akan menjadi pusat penelitian untuk eko wisata dan ekonomi kreatif Papua. Selain itu, pihaknya sudah memiliki planing kedepan untuk membuka cabang di beberapa daerah di Papua.
“Kalo disini sudah bangun dan berjalan lancar. Kami akan bangun tempat wisata lain diantaranya Biak, Raja Empat, Wamena dan Jayapura. Jadi kalo tamu dari luar datang, tinggal kita mengarahkan mereka. Tergantung tamu itu mau berkunjung kemana”, katanya kepada wartawan kabarmapega.com di Nimbokrang (28/02/2017).
Bahkan pihaknya tengah berusaha menjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dan berkompeten. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan eko wisata dan ekonomi kreatif Papua. Dari pantauan Kabarmapega.com, sementara ini pihaknya tengah membangun ruang serba guna dengan ukuran 21x10. Gedung tersebut menghabiskan dana kurang lebih empat ratus juta.
Selanjutnya, gedung tersebut akan digunakan untuk tempat belajar sementara, ruang pertemuan, restoran, Caffe, serta tempat tidur. Kalau ada dana tambahan pihaknya akan membangun beberapa pondok demi kepentingan mengembakan wisata Papua. Pihaknya optimis sampai 2019 beberapa bangunan dapat berdiri dan 2020 membuka cabang di beberapa kabupaten/kota di Papua.
Selain itu, staf Isyo Hills Bird Wacthing, Marthen mengharapkan agar banyak pengunjung atau wisatawan lokal maupun asing datang. Ia berharap agar orang Papua mulai berpikir tentang perlindungan hutan dan menjadikan sebagai tempat wisata. Menurutnya, Papua itu memiliki potensi alam (hutan) tapi tidak bisa jaga baik. Ia menegaskan kekayaan hutan tersebut harus dijaga baik untuk kepentingan anak cucu kelak. Bukan untuk menebang pohon dan jual untuk kepentingan perut semata.
Liputor : Soleman Itlay
Editor : Frans Pigai
Tour Jangankan Emas, Noken Bisa Kenangan Anda
By Kabar Mapegaa 5:25:00 PM Ekonomi Rakyat , TERKINI , Wisata
Travel Mimika (KM) --- Tak heran anda mengenal daerah Mimika dengan kota emas. Kota yang disebut kota dolar. Tak lupa, kota milik negara Amerika. Bisahka
anda berkunjung daerah Amugme dan
Kamoro ini, bisa dapat emas
ber-kilogram dengan cepat?. Sulit
bung, emas milik orang kapitalis.
Para turis
lokal, nasional dan manca negara, daripada sulit dapat emas, kami ajak
kunjungi noken sebagai kenang - kenangan anda di Timika. Disini mama - mama Papua
telah sediakan ratusan noken. Noken yang anda beli anda bisa jadikan kenangan tersendiri.
Mama-mama ini sediakan banyak motif noken,
tinggal anda milih yang mana. Bagi anda yang manca negara anda bisa beli lambang bendera negara anda. Terbukti, mama- mama
Papua ini telah rajut Bendera
negara Israel, Bendera Negara -
Negara Pasifik, USA masih banyak. Kalau anda pesan tinggal datang sampaikan
motif bendera – negara anda atau sesuka
anda.
Bagi anda yang fans dengan komunitas rasta
dan Persipura banyak motif tinggal anda
milih saja. Beragam noken tulisan seperti Kota Timika, Papua, Free West Papua dan juga Pulau Papua
motif berbentuk bendera Bintang Kejora.
Kalau pengen miliki noken dari Timika, anda
bisa kunjunginya. Rute dari Airport Moses Kilangin, naik ojek tujuan di samping Gedung Eme Neme Jaware - Timika
Indah. Tidak ribet gang.
Pewarta: Marinus Gobai
Intan Jaya: Jalan Menuju Cartenz, Pempus, Prov dan Daerah, Diminta Harus Ada Kerjasama
By Kabar Mapegaa 7:39:00 AM BERITA PAPUA , Wisata
Jayapura,
(KM)---Jalan menuju wisata gunung cartenz di Kabupaten Inta Jaya, Papua, sudah
berapa tahun belum ditetapkan beberapa aturan sebagai kesepakatan dan
perjanjian ataupun kerjasama dengan pihak-pihak yang berwenang.
Hal
tersebut, masyarakat adat di kabupaten setempat sangat mengharapkan pihak-pihak
yang berwenang, seperti Pemerintah Pusat, Provinsi dan Pemerintah Daerah untuk membuat
Perjanjian Kerjasama (MoU) terhadap masyarakat adat.
Hal
ini disampaikan, Melianus Wandagau sebagai Pemilik Hak Ulayat Gunung Mbainggela
(Cartenz) di Yokatapa, Intan Jaya, Minggu, (17/07/2016).
Menurut
dia, sebelum adanya kesepakatan antara pihak yang berwenang. Maka, pihaknya
mengaku kami akan melakukan tindakan
yang buruk kepada wisatwan yang hendaknya mendaki gunung cartenz.
“Untuk
itu, diharapkan segera membuat sebuah perjanjian kerjasama (MoU) yang jelas dan
adil. Agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan antara pihak masyarakat dan
pemerintah,”jelasnya.
Sementara
itu, Matius Pujau, yang juga sebagai Kepala Suku Pouguni, senada dengan Wandagau,
mengatakan pihak-pihak yang terkait segera buat MOU. Supaya Wisatawan Manca
Negara bisa jalan dengan aman menuju gunung Cartenz.
“Sebelumnya,
harus membuat MoU duluh. Agar wisatawan manca Negara bisa masuk ke menuju gunung
cartenz,”jelasnya.
Pewarta : Daniel Hagimuni
Editor : Alexander Gobai