Foto Marten Bunai, bersama kedua orang tua-Nya./KM |
Oleh Marten K. Bunai
Opini
- www.Kabarmapegaa.Com
– Tuhan mengutus kepada kedua orang tua untuk melanjutkan keturunannya. Hasil
kedua hati menjadi satu adalah buah hatinya (anak). Gaya dan pola hidup tidak
jauh berbeda dengan orang tua-Nya. Anak menjadi sukses atau gagal berada pada
posisi kedua orang tuanya, apakah didikan kearah bernilai baik atau kearah
kebebasan dengan lingukungan yang tidak mendukung. Anak terbentuk ketika
didikan orang tua yang baik, namun anak tidak terbentuk karena orang tua melepaskan
tangan. Jadi yang jelas bahwa orang tua selalu mengajarkan yang baik buat
anaknya.
Didikan yang hebat dari orang tua
anaknya akan mempersiapkan dan mengarahkan diri di hari yang mendatang. Anak
selalu mengenal diri apa sih saya sebenarnya, apa kelemahan saya, apa bakat
saya, bagaimana saya harus hidup, bagaimana saya harus sama dengan orang hebat.
Dari sedikit titipan dari orang tua
anaknya lebih sempurna ketika menghadapi
dan belajar di sekolah bersama guru kawan kawan sebaya. Ia mampu dan
mengali terus sampai potensi yang dimiliki di dapat. Nah bukan disitu saja
berhenti namun perjuangan masih panjang semakin naik kelas semakin dewasa
dirinya.
Orang Tua adalah Ayah dan Ibu dari
seorang Anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua
memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak sampai pada usia
dewasa.
Opini ini sangat tepat generasi kita adalah hasul dari, karya orang tua yang sudah pertanggung jawabkan 100% (Seratus Persen) untuk anak – anak-Nya. Kemudian menjadi pertanyaan adalah masih kah ?? kita tetap eksis di jalannya sesuai dengan doa dan harapan orang tua yang sudah rintis jalan atau tidak lalu buat jalan sendiri, karena harapan orang tua sunggu ada, semoga kita terus kuat dan sehat.
Setiap orang tua pasti akan bangga anak-anaknya di saat mempersembahkan prestasi terbaik atau melakukan perbuatan baik lainnya yang dapat membanggahkan keluarga dan untuk semua orang, tentu tidak hanya itu, keberhasilan anak adalah keberhasilan orang tua atas segala perjuangan dan pengorbanan panjang yang dimulai sejak pembentukan keluarga antara dua orang yang kita sebut Ayah dan Ibu itu, sejak itulah mereka sudah merencanakan dan berjuang mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan diri kita dari Tuhan, saat itulah sesungguhnya pengorbanan orang tua sudah dimulai, setelah itu seorang ibu harus mengandung, sertiap saat membawa 3-4 Kg bayi di perutnya selama kurang lebih 8 - 9 bulan bahkan sampai 10 bulan yg pada akhirnya harus melahirkannya dengan sangat susah-payah, bahkan banyak nyawa Ibu-ibu menjadi korban demi anaknya, tidak hanya berhenti disitu Ibu harus menyusuinya dan Ayah harus mencari nafkah yang cukup dengan kerja keras buat anak dan ibunya, mereka terus berjuang lagi dengan sekuat tenaga dalam keadaannya yg sangat terbatas berdoa dengan menangis membimbing dan mendidik anak, menasihati anak dengan kasih sayangnya yang luar biasa agar kelak anaknya menjadi pribadi yang berguna bagi keluarga bahkan berguna bagi semua orang karena itu saya sangat setuju pendapat saudara saudari bahwa di balik kehebatannya kami tentu ada orang lain yang sudah pasti mengorbankan dirinya.
Pengorbanan mereka kepada anaknya tentu tidak mengharapkan balasan tetapi mereka hanya mengharapkan anak harus menjadi yang terbaik yang dapat membanggakannya, mereka merasa bangga ketika anaknya berguna bagi semua orang, kadang kita melupakan mereka demi banyak orang, Mereka pantas dijuluki sebagai "Pahlawan Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) " selain guru atau dosen kita, luar biasa karya dan pengorbanannya, mereka pria dan wanita terbaik di dunia.
Jempol buat Semua yang telah menjadi Ayah dan Ibu kita, juga yang sedang menjadi Ayah dan Ibu dan khususnya bagi mereka yang sedang bermimpi menjadi Ayah dan Ibu yang terbaik...!!! Kesediaan menjadi Ayah dan Ibu yang terbaik adalah pekerjaan mulia, karena manusia sudah tentu menjadi biji mata Allah, Tuhan pasti memperhitungkan semuanya Amin ....!
Simpulan Sedangkan peran orang tua dalam pencapaian
prestasi seorang Anak, adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Motivator.
2. Sebagai Teladan.
3. Sebagai Fasilitator.
4. Sebagai Sumber Ilmu Dan Pengetahuan.
5. Sebagai Koordinator.
1. Sebagai Motivator.
2. Sebagai Teladan.
3. Sebagai Fasilitator.
4. Sebagai Sumber Ilmu Dan Pengetahuan.
5. Sebagai Koordinator.
Semoga dengan opini singkat ini, para pembaca yang mempunyai keluarga bahkan pelajar dan pemuda pemudi, mari kita mendidik anak kita dengan ilmu yang
positif demi mempersiapkan sumber daya manusia yang mendatang (A G/KM.)
Penulis adalah Mahasiswa Papua Kuliah di Jayapura Papua
0 thoughts on “Orang Tua Mempersiapkan Anak demi Sumber Daya Manusia”