Ipmapan Se-Jawa Bali Tolak Dana Tugas Akhir via Rekening
By Kabar Mapegaa 7:43:00 PM BERITA , BERITA PAPUA , suarah mahasiswa
Saat pertemuan ketua-ketua Ipmapan melangsungkan rapat. (Ansel/KM) |
SEMARANG, KABARMAPEGAA.com-Badan Pengurus Harian (BPH) Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Paniai (IPMAPAN) Se-kota studi Se-jawa Bali menolak rencana pemerintah Daerah Paniai, yang dikabarkan Dana Tugas akhir bagi mahasiswa dikirim melalui via rekening. Hal ini dikemukakan oleh Ketua-ketua Ipmapan se- Jawa Bali dalam pertemuan yang berlangsung di Kontrakan mahasiswa Paniai, Mugasari, Jawa Tengah, Minggu (18/06/2017), pukul 11.00 s/ 05.00 WIB.
Pertemuan antar BPH se-kota studi Jawa Bali ini merupakan persatuan sebagai wadah organisasi mahasiswa kab Paniai. Untuk itu telah menyepakati menolak suatu persoalan pengiriman dana tugas akhir melalui via rekening ini melihat beberapa hal penting tentang pengembangan organisasi kedepan dan kebersamaan mahasiswa Mee kedepan.
Sebagai senior, Yunus Ekii Gobai mengatakan utusan pemerintah kabupaten Paniai harus turun setiap kota studi untuk melihat tempat tinggal mahasiswa Paniai dan permasalahan lainnya yang di alami lapangan harapanya.
Ketua umum Ikatan Mahasiswa Papua sekaligus mantan ketua korwil Ipmapan kota studi Bogor mengaku kalau di kirim uang melalui via rekening apakah pemerintah tahu terkait kondisi tugas akhir mahasiswa, tempat tinggal mahasiswa, persoalan mahasiswa setiap kota studi, Sehingga secara organisasi dan secara pribadi sangat menolak terkait pengiriman uang melalui via rekening.
Lanjut, kami mau pemerintah harus turun tangan agar keluhan mahasiswa Paniai setiap kota studi di sampaikan melalui tatap muka. Kalau tidak hal Ini sama saja dengan orang tua lepas tangan.
waktu yang sama, Ketua Ipmapan kota studi Jakarta Sadrak Nawipa juga mengatakan saya juga sama pendapat menolak pengiriman uang Tugas akhir melalui via rekening.
Di sambung dengan ketua Ipmapan kota studi Semarang Titus Gobai mengaku bahwa saya sakit hati akan permasalahan yang saya dan anggota saya alami di kota studi saya. Karena setiap hari selalu menambah mahasiswa paniai baik itu pelajar maupun mahasiswa. Tetapi tempat tinggal seperti anak piatu.
"Untuk menjawab itu, orang tua saya Pemerintah daerah Kabupaten Paniai wajib hadir untuk melihat saya agar luka hati saya sembuh," harap Titus
Tempat yang sama,Ketua Ipmapan kota studi Malang, Yosafat Gobai mengaku saya senang bertatap muka dan melihat wajah orang tua saya. Kalau orang tua saya tidak datang melihat saya apakah tahu terkait kondisi saya.
Sementara itu, ketua Ipmapan Yogjakarta Anselmus Gobai mengatakan kalau memperhatikan biaya tugas akhir berarti pemerintah harus turun setiap kota studi dari bulan April dan Mei. Bukan bukan bulan Juni dan Juli.
"karena semua mahasiswa pada posisi libur dan uang yang di kirim digunakan hanya sia-sia dan gagal dalam perkuliahan," ujarnya.
Menurutnya, bulan April dan Mei adalah posisi yang cocok untuk mahasiswa menerima uang tugas akhir melalui tangan ke tangan bukan melalui via rekening.
Ketua Ipmapan Surabaya, Yulianus Yumai dan Ketua Ipmapan Jember Yosafat Yatipai senada bahwa kami satu dan sama maka apa yang di sepakati bersama adalah hasil bersama,"tegasnya
Sementara itu, Partisipan dari kota studi salatiga Vincen Dimpau mengatakan saya orang Monii tetapi saya orang Mee karena perbatasan geografis daerah Gelabali sampai Bibida masuk kab Paniai.
