KPU Deiyai Telah Sosialisasi Pilkada Serentak 2018
By Kabar Mapegaa 4:01:00 PM BERITA PAPUA , Pemerintahan , PILKADA
Foto Bersama KPU Deiya Usai Sosialisasi Pilkada Serentak 2018, Pada hari (6/10/2017), Kantor KPU Deiyai (Foto: KM) |
KPU Paniai Mulai Sosialisasi Pilkada Serentak 2018
By Kabar Mapegaa 6:28:00 PM BERITA PAPUA , PILKADA
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Paniai Sosialisasi Pilkada 2018 Foto : Yulianus Nawipa |
Kegiatan sosialisasi pilkada serentak dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut :
2. Kegiatan sosialisasi pilkada tahap kedua akan dilaksanakan paniai utara Hari Sabtu,(7/10/2017) akan diikuti beberapa Distrik yakni,Distrik lama Kebo dan Distrik Baru Yagai.
Pesta Demokrasi Bisa Saja Menimbulkan Ambisi atau Kerinduan
By Kabar Mapegaa 6:22:00 PM Opini , PILKADA
Foto: Dok, Carla Makay/KM |
2 Distrik Paslon YU-KA Kalah Suara, Namun Tetap Unggul
By Kabar Mapegaa 5:23:00 PM BERITA PAPUA , PILKADA
Pemilihan Sura di Intan Jaya, Papua. (Foto: Ist) |
Pandangan Mahasiswa Terhadap PILKADA Serentak 2018 di Tanah Papua
By Kabar Mapegaa 10:59:00 PM artikel papua , Opini , PILKADA
Foto: Dok, Prib, Pius T/KM |
Harapan Masyarakat Papua Barat Terhadap Seleksi Pemerimaan Anggota MRP Berjalan dengan Baik
By Kabar Mapegaa 9:37:00 PM artikel papua , Opini , PILKADA
Foto: Dok, Paulus JW A/KM |
Harapan penulis, anak muda Papua Barat terhadap seleksi peneriman anggota MRP Papua Barat 2017-2022. Seleksi benar-benar Orang Asli Papua yang siap dan mempertangungjawab keluhan orang Papua selama ini. Supaya orang-orang yang sudah tidak percaya di mata publik yang pernah jabat DPR atau bupati jangan sekali lagi calonkan diri guna masa depan Papua Barat, biarkan kesempatan ini buat anak muda Papua Barat agar mereka yang berbicara dan tegas terhadap UU OTSUS ini dan terkait pembagunan yang tidak merata.
Dan harapan kami masyarakat bahwa buat yang terpilih nanti, pertama itu harus perhatikan masyarakat dan pembangunannya; dan seleksi itu kepala-kepala daerah dari berbagai instansi bahkan ketua DPDR harus orang asli Papua dan yang Calon DPD dan DPR provinsi maupun daerah harus orang asli Papua.
Soalnya DPD RI dan DPR RI di tanah Papua hampir 80% orang non-Papua maka, hak perampasakan jabatan dan kemunduran pada pembagunana dan kesejahteraan tidak merata dan dirasakan oleh masyarakat Papua, maka perlu bagi pemerinhan harus dipertegaskan agar pemerintahan Papua juga terlibat guna kesejahteraan rakyat Papua.
Kebanyakan Kepala daerah dan wakil kepala daerah orang non-Papua maka, ini juga tidak perluh diperbolehkan. Jangan hanya kita bicara bahwa terjadi korupsi guna memeras dana pembangunan dan masyarakat. Tapi, mereka datang dan jabat ini juga korupsi orang Papua punya peluang. Namun, sudah jelas bahwa dana OTSUS pun tidak jelas arah gerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.
