Panwaslu Deiyai Mulai Buka Pengambilan Formulir Panwaslu di Tingkat Distrik
By Kabar Mapegaa 6:40:00 PM BERITA PAPUA , POL-HUM-HAM , Politik
Suasana Pengambilan Formulir Panswaslu di Tingkat Distrik di Sekretariat Panwaslu (Foto: Yulianus Nawipa/KM) |
Deiyai, KABAR MAPEGAA.com – Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Kabupataen Deiyai, Papua telah membuka pengambilan Formulir
Panwaslu di tingkat distrik.
Sekretaris
Panwaslu Kabupaten Deiyai Yance Nawipa mengatakan berdasarkan SK Panwaslu Kabupaten
Deiyai nomor:01/K.AC-13/SK/Kp.04.00/XI/2017 atas kewenangan yang diberikan oleh
Undang undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu dan peraturan badan pengawas
pemilihan umum dan Undang undang nomor 10 tahun 2012 tentang pembentukan,
pemberhentian, dan pergantian antarwaktu Badan pengawas pemilihan umum
propensi, Kota /kabupaten dan panitia pengawas tingkat Distrik, maka pihaknya
membuka pengambilan formulir.
Terkait
Seleksi, kata dia, ada beberapa tahap yang akan dilakukan yaitu tes tertulis
dan selanjutnya tes wawancara akan dilakukan oleh pangawas kabupaten Deiyai tanpa
pengut biaya.
“Mereka yang ingin
menjadi panwaslu disktrik wajib mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi
berbagai persyaratan yang telah ditentukan itu lalu dibawa ke secretariat
Panwaslu Kabupaten Deiyai kemudian informasi tahap lanjutnya tanyakan di
Sekretariat Panwaslu di kabupaten Deiyai,”terangnya.
Terpisah, ketua pokja seleksi Panwaslu Tingkat Distrik
sekabupaten Deiyai Obed Kotouki menuturkan, dirinya beserta timnya telah membuka
pengambilan formulir bagi para calon anggota panwaslu Tingkat Distrik mulai
dari pada hari selasa 13-15 November 2017 kemarin di kantor sekretariat
Panwaslu Kabupaten Deiyai.
Lanjut dia
mengatakan rencana kami akan melakukan tanggapan dan masukan masyarakat pada
tanggal 21-22 Nov 2017, kemudian tes tertulis dan pengumuman hasil tes tertulis
27-29 Nov 2017 lalu tes wawancara dan penumuman hasil tes wawancara 2-6
desember setelah itu pengumuman hasil penetapan bagi lolos seleksi pada tanggal
11 Desember 2017.
Pewarta : Yulianus Nawipa
Editor : Alexander Gobai
Oknum TNI Ancam Wartawan Suara Papua Di Paniai
By Kabar Mapegaa 6:22:00 PM BERITA PAPUA , POL-HUM-HAM
Stevanus
Yogi Wartawan Suarapapua .com Foto : IST/KM
|
PANIAI,KABARMAPEGAA.Com- Hal yang tidak terpuji dilakukan
oleh seorang aparat indonesia melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali
terjadi di Paniai. Seorang wartawan media online suarapapua.com diancam dan
diteror di kediamanya.Pelaku diduga oknum TNI AD yang bertugas di daerah
tersebut.
Stevanus
Yogi, wartawan suarapapua.com yang bertugas di Kabupaten Paniai yang menjadi
pengacaman dan mengalami telor dari okum TNI kepada wartawan Kabarmapega.com, Rabu
(18/10/17) melalui pesan mesengger mengukapkan peristiwa yang menimpanya
seketika berada di rumah sendiri di belakang Pasar Sentral Iyaipugi, Enarotali, Kabupaten Paniai.
Ia
menjelaskan, kedatangan pihak oknum TNI kediamanya dengan cara yang tidak pake etika. saya
menduga kedatangan mereka berkaitan dengan berita yang saya muat di media
tentang “ Masyarakat Paniai Larang
Pagari Kuburan 4 Pelajar yang di tembak oleh Oleh Aparat Indonesia 8 Desember 2014 ”.
