Legislator Dogiyai Pertanyakan Gedung Laboratrium SMP di Modio
By Kabar Mapegaa 11:56:00 PM BERITA PAPUA , Legislator , SEKOLAH
Anggota DPRD Dogiyai, Marcelino Tekege. (Foto: Dok KM) |
Dogiyai, KABAR
MAPEGAA.com – Legislator Dogiyai, mempertanyakan gedung pembangunan
laboratorium Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Modio, Mapia Tengah yang
hingga kini belum jelas pembangunnya.
Anggota Komisi
C, DPRD Dogiyai, Marcelino Tekege, mengatakan, perlu ada kejelasan pembangunan laboratrium
SMP Negeri 2 yang hingga kini diduga telah
alihkan pembangunannya ke distrik lain bukan di Mapia Tengah dengan anggarannya
senilai Rp 517 juta oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Dogiyai.
"Pembangunan
ini bukan sekedar dibangun tanpa memperhitungan anggaran,”Kata Tekege, Kepada
kabarmapegaa.com, Rabu, (08/11/17) Melalui Via Telefon belum lama ini.
“Kami berharap,
perlu dicek ulang dan direhabilitasi pembangun gedung Laboratorium,”tambahnya.
Pewarta :
Yanuarius Goo
Editor : Alexander Gobai
Dampak Dapodikdasmen Pada Tiap Sekolah
By Kabar Mapegaa 5:04:00 PM Opini , SEKOLAH
Dampak Dapodikdasmen Pada Tiap Sekolah foto, dok; Ils, sekolah dan murid/KM |
Oleh: Damianus Bunai
OPINI, KABARMAPEGAA.Com – Dapodikdasmen adalah Data Pokok pada setiap sekolah. Data-data yang di input adalah Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), Peserta Didik, Rombongan belajar, jam mengajar, pembelajaran, sarana dan prasaran (Sarpras). Program Dapodikdas sudah di tetapkan oleh Pendidikan dan Kebudayaan pusat bahwa semua sekolah-sekolah baik PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK harus menjalankan program Dapodikdasmen.
Penetapan program Dapodikdasmen oleh pemerintah pusat terutama di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sangat bermanfaat dan ada pula sisi negatif dalam strategi penerapannya pada dunia pendidikan. Pandangan menurut Penulis Dampak Dapodikdasmen sebagai berikut:
Dampak Positif Dapodikdasmen
Jaman dulu dengan jaman sekarang adalah sangat berbeda, kalau dulu selalu menggunakan manual saja, tetapi sekarang menggunakan jaringan atau system online dengan istilahnya Dapodikdasmen, Program ini dapat mengisikan data-data sekolah diantaranya adalah Peserta didik, Pendidik dan kependidikan (PTK), sarana dan prasarana, pembelajaran, rombel, dan jam mengajar. Setelah mengisi data-data tersebut dapat di kirim ke pusat oleh operator sekolah. Pihak pusat dapat di ketahui keberadaan sekolah dengan baik, Akhirnya pemerintah membantu seperti Dana Operasional Sekolah (BOS), memberikan dana sertifikasi bagi para guru yang sudah ikut dalam program sertifikasi, dan lain sebagainya.
Dampak Negatif Dapodikdasmen
Walaupun jaman sekarang adalah jaman teknologi dan informasi tetapi dengan program Dapodikdasmen dalam strategi penerapan ini dapat mengalami tantangan besar terutama sekolah-sekolah yang ada di pedalaman karena tidak ada lampu listrik, tidak ada jaringan, operator sekolah tidak memiliki keterampilan komputer dan tidak menguasai jaringan atau system.
Lagi pula, pemerintah dalam hal ini di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan luncurkan program Dapodikdasmen tidak di survey dulu ke daerah-daerah pendalaman papua. Disitu lah program ini terjadi dampak yang besar di dunia pendidikan terutama di dunia pendidikan papua. apa lagi pihak terkait jarang bahkan tidak di adakan pelatihan tentang Dapodikdasmen. Akhirnya data-data sekolah tidak di kirim ke pusat apa lagi waktu untuk sinkron sangat terbatas.
