Marius Goo : Teologi Pembebasan Diajak Keberpihakan Kepada Kaum Tertindas
By Kabar Mapegaa 9:04:00 AM BERITA PAPUA , Hukum & Ham
![]() |
Pemateri
seminar teologi pembebasan Marius Goo menyenakan baju hitam di dampingi
moderator BPH IPMAPAPARA Malang Yesaya Ukago dan Aten Goo Sebagai Notulen Foto : IST/KM
|
MALANG, KABAR MAPEGAA.Com-- Maraknya penindasan terhadap orang-orang
miskin dan tertindas. Puluhan Mahasiswa Papua di bawah wadah organisasi Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua Paniai Raya
( IPMAPAPARA) Kota Study Malang menggelar seminar sehari dengan thema Teologi Pembebasan.
Seminar teologia
pembebasan kali ini dilaksanakan hari jumat, (10/17) di sekertariat IPMAPAPARA ,
Dinoyo, Malang, Jawa Timur.
Dalam sambutanya,
Ketua IPMAPAPARA Malang, Yesaya Ukago menegaskan, kegiatan seminar teologi
pembebasan ini selenggarakan dengan tujuanya adalah agar Mahasiswa Papua jerih melihat
menyelamatkan orang asli papua (OAP) dan
akan belajar ekspresi tanpa penindasan.
“Orang Papua harus
bebas dari segala ketindasan dilakukan oleh orang tidak bertanggungjawab,”
katanya.
Kata dia, selain
kegiatan seminar sehari akan dilaksnakan pertandingan bola dalam rangka
menyambut hari ulang tahun organisasi IPMAPAPARA Malang.
Dalam materinya Fr.
Marius Goo menyatakan orang asli papua (OAP) perlu keberpihakan terhadap kaum
yang tertindas. Ia menegaskan di agama-agama yang ada di Papua harus melihat dan
membebaskan umat dari penindasan.
“Teologi pembebasan
hadir untuk membebaskan kaum yang sedang tertindas. Kalau kita tidak belajar
teologi pembebasan kita akan tertindas. Mata kita harus buka melihat orang yang
ditindas dan sedang lapar,” katanya.
Lanjutnya, lelaki
yang menimbah ilmu di Kota apel, Mahasiswa Papua dituntut harus kritis dan melihat pengalaman
masa lalu tidak begitu dilupakan tet api dengan modal pengalaman dapat sesuatu
untuk menyelamatkan kaum tertindas.
Dalam seminar juga
pemateri menyampaikan teologi pembebasan konteks Papua seperti, membasmi “
cinta kasih rapuh” yang mendominasi di kalangan masyaraakat Papua.
Di katakanya, boleh
saja cinta kasih kepada sesama tetapi, cinta kasih yang mengutungkan.
Selain itu,
pemateri menyampaikan beberapa teologi pembebasan konteks Papua diantaranya,
hidup jangan dimanja oleh aman, harus kerja keras, harus berjuang keras, temukan masalah-masalah yang lain dan mencari
jalan keluar sesuai dengan masalah itu.
Pewarta : Admin
Ribuan Mahasiswa USTJ Nyalakan Lilin Deiyai Berdarah dan Pomako
By Kabar Mapegaa 9:28:00 PM BERITA PAPUA , Hukum & Ham
![]() |
Panitia PKKMB bersama Ribuan
Mahasiswa Baru USTJ Menyalakan 1.000 Lilin Deiyai Berdarah dan Penembakan
Pomako di Audotorium Foto : Soleman Itlay
|
JAYAPURA,KABARMAPEGAA.com—Mengenang Tragedi Deiyai Berdarah 1
Agustus 2017 dan Penembakan di Pomako,Timika.Kegiatan Pengenalan
Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Sains dan Teknologi
Jayapura (USTJ) berakhir dengan aksi bakar 1.000 lilin di Auditorium Rabu (16/08) pada pukul 17.00
Papua.
Kegiatan pembakaran
1.000 lilin di ikuti seluruh oleh
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan sedikitnya
seribu mahasiswa baru. turut hadir pula wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan, Isak Rumbarar ST.