"Saya di kota studi Salatiga adalah mahasiswa pertama dari daerah itu. Tahun besok adik adik saya banyak yang menyusul, harapan saya tolong memperhatikan kami dana dan tempat tinggal." pungkasnya.
Ketua Ipmapan kota studi Solo Ben Robi Gobai mengatakan, wacana yang di bangun oleh Pemda kabupaten Paniai kami kesal dengan cara pembagain Tugas akhir ditahun ini kacau.'kata dia, bagus dari tahun sebelumnya.
Ketua Ipmapan kota studi Solo Ben Robi Gobai mengatakan, wacana yang di bangun oleh Pemda kabupaten Paniai kami kesal dengan cara pembagain Tugas akhir ditahun ini kacau.'kata dia, bagus dari tahun sebelumnya.
Hasil akhir rapat 100 % menolak pengiriman dana Tugas akhir mahasiswa kab Paniai kota studi Se-Jawa Bali. Bila dana tugas akhir tidak sampai ke setiap kota studi maka kami siap turun lapangan di Ibu kota Jakarta dan Kab Paniai, keputusan bersama.
Pantauan media www.kabarmapegaa.com kegiatan diskusi dimulai dan berakhir pada tepat waktu dan dilanjut dengan diskusi pengembangan organisasi dan situasi Papua.
Redaksi
Redaksi
Arnol Belau: Saya Siap Kasih Belajar Menulis Asalkan Ada Kemauan
By Kabar Mapegaa 12:26:00 AM BERITA PAPUA , MAHASISWA , suarah mahasiswa
Foto Bersama Pemateri dan Peserta Pelatihan Jurnalistik -ST/KM |
JAYAPURA,KABARMAPEGAA.COM-- Salah satu
media online terkenal di Papua,
www.suarapapua.com gelar pelatihan
jurnalistik.dalam pelatihan jurnalistik
yang diselenggarakan oleh perkumpulan suara papua diikuti Sebanyak
50 orang di asrama
Intan Jaya Buper, Jayapura,(15/06).
Dalam sambutanya Pimpinan Redaksi Suarapapua.com Arnol Belau mengucapkan
terimakasi kepada badan pengurus asrama
Intan Jaya. Belau juga mengajak peserta yang berminat dan serius boleh datang
kepadanya untuk belajar lebih dalam lagi. Ia bakal bersedia mendampingi, asal
ada kemauan dari peserta.
“Terimakasih
kepada ketua dan pengurus asrama ini. Bagi yang berminat dan ingin belajar
serius bisa datang. Saya bisa kasih belajar dan bayak media siap rekrut wartawan asalkan ada kemauan”,
ucapnya singkat.
Dalam kegiatan Kegiatan pelatihan jurnalistik itu,menghabiskan waktu
selama tujuh jam.nara sumber dalam kegaiatan jurnalistik kali ini adalah
jurnalis Koran Jubi dan tabloidjubi.com,Benny Mawel penyampaikan materinya,tantangan anak
asli Papua menjadi wartawan,Hendrikus
Yeimo menyampaikan materi,bagaimana penulis pemula memulai menulis, kemudian
Agus Pabika menyampaikan materinya,foto jurnalistik dan fotografi.
Benny Mawel yang
sering dicap sebagai wartawan separatis itu,dalam materinya menjelaskan orang
suka menjadi seperti orang atau penulis lain.Tapi,sampai kapan pun tidak akan bisa
menjadi seperti orang itu.
“Kalau saja tidak pernah baca atau
menulis jangan bermimpi akan jadi wartawan.
Menurut dia orang itu, menjadi wartawan
frofesional selain membaca dan menulis harus melakukan pendekatan dengan mereka yang mahir dalam dunia menulis.
Sering bertemu dan bercerita,”katanya.
“Kita bukan mengajak menulis
untuk membolak-balikan fakta. Kita ajak kalian supaya menulis berita lalu
menyampaikan kepada publik yang benar,”Ujarnya Mawel lelaki Asal Wamena ini.
