Penentuan Nasib Sendiri Bagi Bangsa Papua Tak Bisa Dikatakan Pelanggaran UUD Negara Indonesia
By Kabar Mapegaa 6:21:00 PM ARTIKEL , artikel papua
Foto: Dok. Prib, Yulianus N/KM |
Mahasiswa Tambrauw Yogyakarta Menolak Perencanan Program Perkebunan Kelapa Sawit di Kebar
By Kabar Mapegaa 10:40:00 AM ARTIKEL , artikel papua
Mahasiswa Tambrauw Yogyakarta Menolak Perencanan Program Perkebunan Kelapa Sawit di Kebar, (Foto: Dok, Wllem S/KM) |
Gereja Memperjuangkan Hak Asasi Manusia, Martabat (Integritas) Manusia, Kesamaan Derajat dan Kemerdekaan Manusia (Freedom/Liberatiaon)
By Kabar Mapegaa 7:31:00 AM ARTIKEL , artikel papua
Foto: Dok. Socrates S. Y/KM |
Implementasi dan Evaluasi Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua dan Papua Barat
By Kabar Mapegaa 6:57:00 AM ARTIKEL , artikel papua
Foto: Dok. Prib, Manu T/KM |
Program Keluarga Berencana (KB) Memusnahkan Generasi Orang Asli Papua
By Kabar Mapegaa 3:23:00 PM ARTIKEL , artikel papua
Program Keluarga Berencana (KB) Memusnahkan Generasi Orang Asli Papua, Foto, dok, Ilst/KM |
ARTIKEL, KABARMAPEGAA.Com – Dari generasi ke geneasi orang Papua semakin menurun dari desa ke kota. Kehabisan orang Papua dengan banyak cara yang di buat oleh orang-orang yang tidak senang dengan kehadiran orang kulit hitam rambut keriting. Bukan di lihat dari itu saja melainkan alam Papua sebagai dapur dunia yang memberikan makan beribuh orang di dunia. Kekayaan yang ada di bumi Papua banyak orang mati matian hadir menikmati dengan cara mencuri tanpa meminta pemilik.
Orang Papua di ujung kepunaan, yang di lakukan oleh negara sebagai bentuk kekerasan seperti pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) tanpa proses hukum di tanah Papua, free sex hadir dimana mana di Papua, pembunuhan terencana dan teristimewa, dan negara mengharapkan Papua mengikuti keluarga berecana dengan tujuan menghabiskan generasi Papua.
Gerakan membangun Papua sehat berwawasan kependudukan, seminar nasional yang di laksanakan di Universitas Indonesia Fakultas Fisip dengan judul “ Membangun Ketahanan dan kesejateraan keluarga di tanah Papua” (9/05/2016).
Keluarga berencana ini bukan di perlukan bagi wanita tetapi rencananya akan di buat termasuk kepada pria. Program ini Lenis Kogoya di terima di Provinsi Papua dan Papua Barat. Tetapi saya berpendapat sama dengan Marius Young bahwa program keluarga Berencana dari pusat untuk memusnahkan masyarakat asli Papua maka kami sepunuhnya ditolak. http://pacepapushare.blogspot.co.id/2016/05/.
Saya sebagai generasi Papua sangat sedih dengan keadaan di Papua, kami membutuhkan generasi Papua, maka pusat negara dan BKKBN di Papua segara di tutup karena kami meresa tidak ada bermanfaat. Saya setuju dengan Ibu Yubelina Motte, bahwa segera menghapus program Keluarga Berencana (KB) yang selama ini dijalankan.
Charles Brabar pun menanggapi pernyataan Mama Yubelina Mote (47) yang minta kepada BKKBN RI menghapus program Keluarga Berencana (KB) yang selama ini dijalankan. Dimana di hadapan Kepala BKKBN RI, Pemerintah Kabupaten Paniai dan masyarakat, di Aula Uwaata Wogi Yogi Enarotali Paniai, Selasa, (29/8/2017) lalu, Mama Yubelina Mote menolak tegas program tersebut. http://tabloidjubi.com.
Orang Papua berhenti mengikuti KB, orang Papua menjadi genesai yang maju dan berkembang diatas nilai budaya demi alam Papua yang kaya raya dengan prinsip satu keluarga 100 anak.
Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Papua
Mahasiswa Mamberamo Tengah (Mamteng) Se-Jawa dan Bali Mempertanyakan Dana Pemondokan
By Kabar Mapegaa 6:27:00 PM ARTIKEL , artikel papua , Dana Akhir Studi
Kontrakan MAhasiswa Putra/I Mamberamo Tengah. Foto, dok; Melky T/KM |
Dana Kampung di Kab. Maybrat Terindikasi Disalahgunakan
By Kabar Mapegaa 8:18:00 PM ARTIKEL , artikel papua
Mahasiswa Papua Aifa, foto dok Prib, Fransiskus B/\KM |
Krisis Kemanusiaan di Rohingya dan Papua
By Kabar Mapegaa 1:28:00 PM ARTIKEL , artikel papua , PELANGGARAN HAM
Foto: Dok, Piet N. Y/KM |
ARTIKEL, KABARMAPEGAA.Com – Nilai kemanusiaan di hadapan hukum, HAM, religi sama. Dengan kesamaan itulah kami hendak membunyikan kalimat ini kehadapan publik.
Pandangan Umum
Nilai kemanusiaan di hadapan hukum, HAM, religi sama. Dengan kesamaan itulah kami hendak membunyikan kalimat ini kehadapan publik. Agar dapat memahami, meneliti serta mentransferkan kedalam aplikasi yang kongkrit. Disitulah kita bisa menemukan jati diri, keselamatan dari krisis kemanusiaan yang di alaminya. Walaupun pada era seperti kini, manusia di hadapan manusia di pandang musuh, tidak setara, rendah.
Akibatnya manusia lain di intimidasi, di lecehkan saat itulah kebutuhan akan manusia harus di hargai. Setidaknya, memberikan perlindungan, bantuan sebagai sesama manusia.
Apa yang terukir di dalam kerukunan hidup manusia? a) Saling menghargai antar sesama manusia. b) Membuang seteru diantara mereka. c) Tindakan menjalin kembali hubungan mereka (Re-Connection act). d). Melahirkannya upaya musyawarah. e). Mengakui kembali (admitted) sebagai bagian integralnya. Itu sekadar sambungan bahasa penulis berkaitan dengan pandangan ilmiah dan umum. Karena masalah HAM dan kekerasan terhadap kemanusiaan adalah masalah umum. Ia melintasi domestik, regional, multilateral internasional.
Etnis Rohingya dan Kekerasan Militernya
Kasus rohingya pada saat ini dimana pemerintah indonesia semakin cepat menanggapi persoalan itu seakan masalah domestiknya. Atas nama kemanusiaan kita bisa turun tangan kesana untuk membantunya. Tetapi, pemerintah Indonesia terlalu campur tangan ke pemerintah Myanmar.
Penulis ingin sekali muatkan hasil temuan yang mana terdapat. http://www.kompasiana.com/yoserevela/59ac41cb7cb86418567914a2/sisi-lain-krisis-kemanusiaan-rohingya. Masalah orang Rohang yang saat ini (masih) terjadi, sebetulnya lebih rumit dari yang terlihat dari luar. Karena, masalah yang menimpa orang Rohang ini bukan hanya masalah tindak persekusi, yang dilakukan kaum ekstremis kelompok mayoritas (pemerintah Militer Myanmar yang didominasi penganut agama Buddha), terhadap minoritas (orang Rohang yang beragama Islam).
Faktor pemicu masalah orang Rohang lainnya adalah, melimpahnya potensi kekayaan alam berupa migas di Rakhine Utara, salah satu wilayah termiskin di Myanmar. Kekayaan melimpah ini, mampu menarik minat perusahaan migas lokal maupun asing (misal AS, Inggris, Tiongkok, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand, dll) untuk mengolahnya secara besar-besaran. Menyadari potensi pemasukan besar ini, pemerintah Myanmar lalu gencar mendorong pengusiran orang Rohang, supaya lahan yang dapat diolah makin luas. Inilah yang membuat banyak negara terkesan 'diam' soal masalah kemanusiaan orang Rohang.
