Ilustrasi : Tangisan PUTRI PAPUA, melihat kepunahan orang Papua/KM |
Oleh Tebay
Degedoki
Opini, (KM)--"Orang Papua dalam
sehari selalu ambulan di jalan. Meninggal tanpa sebab akibat. Umur mereka masih
mudah dan badan masih sehat. Jenazah selalu di temukan di tepian jalan, dibawah
jembatan, di hutan, di jalan raya, di sekolah dipasar dan dimana mana. Semua ini
membawa Papua dalam kepunahan. Dimanakah keadilan dan kebenaran hukum negara."
Hidup bersama air mata dari waktu
ke waktu tak henti mengalir seperti air sungai. Kapan berhenti dan berakhir
semua ini. Mata bengkak, kesedihan selalu bersama sehingga dalam perjuangan
selalu gagal akan semua peristiwa yang terjadi ditempat kelahiran di Papua.
Orang Papua semakin habis dimakan
oleh pemakan manusia. Di bunuh di perkosa dipermaikan di tanah Papua oleh
negara Indonesia (TNI PORLI). Dimata dunia merasa masalah Papua aman aman saja
tetapi nyatanya dalam detik bahkan menit orang papua meninggal habis habisan. Setiap
hari pagi siang sore selalu di temukan mayat di bawa jembatan, di jalan raya,
di hutan, di rumah bahkan dimana mana tanpa sebab akibat. Dimanakah keadilan
dan kebenaran serta hukum hukum yang berlaku.
Dimanakah hukum Indonesia, kapan berlakunya,
dianggap seperti binatang yang mati, pelanggaran yang berat di biasa biasakan
namun pelanggaran yang ringan di gali dan membahas sampai satu dua tahun tetapi
pelangaran HAM berat di Papua dibiarkan
saja. Hal ini bukan di Papua saja tetapi
semua kepulan bagian timur. Dunia tahu bahwa negara ini tidak adil jujur dan
tidak berpegang pada norma norma dan aturan. Semua ini hanya di kertas, tidak
di peraktekan. Negara indonesia negara boneka.
Papua dalam ke ancuran, dimanakan
mata PPB. Apakah pelanggaran berat yang selalu terjadi di Papua selalu melihat
membaca dan mendengar tetapi menutupi diri dan tidak mau membuka ataukah ini
semua kerja sama dengan aktor aktor penting pelaku dan di bayar habis habisan
untuk rencana menghabiskan orang Papua yang tersisa ini.
Pemerintah Seluruh Papua bagaimana
tanggapan mengenai permasalahan nyawa di Papua. Didepan mata banyak orang
meninggal tanpa kesalahan. Hanya di lihat dalam kaca gelap, dianggap orang bersalah
yang meninggal. Dimana tindahkan dan solusi, ataukan ini semua berlalu saja. Yang
tersisa ini mau bahwa kemanakah. Kalau membiarkan begitu saja lima tahun
kedepan orang Papua punah habis. Nyatanya kita sama sama saksikan bersama,
setiap detik ambulan di jalan.
Mereka yang meninggal, apakah ada
sakit? Sudah umur dewasa, tidak semua sehat umur sekolah masih mudah. Kalau umur tua pantasan itu
waktu buat-Nya, tetapi umur sekolah. Masa yang mendatang generasi mudah Papua sudah
tidak ada lagi, mau mengharapkan siap lagi. Habislah dan punahlah.
Dimanakan keadilan dan hukum ini
manusia yang meninggal bukan binatang. Mengapa semua diam membisu dalam
permasalahan HAM ini. Dimanakah solusi ingin hidup bebas lepaskan dari
kejahatan ini, yang tersisa mau hidup aman dan damai. Dimanakan keadilan dan
kebenaran.
Penulis hanya memanjatkan doa dan
syukur kepada sang Khalik ampuni dan berkati manusia yang tidak bersalah ini di
sisi-Nya semoga arwahnya di terima.
Air mata dan tangisan anak negri putri
Papua dari jauh memandang Papua dalam kehancuran dan kepunahan. Lindungilah
bagi mereka yang peka terhadap HAM di Papua semoga panjang umur dan sehat
selalu. Doa dan tangis anak rantau asli Papua selalu bersama-Mu.(Umagigobai/KM.)
0 thoughts on “Tiap Waktu Jenazah Tangisan Putri Papua”