Rakyat Papua miskin atas kekayaan dan pembangunan merata karena banyak hal yang kita sendiri tidak pelajari akan pembangunan dan kesejahteraan bagi masyarakat melalui berbagai bidang, yakni; ekonomi, sosial-budaya, politik, pendidikan itu hanya karena ketidakpedulian yang terjadi antara kepentingan bagi dirinya sendiri akhirnya non-Papua menguasai kursi-kursi terhormat guna untuk kepentingan pula atas jabatannya, dan inilah yang perluh diperhatikan oleh pemerintah daerah maupun provinsi Papua. (Muyepimo/KM)
*) Penulis adalah anak muda Papua
Masyarakat Perlu Memahami Latar Belakang PILKADA di Kab. Maybrat
By Kabar Mapegaa 1:10:00 AM artikel papua , Opini , PILKADA
Foto: Dok, Prib Vebi T/KM |
OPINI, KABARMAPEGAA.COM – Dalam politik Maybrat tidak ada yang menjadi penonton semua menjadi pemain, terlebih khusus mahasiswa. Selama ini kita mahasiswa yang berperan aktif dalam semua kegiatan politik Maybrat dan fanatik pada masing-masing kandidat. Maka, sebagai Mahasiswa perlu sadar akan kemajuan pembangunan dan kesejahteraan rakyat setempatnya, jangan saling menjatuhkan dan berbelit-belit untuk menanamkan modal pemikiran yang tidak aktual bagi pemerintahan bahkan rakyat setempatnya.
Apakah dengan mengkritik orang dapat membawa perubahan? Apalagi, apa yang kita kritik yang berbau saling menjatuhkan pihak yang satu dengan yang lainnya. Apakah itu yang dapat membuat perubahan di Kabupaten Maybrat? Tapi, itu salah! Hal tersebut, membuat perpecahan yang besar dan saling menyatukan antara kita sendiri karena kurang paham bahkan memang tidak tahu bahwa arah gerak Pilkada.
Bisa saja mengkritik, tapi kita selama ini menjadi seorang penengah agar tidak membawa konflik bagi yang lain. Boleh saja kita mengkritik sebuah masalah tapi, apakah kita sadar kita juga telah memiliki masalah tapi tidak di publikasikan di media sosial, itulah yang sementara terjadi di kalangan pihak kandidat masing-masing.
Harus kritis dalam menyikapi masalah ini. Namun, yang di alami adalah kita sebagai mahasiswa tapi kita salah mengkritik dan sebagai orang Maybrat kita salah memahami politik yang telah terjadi.
Terkhusus buat kita masyarakat Maybrat (Sorong) di mana pun anda berada, mengingat suasana menjelang H-1 PSU Maybrat, untuk menciptakan suasana aman dan kondusif, maka mari kita berikan suport doa dan sumbangsih pemikiran positif bagi penyelenggaraan pilkada di Kabupaten Maybrat, yang sesuai jadwal Mahkamah Konstitusi (MK) di lakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) 1 TPS pada tanggal, 15 Mei 2017 lalu di Kampung Iroh Sohser.
Dengan memberikan dukungan tertentu berupa apresiasi yang kuat entah siapa saja, perlu di lihat dari arah gerak perjuangan pergerakan pembangunan. Ini merupakan salah satu bentuk dukungan moril kita bagi terselenggaranya pilkada yang bebas, jujur dan rahasia.
Sebab, kita perlu sadari bahwa, suatu kepedulian harus di bangun di tengah kehidupan masyarakat agar mewujudkan tanah leluhur kita dengan kemajuan bagi pengembangan SDM dan SDA bahkan dari segala aspek yang ada. Maka, Bakit, Akut, Kuseme dan Kurano. Nehaf Sau Bonot Sau. Anu Beta Tubat Remo Ranu Maybrat. Siapa pun yang akan terpilih dari keempat kandida ini, KARYA maupun SAKO merekalah yang terbaik utusan A3 untuk memimpin Kabupaten Maybrat karena itulah terbaik bagi masyarakat setempatnya.