Etnis rohingya (warga negara Myanmar) yang mengungsi besar-besaran ke negara tetangganya bangladesh. Itu merupakan suatu perintah dan otoritas berbentuk juntah militer yang berlaku di Myanmar. Jikalau pemerintah Indonesia terlalu campur tangan kesana secara lebih juga akan mengundang citra buruk hubungan antara kedua pemerintahan ini.
Pada akhirnya simpatisan pemerintah Indonesia saat-saat ini semakin memukul berat kepada pemerintah Myanmar atas krisis kemanusiaan yang sedang di alami oleh masyarakat myanmar etnis rohingya. Itu hal terbaik yang di lakukan oleh pemerintah Indonesia tetapi bagaimana dengan masalah yang di hadapi dalam negeri Indonesia (domestik) sendiri itu memang tidak sadar benar. Seharusnya kekerasan Militer NKRI sendiri kepada rakyat West Papua itulah yang harus fokus tuntaskan segera.
Krisis Kemanusiaan West Papua
Masih ada banyak masalah-masalah yang harus NKRI segera selesaikan dalam negaranya sendiri (domestik) yakni krisis kemanusiaan yang di alami masyarakat Papua. Kami mengutuk keras dan mendesak kepada pemerintah NKRI. Atas semua tindakan krisis kemanusiaan, pendekatan militer, operasi-operasi militer, pelanggaran HAM yang di lakukan oleh NKRI kepada masyarakat West Papua.
“Memaksa orang bangun, tetapi dirinya dirinya belum tentu bangun setiap hari pagi-pagi benar. Malah dirinya itulah yang paling lambat berangkat bekerja (paling sering siang benaran bangunnya)”.
Persepsi mirip demikianlah yang NKRI lakukan, masalah domestik seperti krisis kemanusiaan West Papua mirip seperti masyarakat rohingya. Tetapi, sampai saat ini NKRI belum membuka diri untuk menyelesaikan dengan baik krisis kemanusiaan yang di alaminya di West Papua. sehingga tindakan NKRI di Myanmar adalah tindakan ada-ada saja.
NKRI lakukan upaya hulu dan hilir untuk demi perdamaian atas krisis kemanusiaan yang di alami oleh etnis rohingya. Namun, sampai saat ini kami belum pernah menemukan upaya yang di lakukan oleh pemerintah NKRI untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang di alami oleh masyarakat Papua demi kemanusiaan.
NKRI masih mempertahankan upaya pembiaraan krisis kemanusiaan yang di alami oleh masyarakat West Papua. intinya NKRI mengejar dan kerinduan mengelola kekayaan alam Papua berlimpah ini.
Kekerasan Negara dan Pembunuhan Kilat Saat Ini
Baru-baru ini semakin genjar dan di kejutkannya mayat orang mati dan terdampar di pelabuhan Aikai Enarotali Paniai. Serta pembunuhan kilat lain yang semakin hari semakin menoreh dan mengoreskan pada pendataan HAM semakin bertambah pula. Sebelumnya menjelang tanggal peringatan kemerdekaan NKRI saja sudah di kejutkan Penembakan yang dilakukan dengan peluru kaliber PIN 5,56, bukan peluru karet.
Di Kabupaten Dogiyai, 20/1, 2017, beberapa oknum polisi melakukan penyiksaan dan penganiayaan terhadap Ferdinand T., Desederius Goo (24), Alex Pigai, Oktopianus Goo, dengan menggunakan potongan kayu balok berukuran 5x5 cm dan pangkal senjata di Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Moanemani.
Pada 10/1, Otis Pekei meninggal dunia karena dipukul hingga babak belur oleh oknum polisi di Mapolsek yang sama.Di Wamena, Kabupaten Jayawijaya,10/1, Edison Matuan (21) ditangkap beberapa oknum polisi, kemudian dipukul, disiksa, dan dianiaya, baik di Mapolsek maupun di Rumah Sakit Umum Daerah, hingga meninggal dunia pada keesokan harinya.
Dalam tahun 2016, SETARA Institute mencatat 68 kasus kekerasan terhadap orang Papua di Provinsi Papua dan Papua Barat. Di antaranya, di Kabupaten Dogiyai, 23/12, dua oknum brimob melakukan penganiayaan terhadap Melkias Dogomo yang meninggal beberapa hari kemudian.