Dengan keadaan begitu, jangan di biarkan namun bertindak dengan baik oleh pemerintah pusat terutama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pusat, propinsi dan daerah harus mengadakan survey di lapangan (sekolah-sekolah) sebelum membuat program Dapodikdasmen, setelah di programkan dapat di sosialisasikan seluruh sekolah-sekolah yang ada di seluruh Indonesia terutama papua, agar program Dapodikdasmen tidak kaget tetapi di terima dengan baik pada saat itu juga oleh sekolah-sekolah yang ada dan dapat di kirim data-data sesuai dengan waktu sinkron yang di tentukannya.
Untuk mengatasi Dampak Negatif Dapodikdasmen ini pemerintah dan sekolah-sekolah harus berkerja sama yang baik karena program Dapodikdasmen bisa berjalan lancar tanpa ada ketertinggalan, oleh karena itu, pemerintah harus di survey di sekolah-sekolah yang ada di daerah pedalaman yang ada ini dan mengadakan pelatihan, Agar program Dapodikdasmen ini dapat di terapkan oleh setiap sekolah yang ada ini. (Muyepimo P/KM)
Penulis adalah Praktisi Pendidikan, Tinggal di Timika Papua
Dirjen Bimas Kristen Kementrian Agama RI, Berkunjung Dua Kampus di Timika
By Kabar Mapegaa 12:47:00 AM BERITA PAPUA , KAMPUS , PENDIDIKAN , SEKOLAH
Rombongan Dirjen Bimas Kristen Kementrian Agama RI, bertemu dengan Dosen STT Rusel dan STAK Oikumene di Hotel 66 Timika, Rabu 22/08/2016, (Foto: Andy O/KM) |
Timika, (KM)---
Direktur Jendral Bimbingan
Masyarakat (Dirjen Bimas) Kristen Kementerian Agama (Kemenag) Republik
Indonesia, Dr. Oditha Rintana Hutabarat, M.Th, kunjungan kerja, ke papua temui
dua kampus yakni Sekolah Tinggi Teologi (STT) Russel Timika dan Sekolah Tinggi Agama Kristen
(STAK) Oikumene Timika.
Dalam pertemuan
tersebut, Oditha, menjelaskan perkembangan perguruan tinggi Swasta dibawah
bidaan Kementrian Agama tentang perkembangan
pembangunan bidang agama dan Bidang Pendidikan. Pertemuan berlangsung
selama tiga jam, mulai pagi 09: 00 sampai siang
pukul 11: 30 Wit, bertempat di hotel 66 Timika jalan Cenderawasih SP II distrik Mimika Baru
“Agenda dalam kunjungan
tersebut, ada dua pertama penyerahan Surat Keputusan (SK) Operasional, dan
kedua bantuan dana 100 juta untuk penimbunan lokasi baru Kampus STT Rusel
Timika,” Kata Odtha.
Odhita, menyampaikan informasi terkini untuk memperlengkapi dalam pembinaan kepada
umat, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Papua dalam melaksanakan
tugas-tugasnya dan meningkatkan wawasan dalam upaya peningkatan kualitas
penyuluh dan pimpinan lembaga keagamaan Kristen.
“Dalam
arahannya, dia mengingatkan kedua kampus ini harus melaksanakan tugas-tugas pembinaan umat
dengan baik, menyelaraskan diri dengan program-program pemerintahan dalam
koridor revolusi mental,”tegasnya.
Dia juga,
mengingatkan para pimpinan gereja dan lembaga keagamaan Kristen akan pergumulan
dan tantangan yang semakin meningkat di era postmodern. Degradasi moral
mengakibatkan rusaknya hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama. Salah satu
ciri khas dari Postmodern adalah relativisme. Oleh karena itu, tugas utama
setiap pembina rohani adalah memagari umat dengan menanamkan nilai-nilai
kebenaran Firman Tuhan.
Dia menekankan agar
gereja menjadi agen damai. Menjadi garam yang mengasinkan berarti gereja
dituntut untuk berdamai dengan Tuhan dan berdamai dengan sesama sehingga gereja
dapat menjadi terang di tengah-tengah masyarakat, “ungkapnya.
“Para dosen kedua
kampus bersukacita atas dan berterimakasih atas kehadiran ibu Dirjen Bimas
Kristen hal ini dapat disaksikan
perkembangan dunia kampus di Papua khususnya di Timika,”ucapnya
Pewarta: Andy Ogobay