Kronologis
yang diterima wartawan kabarmapegaa.com Kemarin hari Selasa (17/10/17) siang sekitar pukul
12.00 WIT Siang, tiba-tiba aparat TNI sebanyak 6 orang mendatangi di rumah
wartawan Stevanus Yogi. Pihak TNI datang dari arah pasar Iyaipuga . Kemudian
tanpa pamit kepada pemilik rumah tiga masuk kedalam rumah lalu periksan tiap ruangan yang ada.
Lalu tiga orang periksa di sekitar halaman rumah.
Selama
pemeriksaan berlangsung pemilik rumah tidak mengeluarkan satu kata pun dari
mulut. Pihak Oknum TNI juga tatapan mata dan raut wajah wajah kepada pemilik
rumah sangat kasar.
Pemeriksaan
berlansung selama dua menit. Saat keluar dari rumah, salah satu orang TNI
berkata “ Kami periksa bapa punya rumah karena ada anak aibon curi leptop dan
uang ada lari kearah sini.
Setelah
itu, tepatnya pada pukul 12.03 WIT enam orang aparat TNI diantaranya tiga orang
bawa senjata api dan tiga orang lainnya membawa parang samurai panjang. Semuanya
di pegang tangan mereka langsung bergegas jalan.
Stevanus
Yogi menyatakan, saya pandang tindakan
ini merupakan tindakan intimidasi dan teror. mereka brutal, bertindak layak orang
gila yang tak punya perasaan,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Saya
sebagai pemilik rumah yang saat itu berada disitu merasa harga diri saya
diinjak dilecehkan . Karena seharusnya mereka minta ijin sebelum pemeriksaan.
Lanjut
dia, herangnya kalau benar ada pencurian barang kenapa pemeriksaan hanya di
lakukan di rumah saya.
"kenapa tidak periksa rumah tetangga saya. Ini membuat
saya mebinggungkan saya, ada apa," Tanya Yogi.
“Tetapi
bagi saya dan teman-teman kami tetap semangat sebagai pewarta atau kuli tinta.
Saatnya orang papua bicara apa yang dilihat dan dirasakan,”katanya.
Hingga
berita ini diturunkan wartawan sulit konfirmasi pihak aparat Tentara Nasional
Indonesia.
Pewarta : Martinus Pigome
Semarang, 47 Mahasiswa di Tahan Polisi Secara Brutal
By Kabar Mapegaa 6:22:00 PM Aksi Nasional , AMP , BERITA PAPUA , POL-HUM-HAM
Massa aksi FRI-WP dan AMP usai Negosiasi dengan Pihak Kepolisian di Semarang, Jawa Tenga, Selsa, (15/17) Foto: Hisage Theo'Z CT |
JAKARTA, KABARMAPEGAA.com– Bertempat di Semarang, Jawa Tengah
Selasa, (15/8/2017) Aparat Kepolisian Republik Indonesia menangkap massa Aksi dari
FRI- WP dan Aliansi Mahasiswa Papua Komite kota Semarang-salatiga.
AMPNews dalam akun facebooknya menulis, aksi kali ini memperingati 15 Agustus bertepatan "New York
Agreement 1962 jalan anekasi ilegal indonesia atas Papua".
43 Massa aksi yang ditangkap hari ini di Semarang dari AMP
Sesal , 2 orang dari Se-Bumi, 1 orang dari PPR, 1 orang dari FRI-WP dan 2 orang
dari LBH Jogyakarta.