“Disini,Papua banyak media yang bekerja
tra (tidak) benar. Ada sebagian wartawan yang menyampaikan menulis serta informasi
sesuai kejadian. Tapi banyak juga yang tulis tidak sesuai fakta di lapangan”,
lanjutnya pria yang pernah ditodong
dengan senjata itu.
Sementara itu, Hengky Yeimo dihadapan peserta,
Yeimo menegaskan kalau menulis jangan takut salah. Karena menurut dia, editor bisa perbaiki
kesalahan penulis.
Pria yang lama
bekerja di majalah online www.selangkah.com
itu mengajak, agar setiap peserta juga giat membaca buku, artikel, literatur
dan lainnya.
Demikian kata
Yeimo, “Setiap kata adalah roh. Jangan takut untuk salah. Edit ka, apa ka itu
urusan dari belakang. Tulis saja yang ada dalam ko pu pikiran. Kalo tra tulis
otak bisa picah. Setres, strok dan stress,”ungkapnya.
“Kita yang
hadir disini bukan mau diajak untuk membolak-balikan fakta atau kebenaran. Kita
ajak kalian suapay supaya menulis dan menyampaikan informasi kepada masyarakat,
Tapi jangan lupa. Menulis tapi harus ingat membaca lagi”, lanjut pria kelahiran
Puncak itu.
Sementara itu,narasumber
Agus Pabika dalam materinya menjelaskan, pengertian
dan kelebihan dari foto.Pabika berujar,foto juga tidak kalah manfaatnya
dengan tulisan. Bahkan menurut Pabika, foto juga memvariasi segala sesuatu
dalam kehidupan.
“Foto juga bisa
menjadi pelengkap berita atas peristiwa. Dimana foto memberikan pesan moral
kemanusiaan,”ujarnya salah satu anggota
Papuansphoto itu.
Yosafat Muyapa salah satu peserta pelatihan mengaku,terimkasih kepada
pimpinan suarapapua dan narasumbernya.
“Kami sangat beruntung,kami
bisa dapat berharga dalam dunia menulis,”katanya.
Pewarta : Soleman Itlay
Editor : Martinus Pigome
Yohanes Gobai :KEMKOMINFO Sudah Melanggar HAM Untuk Bebas Akses Informasi dan Pengetahuan.
By Kabar Mapegaa 5:37:00 AM BERITA , BERITA PAPUA , Berita Tanah Papua , suara mahasiswa , suarah mahasiswa
(Ilustrasi, Logo AMP. Sumber fhoto : Google.com/KM) |
Manokwari, KABARMAPEGAA.COM – Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang bekerja
dibiro Agitasi dan Propaganda/Nasional Pusat, Yohanes Gobai, mengecam tegas atas
tindakan brutal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (KEMKOMINFO RI)atas tindakan yang tak menjunjung Hak Asasi Manusia untuk mengakses informasi dan
pengetahuan. Sebab, dirinya menilai KEMKOMINFO
RI sudah melanggar Hak Asasi Menusia untuk bebas akses informasi dan
pengetahuan. Hal itu dikarenakan terjadinya pemblokiran website resmi (www.ampnews.org) pada beberapa hari yang lalu oleh Kemkominfo RI,katanya,
kepada wartawan media ini melalui via facebook (inbox), Kamis, (14/04) pagi
subuh tadi, Manokwari - Papua Barat.
Kata Yohanes, kami belum ketahui secara
detail sebagai pihak pengelola situs www.ampnews.org
hingga pemutusan akses tanpa peringatan
dan pemberitahuan sebagai profesionalitas oleh Kemkominfo RI,jelasnya.
“Pemblokiran website ampnews.org ini kami pihak
pengelolah tak tahu apa dalil pemblokiran ini. Sebab tak ada peringatan atau
pun pemberitahuan sebagai bentuk profesionalitas Kemenkoinfo RI”
Tutur Gobai, Tindakan Kemkominfo ini
atas pemblokiran media papua, sejak sebelumnya juga sempat memblokir website suarapapua.com, dan sekarang
ada 9 media sirkulasi informasi papua yang telah diblokir, ungkap, admin media
online .ampnews.org itu.