Di Kabupaten Boven Digul,1/12, Oktovianus Guam (16) diduga ditembak mati oleh oknum polisi.Di Manokwari, 26-27/10, aparat kepolisian melakukan penembakan, penyiksaan, dan penganiayaan terhadap orang Papua.Di Kabupaten Merauke, 14/9, dua okum polisi melakukan pemukulan dan penembakan terhadap Melky Balagaize (19).Di Kabupaten Intan Jaya, 27/8, Otianus Sondegau (15) ditembak mati oleh oknum Brimob.
Sedangkan dari Oktober 2014 hingga Desember 2015, menurut SETARA Institute, terjadi 16 tindakan kekerasan negara. Misalnya di Jayapura, 27/8, tiga pemuda Papua atas nama Wilhelmus Awom (26), Soleman Yom (27), dan Yafet Awom (19) diculik dan dianiaya hingga babak belur oleh oknum polisi.Di Kabupaten Yahukimo, 19/3, oknum polisi menembak mati Intel Senegil (16).
Semua kasus kekerasan di atas memperlihatkan bahwa orang Papua masih dipandang sebagai musuh Negara Indonesia. Maka kekerasan dilakukan untuk menghancurkan musuh Negara. Karena itu, hanya orang Papua yang menjadi korban dari kekerasan.Rangkaian kekerasan aparat negara itu di peroleh dari http://www.satuharapan.com/read-detail/read/penembakan-di-papua-menambah-antipati-terhadap-ri. (Muyepimo/KM)
Penulis adalah Intelektual Kab. Dogiyai
Jiwa Raga Orang Papua Merebut Negerinya Sendiri
By Kabar Mapegaa 10:48:00 AM ARTIKEL , artikel papua , Ham
Jiwa Orang Papua Merebut Negerinya Sendiri, Ilustrasi/KM |
Artikel, KABARMAPEGAA.Com - Benarkah! Memang itu wajar. Kalau arena pertaruan pertandingan atlet, kedua regu/Tim, siap berlawan di lapangan, pada momen itu juga biasa terjadi bahwa Penonton lebih pintar dari pada pemain itu biasa. Seharusnya, adalah kedua tim berlawan bertaruan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Jadi hal luar biasa rakyat Papua harus menjadi aktor utama untuk berkarya diatas negerinya.
Maka itu, jadilah pribadi yang gagah lawan dilapangan bukan penonton ketika pemain sedang bermain di lapangan. Sebab, sebuah indicator special pokok menyatakan “orang Papua telah mencoba lalu gagal itu luar biasa. Tapi, orang papua gagal mencoba adalah tolol, dan intimidasi diatas intimidasinya.
Sama hal juga, selagi kita masih bernafas memperjuangkan hak-hak orang Papua. Agar jejak perjuangan kita tetap akan terukir dan bergulir sampai pada generasi anak dan susu kita nantinya. Jika selagi kita mampu menyuarakan dan membelah kaum lemah tetapi biarkan kenyatakan dimata kita, atau bertipu menipu orang kemudian diabaikan kenyataan lalu menyatakan bukan kenyataan. Maka karakter orang papua seperti ini adalah kategori manusia papua kanibalisme.
Jika Kita sadar akan menghadapi semua itu dengan netralitas! Maka mustinya kitapun akan memahami dalam kemenangan dan kekalaan. Ini adalah akan selalu ada di posisi tengah perlawanan. Namun, rebutan antagonisme. Maka dini kita pandai ciptakan jiwa raga orang papua berkakter agresif yang mampu juangkan harkat dan martabatnya sendiri bukan memunafik hak dan martabat bangsa dan Negara lainnya.
Jangan penakut ketika orang melihat kesuksesan orang pendatang di Papua dan jangan terjadi pada orang Papua bermoral menjatuhkan satu sama lainnya ketika orang Papua berkarya sesuatu pada negeri sendiri. Maka orang Papua wajib memiliki kesopanan tingkat kedewasaan dan karakter orang Papua Pandai mencuri metode meraih kesuksesan orang pendatang di Papua, dan mampu memberikan apresiasikan dan beri motivasi kepada karya dan prestasi orang Papua itu sendiri.