Selain penangkapan massa aksi, perangkat aksi 17 poster dan 1 spanduk yang bertulisan “New
York Agreement 1962” pun turut diamankan
oleh pihak kepolisan di Porlestabes Semarang,” tulisnya siang ini
AMPNews menulis daftar nama-nama massa aksi yang ditangkap yakni
1. Jackson Gwijangge (AMP)
2. Frans Yelemaken (AMP)
3. Deva Yelemaken (AMP)
4. Alfrida Kedeikota (AMP)
5. Mey Tebay (AMP)
6. Theo Hisage (AMP)
7. M.Kano (SeBUMI)
8. Saverius (AMP)
9. Alex Duwitau (AMP)
10. Bonni M I (AMP)
11. Yuli Gobay (AMP)
12. Ney Sobolim (AMP)
13. Deserius Dogomo (AMP)
14. Lina Butu (AMP)
15. Novela Wetipo (AMP)
16. Danny Nawipa (AMP)
17. Petu Tebai (AMP)
18. Penthol (PPRI)
19. Elizabeth Magai (AMP)
20. Yohanes Tigi (AMP)
21. Januarius Tibakoto (AMP)
22. Yohanes Dogomo (AMP)
23. Markus Butu (AMP)
24. Bastian Tebai (AMP)
25. Ferry Tibakoto (AMP)
26. Deky Pagawak (AMP)
27. Gamson Alom (AMP)
28. Aperinus Waker (AMP)
29. Gasper Alom (AMP)
30. Ontas Aud (AMP)
31. Fincen Matuan (AMP)
32. Dimes (AMP)
33. Nianus (AMP)
34. Paulus Wuka (AMP)
35. Ayon Widigipa (AMP)
36. Stefanus Iyai (AMP)
37. Tenus Tsenawatme (AMP)
38. Zan Magai (AMP)
39. Melianus Tabuni (AMP)
40. Tamin Murib (AMP)
41. Sigintak Wasiangge (AMP)
42. Apoel Maloa (SeBUMI)
43. Frengky Yelipele (AMP)
44. Bernardo Boma (AMP)
45. Januarius Adi (AMP)
46. Niko Andi Wauran (LBH)
47. Rizky Putra Edry (LBH)
Pantauan media ini, situasi aksi dilapangan sangat diintimidasi dan
dihadang ketat oleh Aparat Kepolisian
Republik Indonesia bersama kelompok Ormas. Kondisi ini mengakibatkan berujung
pada penangkapan massa aksi damai secara brutal,"jelasnya
Pewarta: Eki Gobay
29 Massa Aksi FRI- WP dan AMP di Amankan Porlestabes Jogya
By Kabar Mapegaa 5:08:00 PM AMP , BERITA PAPUA , MAHASISWA , POL-HUM-HAM
29 Massa Aksi dari FRI-WP dan Aliansi Mahasiswa Papua Jogya di ruangan tahanan Polrestabes Jogya. Selasa, (15/17) |
JAKARTA,KABARMAPEGAA.com—
29 Masa aksi dari FRI west Papua dan
Aliansi Mahasiswa Papua diamankan di Porlestabes Jogya, Jawa Tengah. Aksi kali ini menyikapi
untuk 15 Agustus bertepatan New York
Agreement 1962 jalan anekasi ilegal indonesia atas Papua.
Informasi yang dihumpun media ini aparat
Kepolisian dan Omas Sipil Reaksioner Paksi Katon membubarkan massa aksi FRI WP
dan AMP dan menahan massa aksi di Polrestabes, Selasa, (15/8/2017)
Kronologis aksi
Pukul 10.00 aparat polisi beserta ormas sipil
reaksionernya sudah berjaga di titik kumpul aksi ketika massa aksi sedang mulai
berkumpul. 2 mobil polisi, 3 truk polisi, 10 motor trail, 1 water cannon, lebih
dari 100 polisi, 30 ormas jogja rembug (paksi katon)
Pukul 11.00 paksi katon berbaris dan berorasi di depan
massa aksi FRI WP dan AMP."Separatis, gebuk gebuk gebuk. Komunis, gebuk
gebuk gebuk. NKRI harga mati" Begitulah isi teriakan teriakan yang di
serukan ormas sipil reaksioner.
29
massa aksi sudah berkumpul didampingi 3 LBH Jogja
Pukul 11:32 massa aksi didatangi kasat intel untuk
menghentikan aksi. Pukul 11.35 massa aksi mulai orasi dengan dikepung oleh polisi dan
ormas sipil reaksione.
Setelah massa aksi memulai orasinya tentang "New York Agreement" yang tidak sah dan massa aksi menyerukan "Papua Merdeka",
lalu polisi dan ormas sipil reaksioner paksi katon kembali berteriak
"habisi, babi, NKRI" sambil mendorong masuk massa aksi ke dalam truk
polisi.
