(Foto; Usai diskusi tentang"Pesta Demokrasi Kolonial Indonesia Bukanlah Jaminan di Tanah Papua. Ancotek T/KM) |
Oleh: Mateus Tekege
Artikel, kabarmapegaa.com-- Pandangan kami dari Aliansi Mahasiswa Papua komite kota (AMP-KK) Bandung Jawa Barat.
Atas situasi dan kondisi saat ini di atas Teritori West Papua dengan pesta demokrasi kolonial Indonesia tidak ada pengaruhnya bagi Bangsa Papua dan Tanahnya. Kenapa dikatakan demikian? Karna fakta hari ini jelas bahwa Pesta Demokrasi kalau di lakukan oleh Bangsa penjajah terhadap Bangsa Papua, Maka logikanya sangat konyol di zaman modern yang sudah serbah canggih begini.
Bangsa Papua bukan lagi berada di zaman batu, Bangsa Papau sangat sadar dan mengetahui akar persoalan yang sebenarnya, Staths politik dan sejarah Bangsa Papua sudah jelas bahwa Belanda, Amerika dan PBB melalui UNTEA. Atas kongkalingkong demi kepentingan ekonomi politik bagi mereka.
Sejarah kami sudah tahu, sekarang siapa mau tipu siapa, atau masih mau berbohong terhadap Bangsa Papua ? Tanya AMP komite kota Bandung.
Bangsa West Papua sangat mengenal watak Negara kolonial Indonesia dengan sistem negara yang berpaham demokrasi ‘’Liberal’’ ini.
Menjelang pesta Demokrasi colonial Indonesia di atas Teritori West Papua yang belakangan ini kita ikuti, pernyataan-pernataan yang di lontarkan Lukas Enembe sebagai gubernur colonial Indonesia di Teritori West Papua yang intinya kata dan kalimat ‘’ perang’’perang dengan siapa ? Mengaku diri kepala suku Orang Papua, yang sedang terus melus di media social baginya wajar dengan posisinya.
Kutipan kata Lukas Enembe :
‘’Saya hanya mengurus rakyat. Saya dari dulu mengurus rakyat Papua, itu tugas saya,” katanya.
Gubernur Papua, Lukas Enembe mengaku dirinya mengurus rakyat kalau memang benar selama masa kepemimpinannya Enembe mengurus rakyat kenapa kasus-kasus yang kerap kali terjadi diseluruh tanah Papua Seperti kasus penembakan di Paniai yang menewaskan 4 siswa SMA puluhan lain luka-luka pada 8 desember 2014 lalu?
Selain itu, baru-baru ini terjadi kasus lagi di Dogiyai, beralasannya mengamankan pilkada serentak. Dan kemudian gerakan represif yang di lakukan oleh negara melalui TNI dan Polisi yang berimbas pada swiping sewenang-wenang secara ketidak manusiawi sebagai Ciptaan-Nya, hingga mengakibatkan korban luka-luka terhadap Rakyat sipil di Dogiyai dan kemudian 2 orang tewas.
Jika memang Lukas mengaku diri bahwa kepala suku Papua, Kenapa tidak turung tangani untuk mengamankan kasus kriminal tersebut?
Ada intervensi dirinya secara nyata dalam penanganan ke dua kasus ini? Belum lagi kasus kasus kerasan lainnya.
Lalu sekarang kata Lukas perang, perang dengan siapa, Siapa pasukan perang Lukas?
Siapa pemimpin perang pak Lukas? Atau mungkin Lukas sudah membuat perjajian sewa dengan tentara Bayaran untuk menghadapi serangan pemerintah pusat kolonial Indonesia melalui sayap militer yang merupakan tembok? Ini kan jelas!
Hanya demi kepentingan Ekonomi-politik pusat Kolonial Indonesia di Jakarta, dan demi posisi kedudukan dan jabatan di daerah koloni Teritori West Papua, yang menurut kolonial Indonesia sebut Provinsi Indonesia timur Papua dan Papua barat.
Walaupun dari belakang Lukas kembali menghimbau bahwa, berita-berita yang sedang di sebar-luaskan itu berita hoax atau tidak benar tetapi, kenyataan hari ini di lihat dari posisinya masih tetap kolonial itu jelas.
Lalu dengan pesta demokrasi berbagai kabupaten Kolonial di Teritori West Papua yang sedang ramai liar saat ini mungkin bisa dikatakan memberikan suatu sprite bagi kolonial meredamkan arus gerak perjuangan politik Rakyat West. Sayang, hanya bagaikan kebohongan untuk sesaat.
Sehingga sangat tidak perlu dan bukan waktunya Rakyat Bangsa West Papua bersikap munafik. Hari ini kita yang masih bernafas ini hanya yang tersisa sehingga, dengan kesempatan ini dapat kami mengingatkan kembali terutama untuk kami, dan kepada kita semua Bangsa West Papua agar kita tidak terhanyut tenggelam dan terlenah dengan situasi tersebut di atas.
Harus pergerakan perjuangan politik kita Bangsa West Papua Jalan tidak bisa di hentikan oleh siapapun. Sekalipun tidak sebanding jumlah itu, bukan patokan dan ukuran apapun kondisi dan situasi harus gerak perjuangan politik kita Bangsa West Papua demi Hak Menentukan Nasib Sendiri.
Biarkan mengalir dan jalan di benak Jiwa dan pikiran kita serta mengkombinasikan dengan Hati kita tindakan kita mengikutinya.
‘’Solusi satu-satunya Hanya Hak menentukan Nasib Sendiri Bagi Rakyat West Papua’’! Sikap Politik Aliansi Mahasiswa Papua -Komite Kota (AMP-KK) Bandung. (Frans P/KM)
*) Penulis adalah Aktivis Aliansi Mahasiswa Papua (AMP)
0 thoughts on “AMP Bandung Adakan Diskusi Tentang Pesta Demokras Kolonial Indonesia Bukanlah Jaminan”