*) Penulis adalah Mahasiswi Universitas Negeri Papua Manokwari
Editor: Frans P/KM
PILKADA Maybrat, Mahasiswa Sebagai Penggerak Bukan Fanatik Bagi Perubahan
By Kabar Mapegaa 11:06:00 PM MAHASISWA , Opini , PILKADA
Foto: Dok, Prib, Paskalis F/KM |
OPINI, KABARMAPEGAA.COM – Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas gugatan perkara sengketa PILKADA Maybrat oleh kandidat nomor urut dua (KARYA), dengan berbagai pertimbangan yang matang MK memutuskan bahwa akan diadakan pemungutan suara ulang (PSU) di Kampung Irohsohser, Distrik Aitinyo Utara.
Dalam proses persiapan menuju ajang PSU yang direncanakan akan diadakan pada tanggal 15 Mei mendatang, terlebih dahulu PANWAS dan BAWASLU Papua Barat mendapatkan beberapa bukti autentik terkait kasus money politik yang dilakukan oleh kandidat nomor urut dua bersama TIMSUS dengan maksud agar 66 suara di TPS tersebut diberikan kepada pihaknya.
Dengan demikian, pihak BAWASLU PB ingin menindaklanjuti masalah ini ke BAWASLU RI agar TPS yang diputuskan untuk PSU diskualifikasi saja, sebab cacat hukum.
Mendengar informasi itu, beberapa Mahasiswa pendukung fanatik KARYA di kota studi Manokwari tidak menerima sehingga melakukan serangan ke rumah Ketua BAWASLU Papua Barat, pada Kamis, 04 Mei 2017. Pukul. 20:00 WIT.
Saat ini, pelaku penyerangan tersebut sudah diamankan oleh aparat sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
Pada hari Rabu malam sekitar jam 11 malam, sekelompok Mahasiswa Aifat dari pasangan Nomor Urut 2 KARYA, mereka berkumpul di rumah Bapak Marthen semunya untuk atur siasat untuk pergi menyerang Bapak Ketua BAWASLU, karena di duga beliau di sogok oleh tim SAKO untuk diskualifikasi TPS yang persiapan PSU.
Setelah itu, Mahasiswa Aifat yang dibantu oleh beberapa Mahasiswa Arfak, kemudian menuju ke rumahnya Bapak Ketua BAWASLU PB Barat, setelah tiba rumahnya beliau dilempari kaca hingga pecah.
Akhirnya tetangga setempat mengamuk dan mengusir para mahasiswa tersebut tidak lama, kemudian polisi tiba dan membawa pelaku menuju PORLES, jumlah pelaku ada 20 orang, mereka menuntut agar keputusan MK tetap harus di jalankan PSU tidak boleh ada diskualifikasi oleh pihak manapun apalagi BAWASLU sebagai pihak pengawas atau penyelenggara sangat tidak dibenarkan.
Sekarang para pelaku sedang ditahan dan saat ini sedang meminta TIM dari kuasa hukum dalam hal ini Bapak Yan Kristian Warinusi sebagai Kepala LPBH untuk mediasi persoalan ini dari sisi hukum yang benar dan layak.
Oleh sebab itu, sebagai Mahasiswa Papua, Maybrat harus berpikir secara global yang bersifat membangun, bukan menjadi pecundang, fanatik atau berada di garis pembelahan yang meruntuhkan perubahan pada daerah tersebut. (Frans P/KM)
* Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Jayapura – Papua, asal Maybrat
Melihat PILKADA Kabupaten Maybrat dari Kacamata Kaum Perempuan
By Kabar Mapegaa 10:13:00 PM Opini , Perempuan Papua. , PILKADA , suara mahasiswa
Foto: Dok, Prib, Carla M. A/KM |
OPINI, KABARMAPEGAA.COM – Masyarakat Indonesia, khususnya warga Kabupaten Maybrat tengah diwarnai dengan diselenggarakannya pesta demokrasi atau PILKADA serentak pada tanggal 15 Februari lalu.
Momen ini menjadi saat yang tepat bagi masyarakat untuk memilih kepala daerah yang memiliki sepak terjang yang jelas untuk memajukan bumi A3 menuju Maybrat yang maju, mandiri, dan baru. Melihat situasi dan kondisi PILKADA mulai dari PRA PILKADA, PILKADA dan PASCA PILKADA sebagai seorang perempuan yang memiliki naluri perasaan yang kuat dapat dikatakan bahwa hampir 90% lebih hasil PILKADA “cacat total” artinya PILKADA ini.