Massa aksi tak luput dari penendangan yang dilakukan aparat dan
dorongan yang dilakukan ormas sipil reaksioner paksi katon.
Pukul 11:38 Keranda
yang disediakan oleh massa aksi dirampas dan dihancurkan oleh paksikaton, lalu
dorong-dorongan dilakukan oleh polisi dan paksikaton terhadap massa aksi,
menggiring massa aksi ke dalam mobil polisi.
Pukul 11:40 massa aksi dikepung di dalam mobil polisi.
teriakan "Papua"', 'hidup papua!', dan 'papua merdeka!' bersahutan dari dalam
mobil polisi.
Pukul 11:42 massa aksi tidak ada yang tersisa, semuanya
dimasukkan ke dalam mobil, dan dibawa
pergi saat ini 29 massa aksi ditahan di polrestabes Jogya.
Nama-nama mssa aksi yang ditangkap hari ini:
1. Rico Tude (PPRI)
2. Gabriel Hegemur (AMP)
3. Semi Yobe (AMP)
4. Aris Wanibo (AMP)
5. Aris Yeimo (AMP)
6. Andreas Yeimo (AMP)
7. Abbi Douw (AMP)
8. Zayur Bingga (AMP)
9. Ferri Edowai (AMP)
10. Elia Mote (AMP)
11. Sael Makituma (AMP)
12. Fabianus Pigome (AMP)
13. Musa Pekei (AMP)
14. Naomi Buyu (AMP)
15. Adriana Yogi (AMP)
16. Bertha Haluk (AMP)
17. Marlen (PDM)
18. Opik (PMD)
19. Syarul (PMD)
20. Fitri Lestari (PEMBEBASAN)
21. Deven (PEMBEBASAN)
22. Is (PEMBEBASAN)
23. Randi (PEMBEBASAN)
24. Taufan (solidaritas)
25. Ardan (solidaritas)
26. Riden (solidaritas)
27. Adli (PEMBEBASAN)
28. Erwin (solidaritas)
29. Napi (AMP)
2. Gabriel Hegemur (AMP)
3. Semi Yobe (AMP)
4. Aris Wanibo (AMP)
5. Aris Yeimo (AMP)
6. Andreas Yeimo (AMP)
7. Abbi Douw (AMP)
8. Zayur Bingga (AMP)
9. Ferri Edowai (AMP)
10. Elia Mote (AMP)
11. Sael Makituma (AMP)
12. Fabianus Pigome (AMP)
13. Musa Pekei (AMP)
14. Naomi Buyu (AMP)
15. Adriana Yogi (AMP)
16. Bertha Haluk (AMP)
17. Marlen (PDM)
18. Opik (PMD)
19. Syarul (PMD)
20. Fitri Lestari (PEMBEBASAN)
21. Deven (PEMBEBASAN)
22. Is (PEMBEBASAN)
23. Randi (PEMBEBASAN)
24. Taufan (solidaritas)
25. Ardan (solidaritas)
26. Riden (solidaritas)
27. Adli (PEMBEBASAN)
28. Erwin (solidaritas)
29. Napi (AMP)
Pewarta:
Eki Gobay
Rute Aksi AMP dan FRI-WP 15 Agustus di Jakarta
By Kabar Mapegaa 6:38:00 AM AMP , BERITA PAPUA , POL-HUM-HAM
Poster Aksi FRI -WP dan AMP Ist |
BOGOR,KABARMAPEGAA.com-- Front Rakyat Indonesia
untuk West Papua [FRI-WP] dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Jakarta akan
melakukan aksi longmarch, besok, 15 Agustus 2017, di Ibu Kota Negara Jakarta,
dengan Thema "New York Agreement, Jalan aneksasi Ilegal Indonesia atas
West Papua.