Menemukan ciri khas orang Papua secara hakiki. Adalah langka pertama dimana Tuhan menempatkan orang papua, Yakni diatas teritorinya west papua. Kemudian itu, percayalah bahwa Ras Malanesia adalah paten anak putra bangsa Papua bukan ras melayu. Sebab itu, Namun dipercayai oleh bangsa-bangsa lain pada bangsa Papua. Maka, dini kita harus percaya pada diri pribadi lalu percaya pada sesama manusia agar mendapat Kehormatan Tuhan akan merealisasikan diatas anak bangsa Papua dan di berkati diatas negerinya.
Utusan sebagai pejuang bukan dipilih dan memilih melalui musyarah formalitas. Tetapi, diutus sebagai pejuangan adalah gerakan atau kontak batin pribadi artinya pangilang jiwa. Sehingga, dalam proses perjuangan Jangan melihat kiri kanan dan dibalik muka belakang dengan aspek merugikan, kepentingan segelintir orang. Walaupun jejak pejuang begitu banyak menimpa hambatang dan telusuri jalan kemiringan. Tetapi maju dan melangka dalam mengikuti, berliku-liku jalan, berpandang jauh, menatap kedepan bersama tujuan perjuangan kita jelas bahwa raihnya berkibar sang bintang di surga berpijar mestinya sendiri. Itulah entitas politik hati nurani rakyat.
Jangan takut katakan hal benar. Tetapi jangan timbulkan menakuti dengan pelaku pembohong, penipu, dan penindas. itu adalah sebuah factor pengalan dalam medan pejuangan dan bentuk Perjuangan secara individual maupun kelompok, sementara merebut hak personalia maupun hak-hak bangsa dan negaranya musti ada melintasi pengalan besar pun juga lawan adalah hidup sejati. Mati adalah pahlawan sejati, terukir jiwa dan raga dalam bangsanya.
Orang Papua tinggalkan salah gunakan dengan alur argument pesimis bahwa orang Papua tidak punya hak, orang Papua belum memiliki ruang demokrasi, dan orang Papua belum mampu membentuk suatu ketata negaraan sendiri. Bukan! Orang Papua itu bijak, orang Papua harus tinggalkan persepsi dangkal. Karena semua itu terjadi pada Papua orang karena Papua ini merupakan wilayah rebutan oleh pra kaum kapitalis, kaum imprealis, dan militelis, untuk bertujuan merampas dan menjajah diatas Papua.
Simpulkan dengan topik diatas bahwa budaya muda-mudi Papua bukan penonton pada pemain oleh pendatang itu. Tetapi mari kita sebagai Tuan tanah leluhur negerinya maka harus berkarya diatas Negerinya sendiri dengan ijinkan kearifan Tuhan yang telah diberikan bagi orang Papua.
Jikalau kita ciptakan budaya penonton, Dia bilang kebebasan. Lalu kebebasan itu kapan akan hadir kalau anak putra negerinya lipat tangan dan diam. Jadi dengan landasan optimis kekuatan Orang Papua adalah jalan menuju restorasi bangsa Papua Barat. Yang telah bungkam oleh pra-manipusi politik papua atas deklarasikan kemerdekan bangsa Papua pada beberpa decade lalu. Untuk rebutkan kembali dan memperjuangkan nilai-nilai keadilan atas pengakuan manipulasi kemerdekaan bangsa Papua dari Negara Republik Indonesi. (Muyepimo/KM)
Salom Revolusi
Penulis addalah Mahasiswa Papua, Kuliah Jayapura
Kehadiran Perusahan-perusahan Besar di Papua Mengakibakan Pelanggaran HAM
By Kabar Mapegaa 7:27:00 PM ARTIKEL , artikel papua , Perusahaan , PT.Freeport
Foto: Dok, Prib, Frans P.KM |
Jadilah Pemimpin Yang Berani Melawan Sistem
By Kabar Mapegaa 8:17:00 PM artikel papua , Opini , suara mahasiswa
Foto: Dok, Prib Frans P/KM |
Arti sebuah Ciuman !!! Suatu Analisis Foto Pimpinan PDP dan KNPB/PNWP
By Kabar Mapegaa 9:51:00 PM ARTIKEL , artikel papua , Opini
Ilutrasi Arti Sebuah Ciuman. (Foto: Ist) |