Suasaana peserta diskusi Ikatan mahasiswa Papua Bogor sabtu, (20/17) di kontrakan IPMAPERA Bogor. Foto: Gobema Papua/KM |
BOGOR,KABARMAPEGAA.COM—Ikatan
Mahasiswa Papua (IMAPA) Bogor menggelar
diskusi publik di Asrama IPMAPERA Sabtu, (20/5/2017)
Dalam diskusinya
diusung dengan Thema “ Radikalisasi Kemiskinan Pedesaan Konteks Agraria”. IMAPA
Bogor menghadirkan narasumber Rikardus Keiya pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Dalam diskusi
Rikardus Keiya menjelaskan, persoalan agaria adalah persoalan makan dan minumnya masyarakat kecil
. ketika kita tidak berpihak
stecholder-stcholder tidak berpihak untuk masyarakat tentunya masyarakat
jadi korban.
Fokus pembicaarn Diskusi
disini adalah bagaimana proses masyarakat itu menjadi sendiri menjadi miskin
menjadi perebutan agraria dalam konteks lahan air tanah dan udara semuanya direbut disitulah kemudian kemiskinan itu terjadi di
masyarakat.
“Kitalah jadi
pejuang-pejuang banyak punya integritas punya motivasi untuk membangun masyarakat kecil jadilah sosok jadi membelah masyarakat,” saran keiya
Menurutnya,masalah agararia
yang terjadi di papua ketimpangannya
adalah masyarakat kecil tidak mengerti
kebijakan-kebijakan agraria misalnya sertifikasi tanah,kita orang papua
kemudian dipaksa untuk harus mengakui
legalitas yang dibuat satu pemerintah, Kata dia, hal semacam ini harus
dinamakan pembangunan.
“Proses pembangunan
yang gagal tentunya masyarakat mebunuh
masyarakat secara sistematik sehingga kasus-kasus
yang terjadi di paniai dan beberapa daerah tanah-tanah masyarakat yang diambil dengan dasar tidak
memiliki sertifikat hal-hal ini adalah
masalah agraria sehingga hendak dihentikan” tegasnya
Ia sarankan,
pemerintahan membuat kebijakan-kjebijakan yang berpihak kepada masyarakat kecil
ketika kebijkan-kebijkan berpihak
masyarakat kecil kami yakin tentunya persoalan agraria akan ditekan.
Apa
yagn dibahas dalam diskusi?
Dikatakan,dalam diskusi
dibahas bagaiamana terjadinya
radikalisme dan terjadinya kemiskinan akibat peramapasan lahan secara paksahan
maupun sistematik atau secara tidak
terlihat.
Diskusi ini pada
intinya masyarakat papua saat ini berada pada masyarakat meramos sedangkan kebijan-kebijakan yang dibuat di papua itu orang-orang jakarta melihat papua itu
dari kaca mata jakarta kemudian terjadi
ketimpangaan-ketimpangan dimana masyarakat yang bingun kemudian akhirnya jatu
“Pembahasan sesi ini
kita diskusi kita membahas kemiskinan
yang terjadi itu sebenarnya diseeting dari Negara,” tegasnya
Perserta diskusi
Natalius Tekege menambahkan, diskusi ini bagus nilai sisi kita membuka wawasan supaya anggota imapaa untuk belajar
artinya kita bisa melihat masalah
papua ini melihat dengan berbagai presektif.
Jadi persoalanya kadang
didaerah itu pemerintah mengabaikan aspirasi dari mahasswa itu menjadi persoalan. kedepan
kata dia, kami meminta ketika hasil diskusi
atau informasi yang kita kumpulkan ini
setidaknya pemerintah daerah harus terima dan bekerja sama dengan mahasiswa.
Sehingga kata dia, ide-ide ini pemerintah
daerah bisa membuat program,kebijakan atau
peraturan daerah untuk melindungi masalah di daerah. Kata dia, seandainya kalau
mahasiswa jalan sendiri sedangkan pemerintah jalangkan sendiri P3 akan
berlanjut terus
Ia menambahkan,untuk mahasiswa
papau kita belajar untuk siap menghadapi peradaban baru ini,” bebernya
Pewarta: Yunus Gobai
0 thoughts on “IMAPA Bogor Gelar Diskusi Konflik Agraria”