“Rute Aksi damai akan dimulai dari depan patung
kuda berjalan menuju titik akhir di Istana Negara. Aksi akan berlangsung dari
13.00 WIB hingga selesai," kata Frans Nawipa kepada Kabar Mapegaa, Senin (14/17) pagi.
Nawipa, selaku Ketua AMP Jakarta, menjelaskan bahwa
aksi Demo damai besok ini, selain mengenang 56 tahun sejarah awal
meng-illegal-kan Penjajahan Negara Indonesia diatas tanah Papua, juga merupakan
mengenang hari ulang tahun grub Mambesak ke-39 tahun yang mana mengangkat dan
memperjuangkan identitas hak hidup rakyat Papua melalui lagu- lagu, music dan
mob (komedia Papua) di tahun 80an.
Sebab, Lahirnya sosok Arnold AP dan Grup Mambesak
juga berpijak dari realitas keberadaan hidup rakyat Papua saat itu, yang
berawal dari sejarah TRIKORA 19 Desember 1961; New York Agreement 15 Agustus
1962; Anesasi 1 Mei 1963 dan Pepera 1969—Hingga detik ini, ras papua serta alam
papua sedang menderita atas ketertindasan oleh Imperialisme, tuannya
kolonialisme Indonesia beserta tindakan militeristiknya yang selalu melanggengi
kepentingan eksploitasian manusia dan alam Papua. Realitas ini, menggambarkan
Perjanjian New York mengapa tak melibatkan orang Papua dan proses realisasinya
melalui Pepera yang cacat hukum Internasional dan digelar dengan terror,
intimidasi dan memperoleh hak suara manipulatif.
“Penandatanganan Perjanjian New York (New York
Agreement) antara Belanda dan Indonesia terkait sengketa wilayah West New
Giunea (Papua Barat) pada tanggal 15 Agustus 1962 dilakukan tanpa keterlibatan
satupun wakil Rakyat Papua pada hal perjanjian itu berkaitan dengan
keberlangsungan hidup rakyat Papua Barat. Itu illegal,” Ujar Nawipa.
Nawipa sebagai Humas Aksi, esok, menerangkan bahwa
dalam aksi besok, akan tampak beberapa poster yang bertuliskan “Membuka ruang
demokrasi bagi rakyat Papua”, “Pepera 69 merupakan cacat hukum Internasional”.“TNI, Polisi, Brimob, Densus merupakan pengacau dan pembunuh rakyat sipil Papua
yang mana melakukan aktor praktek genosida maka berhenti impunitas” dan
“Referendum ulang solusi menentukan hak hidup rakyat Papua," Pungkasnya.
Komnas HAM: Usut Kasus Penembakan di Deiyai!
By Kabar Mapegaa 6:02:00 PM BERITA PAPUA , Hukum & Ham , POL-HUM-HAM
Anggota Komnas HAM Maneger Nasution Foto : Musiron |
"Dunia kemanusiaan kembali menangis dan berduka atas kembali terjadinya tragedi kemanusiaan di tanah Papua. Kali ini terjadi penembakan di Kabupaten Deiyai. Menurut warga, korban yang tertembak 17 orang," tutur dia dalam siaran pers yang diterima, Kamis (3/8).
Maneger mengatakan, kepolisian harus segera mengusut kasus itu sampai tuntas secara profesional dan independen. Siapa pun pelakunya, apa pun motifnya, dan siapa pun aktor intelektualnya, harus dimintai pertanggungjawaban.
Selain itu, menurut Maneger, Presiden Joko Widodo perlu mengambil inisiatif atas persitiwa yang terjadi di Papua dan memimpin penyelesaian kasus-kasus kemanusiaan di Tanah Papua secara dialogis, damai, menyeluruh dan bermartabat dalam kerangka NKRI yang sejati.
"Presiden Jokowi sebaiknya bergegaslah memimpin penyelesaian masalah-masalah Papua. Sekali lagi bersegeralah sebelum terlambat. Masalah-masalah Papua sudah mendekati Maghrib. Sejarah NKRI di tanah Papua menuntut bukti. Semoga masih ada waktu," kata dia.
Seperti diketahui, terjadi penembakan di Kampung Oneibo, Kabupaten Deiyai, Papua, Selasa (2/8) kemarin. Penembakan diduga dilakukan oleh polisi. Penembakan mengakibatkan satu warga sipil tewas dan tiga orang terluka.