Aksi
pembakaran lilin ini diawali dengan pengenalan
kampus, doa bersama dan berakhir dengan pembacaan pernyataan sikap
Anas Kogoya,selaku
ketua panitia pelakasan PKKMB mengatakan,kegiatan
pembakaran lilin dilakukan guna mengenang tragedi
Deyai berdarah dan Pomako Timika pada awal Agustus ini.
“Kami menutup
kegiatan PKKMB tahun ini dengan doa bersama dan aksi nyalakan 1.000 Lilin menyenang
tragedi yang terjadi awal bulan agustus,” Ujarnya Anas Kogoya.
Dalam acara doa bersama dan aksi nyalakan lilin diikuti sekitar
seribu Mahasiswa baru, Panitia PKKMB dan Dosen.
Menurut
Kogoya, aski itu dilakukan bentuk keprihatinan untuk Deiyai dan Pemakao Timika.
Ia berharap agar,
kedua kasus tersebut negara indonesia segera dituntaskan.
Sebab,kata Kogoya,manusia punya hak
untuk hidup sama seperti kita yang lain. “Kami minta pihak aparat keamanan dan
militer segera mengungkap peristiwa tragis pada bulan peringan proklamasi RI.harapan kami segera
tuntaskan”, demikian kata sekertaris BEM USTJ sekaligus ketua panitia pelaksana
PKKMB kepada Wartawan Kabarmapegaa.
Rektor III, bidang Kemahasiswaan, Isak
Rumbarar ST dihadapan mahasiswa USTJ
menyampaikan akan mengawal kegiatan aksi anyalakan lilin tragedi di deiyai dan
pomako.
“Saya akan kawal kegiatan ini
sampai akhir. Pembakaran lilin ini harus sesuai kesepakatan waktu. saya selaku
rektor III, bidang kemahasiswaan akan dampingi sampai anak-anak pulang ke rumah,” katanya Pria yang
kini menjadi panitia tim seleksi anggota DPR Papua versi Otonomi Khusus.
Sementara itu,Presiden Mahasiswa USTJ, Malvin Yobe menyatakan,aparat indonesia bukanlah pengayom rakyat melainkan
pelindung kaum penjahat bermoral.
“Kasus pelangaran HAM yang dilakukan oleh pihak tni, polri sejak tahun 1962 sampai
dengan saat ini belum pernah terungkap siapa sebenarnya pelaku dari setiap
kasus pembunuhan,” Ungkapnya.
Lanjut dia, apapun alasannya, aparat indonesia selalu menyerang warga sipil dengan
menggunakan alat negara sudah tentu merupakan pelanggaran terhadap Hak Asasi
Manusia.
Kata dia,tanpa diberi kewenangan oleh negara atau
pun jika negara tidak dalam keadaan darurat, maka seorang anggota tni/polri
tidak berhak menggunakan peralatan perang untuk menyerang warga masyarakat sipil.
“Penyalahgunaan kewenangan ini mesti
dipandang sebagai pengkhianatan terhadap Negara,” Ujarnya.
Badan Eksekutf Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Universitas Sains dan Teknologi Jayapura menyatakan sikap atas kasus
penembakan masyarakat sipil di oneibo Kabupaten Deiyai dan penembakan di pomako sebagai
berikut:
1.Mengutuk dengan tegas, pelaku penembakan
secara khusus, insiden penembakan di kampung Oneibo distrik Tigi Selatan
kabupaten Deiyai, dan Pemakao Timika serta secara umum di Papua.
2. Meminta dengan hormat kepada semua
lembaga penegak hukum, agar segera menangkap, menahan dan memproses para pelaku
penembakan secara terbuka sesuai dengan hukum yang berlaku.
3. Kapolri segera memecatat Irjenpol Boy
Rafly Ahmad dari jabatannya sebagai Kapolda Papua. Keempat, Pemerintah provinsi
Papua dan pemerintah kabupaten Deiyai segera mencabut izin usaha PT. Putra Dewa
dari Wilayah Meepago.
4. Segara mencabut Satuan Brigader Mobil (Brimob)
dari Wilayah
Kabupaten Deiyai.
Pewarta : Soleman Itlay