Peserta Ret-Reat Perkawan dari Kota Lain Sudah Tiba Di Timika
By Kabar Mapegaa 6:31:00 PM BERITA , BERITA PAPUA , RELIGION , ROHANI , Tokoh Perempuan Papua
Panitia menjemput peserta Ret-reat Departemen Pelayanan Perempuan Gereja Kemah Injil (Kingmi) Sinode Papua, Bandar Udara Mozes Kilangin Timika, 17/10/2016, (Foto: Andy O/KM) |
Timika, (KM)--- Mulai hari ini Peserta rombongan Ret-reat Departemen Pelayanan Perkawan (DPP) Gereja Kemah Injil (Kingmi) Sinode Papua, dari beberapa Koordinator seluruh Tanah Papua tiba di Timika, panitia dan Perkawan tergabung dalam Koordinator Puncak Papua menjemput di Bandara Udara Mozes Kilangan Timika.
Sekretaris panitia Ret-reat, Ibu Betty Kobepa S.Th saat temui Media ini, senin (17/10/2016), menjelaskan hari ini perserta retreat dari kota lain mulai tiba Timika, dengan menggunakan pesawat terbang dari masing-masing daerah.
Kata dia, kami panitia jemput dengan lagu rohani bahasa daerah papua bernungsa pakian adat budaya Papua, di pintu utama kedatangan Bandar Udara Mozes Kilangin Timika.
“Peserta ret-reat yang datang pasti mereka tiba dengan aman, kami juga sudah menyediakan Bus khusus untuk antar perserta yang datang dari luar kota Timika, Lalu peserta yang tiba langsung panitia membawa tempat penginapan masing-masing tempat yang sudah disediakan oleh panitia,"ungkap Betty.
Menurut Betty, peserta yang sudah tiba di Timika yakni: Koordinator Nabire, koordinator Wamena, koordinator Dogiai, koordinator Yahokimo koordinator Paniai dan peserta beberapa koordinator lainnya akan diusul besok sampai hari sabtu.
Lalu kegiatan ini juga akan dihadiri oleh 13 koordinator di seluruh tanah Papua yakni: Koordinator Puncak Papua, Koordinator Mamta, Koordinator Teluk Cendrawasih, Koordinator Papua Barat, Koordinator Dogiyai, Koordinator Deiyai. Dan Koordinator Paniai, Koordinator Intan Jaya, Koordinator Yahukimo, Koordinator Jayawijaya, Koordinator Puncak Timur, Koordinator Puncak Selatan, dan Koordinator Nduga.
Baca: Refeksi Dan Ucapan Terima Kasih Persiapan Ret-Reat Departemen Perempuan Gereja Kingmi Di Tanah Papua
Ketua panitia Ibu Salomina Wayau S.PAK menjelaskan kami sudah persiapan 90 persen, kami dari koordinator puncak Papua yang tergabung dalam 9 Klasis menjadi tuan rumah untuk kegiatan Akbar ini, sehingga kami butuh dukungan dari semua pihak agar kegiatan ini berjalan dengan aman, “harapnya.
Pewarta : Andy Ogobai
Berbicara Masalah Jiwa Tak Terikat Dengan UU Gereja
By Kabar Mapegaa 7:26:00 AM BERITA PAPUA , SOSIAL , Tokoh Perempuan Papua
Tokoh Peduli Perempuan Papua di Kabupaten Mimika, Beti Kobepa. (Foto: Alexander Gobai/KM) |
Timika, (KM)---Salah satu tokoh Peduli Perempuan Papua di
Kabupaten Mimika, Beti Kobepa mengatakan untuk tuntaskan masalah jiwa manusia Papua
tak ada kaitan dengan Undang-Undang (UU) Gereja yang kadang terlihat dengan kasat mata sangat terikat.
“Ini masalah Jiwa manusia. Kalau berbicara masalah
pelanggaran HAM sama sekali tidak terikat dengan UU gereja. Namun, dia
menyeluruh dan tak ada UU yang mengatakan larangan sikapi pelanggaran jiwa
manusia,”kata Kobepa, Kepada kabarmapegaa.com,
Selasa, (12/07/16) dari Rumah Sehat
Herbalife, Kwamki Baru, Timika, Papua.
Menurutnya, UU itu dapat terlihat dari sisi organisasasi
gerejanya saja. Tetapi, untuk menyikapi masalah jiwa tak terikat dengan UU organisasi
itu. Justru menyeluruh karena masalah kebenaran dan jiwa.
“Kebenaran adalah menyeluruh tak ada kaitannya dengan UU
gereja. Jugat tak ada batas dari siapun,”ungkapnya.
Ia mencontohkan, bila melihat terjadi masalah HAM atau
pertumpahan darah di sekiat kita, ngapain
kita diam. Kita harus angkat dan sikapi masalah itu.
“Jika dibiarkan begitu saja berarti seoarang gembala hanya
mengutamakan material dari pada pertolongan jiwa manusia. Karena menurutnya,
kebenaran tak ada urusan pribadi dengan keluarga. Tapi, kebenaran adalah urusan
dengan Tuhan,”bebernya.
Ia berharap, tokoh-tokoh gereja tak perlu membedakan saya
berasal dari gereja Katolik kingmi, GKII, GKIP dan lainya. Tak perlu juga
menumbuhkan rasa ego yang tinggi. Jika terjadi begitu, menurutnya, justru
menutup ruang gerak untuk menyuarakan
suara kenabian asli kepada umatya.
“Jadi, dengan suara kenabian itu tak serta merta mengikuti UU
gereja yang terikat itu. Tetapi, perlu keluar dan bertindak sesuai dengan UU
kebenaran yang berasal dari Yesus itu sendiri,”tutupnya.
Pewarta : Alexander Gobai