Sumber : Republika
Demo Deiyai Berdarah,Mahasiswa Papua Teriak Tanpa Aparat Papua Damai
By Kabar Mapegaa 3:34:00 PM BERITA PAPUA , Hukum & Ham , MAHASISWA , POL-HUM-HAM
Suasana Massa aksi orasi di depan Balai Kota Malang Rabu (09/08/17) Foto
: Martinus Pigome
|
Malang,KABARMAPEGAA.Com—Demo damai kemusian serentak setiap kota Se-Jawa dan Bali yang mengatasnamakan organisasi
Front Persatuan Rakyat dan Pemuda Anti Militerisme di adakan di depan Balai Kota Malang Rabu (09/08/17)
siang.
aksi damai ini juga menuntut pemerintah Negara Indonesia melalui kepolisian
segera menyelesaikan kasus pembunuhan secara misterius yang terjadi di Kampung Oneibo, Distrik Tigi,
Kabupaten Deiyai, Papua 1 Agustus 2017.
Dalam orasinya Koordinator Lapangan Ima Felle
mengatakan,kasus Deiyai berdarah ini juga terindikasi kuat sebagai pelanggaran hak
asasi manusia (HAM) yang berat yang dilakukan aparat Indonesia terhadap warga papua.
“Kami bisa hidup damai tanpa aparat Indonesia.
kehadiran aparat di Papua justru mengacaukan situasi papau. pembunuhan misterius
terhadap warga papua pun terjadi dimana-mana,”Ujarnya Ima Felle Dalam orasinya.
Ia pun mengakui dalam orasinya,UUD dan Hukum
Indonesia hanya sebatas simbol.kata dia,apa dibilang penegak hukum tapi,nyatanya
orang asli papua (OAP) \di tembak seperti binatang.
Sementara itu,Juru bicara (Jubi) Aksi Damai Justus
mengatakan,Negara Indonesia lebih mementingkan pembangunan dari pada orang asli
papua.
Menurutnya,beberapa tahun terakhir ini aparat Indonesia melakukan pelanggaran HAM
berat seperti,Paniai berdarah tahun 2014 Aparat menembak 4 Siswa ,Timika dan
Deiyai tanggal 1 Agustus 2017 satu warga korban dan lainnya mengalami luka
berat.
“Kemanusian ini hal yang vital sehingga kami
mendesak Presiden Indonesia Ir.Joko Widodo harus tanggungjawab pelanggaran HAM
yang terjadi di Papua,” Tegasnya Lelaki Asal Genyem ini Kepada awak media.
“Kalau Negara Indonesia adalah Negara hukum. Negara
harus bertanggungjawab,adili dan tangkap pelaku penembakan Deiyai,” Harapnya.
Dalam Pantaun Media ini aksi kali ini diikuti
dari berbagai organisasi seperti,FRI-WP,SeBUMI,Komunitas Tan Malaka dan puluhan
mahasiswa papua.
Pernyataan Aksi Damai Kemanusian yang di
koordinir oleh Front Persatuan Rakyat dan Pemuda Anti Militerisme sebagai berikut:
1.Indonesia harus bertanggungjawab atas tragedi
kemanusian yang terjadi tanggal 1 Agustus 2017 di kampung Oneibo ,Kabupaten
Deiyai,Papua.
2.Tangkap,adili dan penjarakan pelaku
penembakan yang menewaskan satu orang dan belasan orang mengalami luika berat.
3.Tutup PT. Dewa dan perusahaan yang lainnya
yang merupakan dalang kejahatan diatas tanah papua.
4.Menolak rencana pembangunan pangkalan
militer TNI AU dan Mako Brimob di Yahukimo.
5.Menolak rencana pembangunan pangkalan
militer TNI AU tipe c di Wamena.
6.Menolak rencana pembangunan pangkalan
tempat pelatihan militer di kamimana.
7.Tarik militer organic dan non organic dari
tanah papua.
8.Buka seluas-luasnya ruang kebebasan pers
dan menyampaikan pendapat di muka umum.
Pewarta : MP