Kata dia, Hal itu membuktikan bahwa
West Papua betul-betul diisolasi dari mata dunia internasional. RI tak berikan
ruang Akses jurnalis asing, juga lokal; sekarang media Papua juga di blokir
habis, bebernya.
Disisi lain, Mahasiswa asal Papua
itu menilai bahwa rezim Boneka AS, Jokowi-JK, telah memperlihatkan ketakutannya
terhadap berkobarnya gerakan rakyat bangsa Papua Barat.
Maka, kata dia gerakan Papua banyak
belajar dari pembungkaman ini membuat mereka semakin dewasa mengenal
kemunifikan Indonesia kepada rakyat Papua,ujarnya.
“Gerakan Papua banyak belajar dari
tindakan pembungkaman yang terus terjadi ini. Kami semakin dewasa mengenal
lebih jauh soal kemunafikan penjajah”.
Pada prinsipnya, Kata Gobai, gerakan
papua, khususnya gerakan mahasiswa Papua, akan terus bergerak. Apa pun tindakan
pemukulan mundur gerakan oleh Penjajah ini, AMP punya orientasi yang jelas:
bahwa mengabdi untuk rakyat west Papua demi kemerdekaan sejati, tutupnya.
Liputor : Petrus Yatipai
Aksi Demo Damai
Aksi Kemanusiaan
Aksi Nasional
AMP
BERITA
BERITA PAPUA
Berita Tanah Papua
Perusahaan
suara mahasiswa
suarah mahasiswa
FIM dan GempaR Berunjuk Rasa di Gedung DPRD Manokwari Tuntut PTFI Tutup
By Kabar Mapegaa 9:15:00 PM Aksi Demo Damai , Aksi Kemanusiaan , Aksi Nasional , AMP , BERITA , BERITA PAPUA , Berita Tanah Papua , Perusahaan , suara mahasiswa , suarah mahasiswa
Tengah berdoa Penutup bersama usai digelarnya aksi damai, dihalaman DPRD Manokwari, Jumat (07/04) siang. (Fhoto : Petrus Yatipai/KM) |
MANOKWARI, KABARMAPEGAA.COM – Puluhan massa
aksi yang dimediasi, Forum Independen Mahasiswa (FIM) dan Gerakan Mahasiswa Papua
dan Rakyat Papua (GempaR) bersama Solidaritas Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat
Papua, di Manokwari, telah menggelar aksi damai menuntut tegas agar Perusahaan
Pertambangan Perseroan Terbatas Freport Indonesia (PTFI), di Timika tersebut segera
dihentikan karena dinilai kehadiran PTFI di Papua membawa malapeta dasyat dalam
kehidupan orang Asli Papua secara universal.
Aksi
kali ini berthemakan : Menolak Semua Kesepakatan Indonesia dan PT. Freport
Indonesia, “TUTUP FREPORT” Berikan Kebebasan dan Hak Penentuan Nasib Sendiri
Sebagai Solusi Demokratis Bagi Rakyat Papua.
Seusai
akvitas penuntutan Tutup PTFI dihalaman DPRD Manokwari berakhir, Koodinator
Lapangan (Korlap) Umum, Rusmanudin Kalkusa(Mahasiswa Unipa)ini mengatakan
kehadiran PTFI di Papua bukan membawa
keselamatan malah membawa malapetaka,katanya.
“kita melihat kehadiran Freport di
Papua,bukan mengangkat orang Papua dari kemiskinan, melain membawa malapeta”.
Jadi,
kata Kalkusa, masuknya Freport di Papua membawa malapetaka,tuturnya.
Mahasiswa
asal Papua ini pun meminta kepada Polda Papua agar membebaskan beberapa
rekannya ditahan di Jayapura hari ini. Karena dirinya menilai apa yang
kawan-kawannya buat aksi Jayapura adalah berbicara soal rakyat pada umumnya di
Papua,pintanya dengan penuh berharap kepada wartawan disaat jumpah pers siang
tadi, Jumat (07/04)dihalaman Gedung DPRD Manokwari.