Tidak berjalan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam peraturan perundang-undangan. Alasannya cukup jelas yakni hampir seluruh wilayah di Kabupaten Maybrat melakukan kesalahan yang secara sengaja dilakukan baik itu money politik, jual beli jabatan, kekerasan fisik dan sebagainya demi tercapainya kemenangan oleh pasangan calon tertentu.
Berkaca dari PILKADA sebelumnya seharusnya pemerintah dalam hal ini KPU sebagai lembaga pelaksana seharusnya lebih teliti agar PILKADA ini tidak mengulang kesalahan yang sama. Sebab, apa boleh buat, politik selalu berkaitan dengan praktek kotor yakni segala cara dihalalkan demi terciptanya kepentingan segelintir orang.
Dalam pemilihan kepala daerah kali ini terdapat dua pasangan calon yang akan bertarung untuk merebut kursi Bupati dan Wakil Bupati Kab. Maybrat periode 2017- 2022 yaitu Paslon Nomor Urut 1 atas nama Bapak Bernard Sagrim sebagai Calon Bupati dan Bpk. Paskalis Kocu sebagai Wakil Bupati serta di Paslon Nomor Urut 2 ada Bapak Karel Murafer sebagai Calon Bupati dan Bapak Yance Way sebagai calon Wakil Bupati.
Pesta demokrasi seharusnya menjadi ajang yang sakral bagi setiap orang karena kehadirannya yang sekali diadakan dalam lima tahun. Seharusnya, menjadi momentum yang sangat berharga bagi masyarakat di mana suaranya bisa disalurkan sesuai hati nuraninya tanpa ada paksaan.
Namun, mungkin ini hanyalah khayalan saya yang tidak akan pernah terjadi dalam dunia politik. Begitulah kenyataan yang terjadi pada pilkada kali ini di Kab. Maybrat. Di kampung saya, sebut saja Kampung Faan yang jumlah DPT hanya 65 orang banyak sekali terjadi nuansa politiknya mulai dari suap menyuap, pencoblosan tidak diberikan kepada masyarakat, money politik, saksi dibayar, dan sebagainya. Praktek kotor ini juga hampir berlaku di seluruh wilayah Kab. Maybrat.
Akibat yang ditimbulkan dari praktek ini yakni keluarga saling benci, rakyat kecil yang menjadi alat propaganda, perkelahian dan permusuhan di mana-mana, makan minum tak tenang karena pikir siapa yang menang dan siapa yang kalah, menjadi bahan gosip di setiap wilayah, jadi bahan sindiran di media sosial, semua kalangan jadi pintar bicara politik baik yang masih buta huruf sampai orang dewasa dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, semua yang telah terjadi, apapun keputusannya kelak saya berharap kepada semua pihak untuk mampu menerima keputusan ini dengan penuh rasa syukur karena siapa pun pemimpinnya dia adalah ayah bagi anak-anaknya yakni rakyatnya sendiri. Akhir kata, jika laki-laki melihat politik dari segi peluang, keuangan, arti pendukungnya, ada unsur janji jabatan maka perempuan mampu melihat politik karena perasaannya, panggilan hati, dan kemauan pribadinya tanpa embel-embel janji politik.
Dan mereka yang berjalan karena bisikan hati nurani tidak pernah kalah dari kekuatan basa basi karena perjuangannya tulus untuk kepentingan umum bukan satu atau dua orang saja. Mau tahu buktinya? Tanyakan saja pada tiga perempuan hebat yang ada di kampung Faan, mereka akan menceritakan kisahnya.
* Penulis adalah Mahasiswi Papua, asal Kab. Maybrat
Editor: Frans Pigai
Catatan Buat Generasi Muda Papua; Mengenai PILKADA Gubernur Papua Periode 2018 – 2023
By Kabar Mapegaa 11:41:00 AM Gubernur Papua , Opini , PILKADA
Foto: Dok, Benny P/KM |