BREAKING NEWS
Search

YLSM: Mengingat Pelanggaran Ham Berat DI West Papua

YLSM News, 7 September 2015 : MENGINGAT PELANGGARAN HAM BERAT, MOMEN PENTING BAGI PEMERINTAH AMERIKA, BELANDA, AUSTRALIA, INGGRIS, ZEW ZEALAND, PM PNG DAN PM FIJI UNTUK DUKUNG PERJUANGAN PAPUA BARAT LEPASKAN PAPUA DARI NKRI MELALUI KTT PIF PADA 7-11 SEPTEMBER 2015 DI PNG

LATAR BELAKANG

Orang Asli Papua Barat Melanesia telah ditempatkan oleh Allah (UGATAME) di pinggiran gunung terkaya, Grassberg - Wanagon yang terletak antara kampung Ugimpa - Minabutadi -JPsiga - Aroanop, Wase, Stiga dan lain-lain adalah areal konsesi PT. Freeport Indonesia Tembagapura, Papua, Indonesia.

Wilayah/areal konsesi PT. Freeport Indonesia seperti tersebut diatas telah dikelilingi tujuh suku dan ratusan Serikat Fam Asli Papua Barat selaku pemilik tanah adat dan hak ulayatnya. Grassberg ' Wanagon telah dirubah menjadi kolam genangan merkuri. Sedangkan air merkurinya diduga terbagi ke arah Timur, Barat, Utara dan Selatan dari gunung Grassberg - Wanagon untuk digunakannya.

Untuk memastikan kebenaran tentang kontaminasi air merkurinya di sepanjang DAS Waa, Kemabu, Degeuwo, Aga, Yabo, Eka, Weya, Pugo, Kopai, Jewa, Bomi/Daka dan Dauwo/Dogomo dan lain-lain.

MENGETAHUI LUASNYA AREAL OPERASI FREEPORT INDONESIA TEMBAGAPURA, PAPUA.

Dalam rangka perjelas posisi dan luasnya areal operasi tambang di bawah tanah (Underground) PT Freeport Indonesia di Tembagapura, maka pemerintah Indonesia dan management PT Freeport diminta segera akan ditinjau kembali sebelum dilanjutkan operasi produksinya seperti biasa.

FREEPORT INDONESIA BELUM PERNAH MENDAPATKAN IZIN SURVEY SAMPAI EXPLOITASI RESMI DARI SERIKAT FAM ASLI PAPUA BARAT SELAKU PEMILIK TANAH ADAT DAN HAK ULAYAT ATAS AREAL KONSESINYA.

Pihak perusahaan survey dari zaman pemerintahan Belanda sampai pemerintahan Indonesia belum pernah mendapatkan izin resmi dari setiap perwakilan Serikat Fam Asli Papua Barat hingga 7 September 2015.

WAMUNI, SALAH SATU SERIKAT FAM ASLI WASE (KAMPUNG WAA) DARI SUKU MONI YANG TELAH DIKECEWAKAN PEMERINTAH DAN MANAGEMENT PT. FREEPORT INDONESIA TEMBAGAPURA HINGGA 7 AGUSTUS 2015

Fam Wamuni telah dituduh anggota pengacau keamanan di kampung Wase mile 68 Tembagapura oleh TNI/POLRI yang ditugaskan oleh pemerintah Jakarta. Pada akhirnya, hingga saat ini Serikat Fam Wamuni dari suku Moni masih belum dihargai selaku pemilik tanah adat Wase/Waa Tembagapura Papua.

PELANGGARAN HAM BERAT TELAH DILAKUKAN OLEH TNI/POLRI DI PANIAI DAN TIMIKA, PAPUA.

Pasukan Gabungan TNI/POLRI tewaskan 4 siswa SMA Paniai saat Orang Asli Papua Barat Melanesia melakukan Demo Damai, lapangan sebak bola Karel Gobay di Enarotali, 8 Desember 2014 lalu.

Para pelakunya masih belum diungkapkan pihak berwenang di Enarotali. Untuk lebih tahu tentang siapa pelakunya, silahkan berhubungan dengan Komandan TNI dari PASKHAS BANDARA Enarotali, Koramil Paniai Timur, POLSEK Paniai Timur, Komandan TIMSUS Paniai Timur, Komandan BRIMOB Paniai Timur dan KAPOLRES Paniai di Madi.

Sedangkan Orang Asli Papua Barat Melanesia di Timika dari suku Kamoro juga telah ditembak mati di tempat oleh TNI.

Semua yang telah ditembak oleh TNI/POLRI, baik di Paniai maupun Timika adalah benar-benar pemilik areal Konsesi PT. Freeport Indonesia di Pegunungan Tengah Papua Barat.

Amerika, Belanda, Inggris, Austrslia, New Zealand dan Indonesia diduga rakus kuras gas bumi di Bintuni dan tambang tembaga, emas dan ikutan tambang lainnya di Tembagapura, Papua dan Papua Barat.

TUNTUTAN KELUARGA KORBAN PANIAI BERDARAH, 8 DESEMBER 2014 LALU.

Oleh karena pemerintah Amerika, Belanda, Inggris, New Zealand dan Indonesia diduga kuat telah menekan pemerintah PNG, Fiji dan PM Vanuatu Baru, Sato Kilman untuk gagalkan perjuangan penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua Barat melalui ULMWP di PIDF dan KTT PIF yang telah berlangsung antara 7-11 Agustus 2015 di PNG, maka kami keluarga korban Paniai Berdarah, 8 Desember 2014 lalu.

REKOMENDASI :
  1. Pemerintah Amerika, Belanda, Inggris, Australia dan New Zealand diminta segera akan tekan negara-negara MSG dan PIF untuk masukan ULMWP menjadi anggota PIF karena MSG telah memberikan status observer di Honiara 26 Juni 2015 lalu dengan alasan terjadinya pelanggaran HAM berat yang dilakukan TNI/POLRI yang dimulai dari Enarotali, 8 Desember 2014, Yahukimo, Dogiyai, Tolikara dan Timika 28 Agustus 2015.
  2. Pemerintah Amerika diminta segera mendesak SEKJEN PBB untuk kirimkan Komisi HAM PBB Urusan Penembakan Kilat Terencana TNI/POLRI dan Misi Pencari Fakta terhadap Pelanggaran HAM berat di Papua melalui yang akan dimulai dari Paniai untuk mengumpulkan data dan keterangan saksi serta tuntutannya dari dekat.
  3. Pemerintah Indonesia segera akan didesak oleh pemerintah Amerika dan PBB untuk segera akan diselesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat di Paniai-Timika sebelum operasi Freeport Indonesia di Tembagapura dilanjutkannya. Karena para pemilik tanah adat dan hak ulayatnya telah ditembak oleh TNI/POLRI yang bertugas di Paniai sampai Timika.



Dilaporkan di Paniai
oleh Ketua YLSM Pengunungan Tengah
Sevius Kedepa


TAG

nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “YLSM: Mengingat Pelanggaran Ham Berat DI West Papua