“yang pertama saya meminta kepada pihak
aparat kepolisian di Jayapura, mohon bebaskan tiga saudara kami yang ditahan
siang ini di Jayapura. Karena kami turun berbicara soal rakyat”.
Sementara
itu Sekretaris Jenderal Aliansi Pemuda Papua di Manokwari, Hugo Asrouw,
menuturkan hari ini mereka pun turut ikut mendukung menyuarakan agar PTFI di
Timika segera tutup. Karena Hugo menilai masyarakat Adat dua Suku di Timika
yakni, Amugme dan Kamoro sangat menderita sehingga pertambangan Emas milik
Amerika itu segera ditutup, katanya dengan nada keras.
“kami hadir bersama-sama dengan Aliansi
Pemuda Papua untuk bagimana untuk Freport harus tutup”.
“karena 47 tahun lebih orang Amugme dan
Kamoro pada khususnya menderita diatas tanah adatnya”.
Sebab,
Kata Asrouw, bicara persolan Freport tidak tidak terlepas dari masalah Sejarah.
Jadi, kata dia, memberikan kebebasaan untuk orang menentukan nasibnya sendiri
(Selft Determination),beber Sekjen AMPP tersebut.
Pemuda
asal Papua itu merasa kecewa dengan pimpinan daerah Papua dan Papua Barat
selalu tutup mata melihat persoalan rakyat yang selama ini dibiarkan
berlarut-larut tanpa ada peratihan serius sedangkan mereka adalah datang rakyat
itu sendiri,ucap anak muda asal Papua itu dengan penuh kekecewaan berat.
Kemudia Sekjen FIM, Arnol Halitopo, pun
memintah dengan tegas agar PTFI di Timika mutlak di tutup, tegasnya.
“aksi kami hari ini dengan agenda untuk
Freport tutup”.
Tutur
Arnol, PTFI hadir dengan latar belakang untuk kepentingan elit-elit politik tertentu,
maka, dirinya mewakili Mahasiswa di Manokwari mendesak Tambang Emas terbesar di
Dunia itu harus ditutup,tegas Mahasiswa Unipa itu.
Kata
Halitopo juga terkait dengan pernyataan sikap atau menjadi sasaran utama sebagai aspirasi rakyat melalui organ
kemahasiswaan hari ini tidak sempat diserahkan kepada pihak DPRD Manokwari. Dikarenakan
kata dia Ketua DPRD dan Ketua-ketua Komisi legislatif lainnya belum ada
ditempat,ujarnya.
Terkait
dengan belum adanya para Legislator ditempat, ketika wartawan menanyakan kepada
seorang anggota DPRD yang masih bertugas di Kantornya yang tidak ingin menyebut
namanya mengatakan, Rekan-rekannya DPRDnya berada diluar Kota Manokwari
(berangkat kedaerah asalnya masing-masing) dalam rangka memantau kondisi
kehidupan sosial masyarakat dikampung halamannya, dalam wujud survei lapangan
dan hasil akhir dari itu, kata dia, akan dimuat kedalam Perdasi maupun
Perdasus, kata seorang Legislatif yang masih berada di Kantor itu.
Sejauh
hasil pantauan wartawan media online www.kabarmapegaa.com, Puluhan Mahasiswa bersama perkumpulan pemuda Papua
mulai berunjuk rasa dengan membawa tuntutan utama “PTFI Tutup” berawal
longmarch dari depan Kampus Unipa,Amban menuju Gedung DPRD Manokwari, dengan
berjalan kaki dibawah pengawal ketat oleh pihak aparat kepolisian daerah
wilayah Manokwari.
Sesampai
para demonstran ini di gedung DPRD Manokwari, ternyata Gedung Perwakilan Rakyat
itu tertutup. Dan terlihat didepan Pintunya ditutupi oleh puluhan anggota
kepolisian. Pintu kantor rakyat itu dibuka setelah lewat kurang lebih 5 menit
secara terpaksa karena massa aksi terus mendesak untuk pintu segera dibukakan.
Aksi tuntutan penutupan Tambang Raksasa PTFI di
Timika, oleh Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat, di Manokwari dapat dilaksanakan dengan baik.
Liputor : Petrus Yatipai