Mantan KPU Prov Papua: Sistem Noken Pilkada 2017 Harus Ditiadakan
By Kabar Mapegaa 11:49:00 PM Bentrokan di Kapal , BERITA PAPUA , PENDIDIKAN
Mantan Ketua KPU Prov. Papua Periode 2003-2008, Ferry Kareth. (Foto: Yosafat Mai Muyapa/KM) |
Jayapura,(KM)---Mantan Komisi Pemilihan Umum (KPU)
periode 2003-2008, Ferry Kareth, mengatakan, pemilihan kepala daerah di tahun
2017 nantinya pada masing-masing kabupaten diminta agar sistem Noken harus
ditiadakan.
Hal ini, menurutnya, sudah pertentangan dengan versi Pemilu universal. Yang artinya luber,
langsung, umum, bebas, rahasia, dimana mana dunia berlaku perinsip ini.
“Oleh karena itu, sudah waktunya sistem noken boleh di
akhiri atau ditiadakan,”kata Mantan KPU periode 2003-2008, Ferry Kareth, Kepada
kabarmapegaa.com Rabu,(30/03/17),
di Auditorium Uncen, Papua.
Kata dia, sistem
noken paling bertentangan dengan pemilu yang bersifat universal pada prinsip-prinsip
langsung umum, bebas, rahasia. Apakah Noken itu sesuai atau tidak dengan mekanisme
sistem demokrasi,”jelasnya.
“Karena Makhama
Konsistusi (MK), jika dilakukan hal itu, akan mengalahkan kita dengan dasar pertentangan dengan sistem noken,”katanya.
Lanjutnya, Jikalau, hal ini menjadi simak noken itu
hanya kearifan lokal kebiasaan yang melakukan masayarakat disitu. Sehingga,
waktunya kita mesti mengakhiri dengan libatkan dalam pemilihan-pemilihan kepala
daerah tertentu,”jelasnya yang juga sebagai Dosen Fakultas Hukum.
Ia berharap, pencoblosan yang digunakan dengan cara
sistem noken harap stop. Agar kedepan perlu jaga nama baik wibawa dan martabat
orang daerah, apa lagi itu pemilihan-pemilihan kepala daerah lagi,”harapnya. (Yosafat Mai Muyapa/KM)
Editor: Alexander
Gobai
Mahasiswa dan Aparat Keamanan Bentrok di Kapal KM. Labobar, Kamere Digital Dicopot Aparat
By Kabar Mapegaa 10:41:00 AM Aparat. , Bentrokan di Kapal , BERITA PAPUA , MAHASISWA , POL-HUM-HAM
Kapal Laut (Foto:Ist@) |
Nabire, (KM)---Rabu, (13/01/16) belum lama ini, Mahasiswa/I
Papua dan Aparat Keamanan bentrokan di atas Kapal KM. Labobar, akibat tiket
Kapal belum dimiliki oleh mahasiswa/I yang ingin berangkat menuju kota studi
Jayapura. Akhirnya dari bentrokan itu, salah satu mahasiswa yang berstudi di
Jayapura, Melianus Dwitau, kamera digitalnya dicopot oleh Aparat disaat
mengambil gambar dan video jalannya bentrokan.
Mahasiswa Papua, Melianus Dwitau, mengatakan, memori digital
yang 16 Giga byte (GB) telah dicepot oleh aparat Keamanan (Brimob) di saat
terjadi bentrokan dengan mahasiswa/I Papua di atas Kafitaria KM. Labobar,”katanya.
“sebenarnya tidak langsung mengambil. Kamera saya Tetapi,
perlu memberikan peringatan,” ,”tegasnya kepada www.kabarmapegaa.com.
Tambahnya, sebenarnya Brimob tidak seharusnya melakukan
pemeriksaan tiket di atas kapal. Ini tidak benar. Itu bukan hak mereka
(aparat),’katanya.
Kata dia, “saya berharap tidak usah terjadi di lain
kesempatan. Dan jangan langusung main todong-todong atau mengambil barang
milik orang,”pintahnya.
“saya pikir, para keamanan dan petugas kapal jelih melihat tiap
masalah dan melihat situasi. Jangan langsung mengambil keputusan tanpa ada
masalah,’tegasnya.
Tambahnya, seharusnya pemeriksaan tiket bukan melibatkan
aparat, seperti brimob. Itu bukan tugas mereka (aparat). Tetapi, itu tugas
kapten dan jajarannya,”jelasnya.
Sementara salah satu mahasiswa yang juga teribat dalam
bentrokan bersama Aparat (Brimob), Fransikus Mote, mengatakan, aparat tidak
berwenang di lapangan, seperti dalam pemeriksaan tiket di atas kapal ini,”pungkasnya.
“di kapal ini KP3 laut yang betugas dan berhak memirsa tiket
dan dapat mengambil kebijakan,”katanya.
(001/KM)