Foto: Damianus Muyapa, Dok/KM |
Oleh: Damianus Muyapa
OPINI, KABARMAPEGAA.COM - Pendidikan formal adalah pendidikan yang resmi, lembaga yang sudah diatur dan atau difasilitasi oleh Pemeritah. Pendidikan formal ini sudah disistemkan oleh pemerintah terutama metode pengajaran, membuat silabus yang akurat dan lain sebagainya. Kenyataan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat diterapkan dan dipraktekan dengan baik dalam pembelajaran, sekolah-sekolah yang ada dipulau Papua mempunyai banyak kekurangan baik fasilitas-fasilitas sekolah, tenaga Guru, maupun tenaga administrasi.
Kita melihat sekolah-sekolah yang ada diluar Pulau Papua sudah disiapkan semua fasilitas sekolah baik alat-alat elektronik seperti komputer, Internet, dan fasilitas yang lain seperti fasilitas buku-buku baik buku-buku fiksi maupun buku-buku non-fiksi dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada dipulau papua, Tenaga guru yang ada pun satu sekolah dapat mengajar dan mendidik hanya seorang guru sehingga pendidikan papua hancur.
Disini melihat dan meninjau keadaan pendidikan formal papua sangat hancur karena tidak mendukung dalam segala hal, penulis memberikan gagasan bahwa peran yang harus di lakukan adalah sebagai berikut : Pemerintah, Orang tua, dan Guru.
1. Pemerintah
Pemerintah harus menfasilitasi fasilitas sekolah pada setiap sekolah yang ada di pulau papua, baik fasilitas eletronik seperti computer, internet dan lain sebagainya, lain pula fasilitas buku-buka serta tenaga pengajar dan administrasi yang kompoten. Agar siswa –siswi menjadi cerdas dan pintar dalam hidup.
2. Peran Orang Tua terhadap Siswa
Orang Tua mempunyai banyak pengalaman dalam hidup. Mereka selalu mempelajari bagaimana membina dan memperkaya diri sendiri, keluarga, Masyarakat, Bangsa dan Negara.
Apalagi mereka punya Anak-anak kandung yang selalu bersama-sama dengan orang tua pada setiap saat. Mereka bisa menilai karakter-karakter sebenarnya yang dimiliki oleh anak-anaknya. Anak-anak mempunyai banyak sifat-sifat baik sifat yang baik dan yang tidak baik.
Peran orang tua terhadap anak-anak sebagai berikut: pertama, menjaga dan mendidik anak-anakny di rumah pada setiap hari, kedua, Orang tua harus mengajak dan mengantar ke sekolah pada setiap hari, orang tua harus mengajarkan ilmu-ilmu rohani di rumah dan anak harus mengarahkan ke sekolah minggu pada setiap hari minggu, serta anak harus mengajak di acara-acara rohani dan lain sebagainya.
1. Orang tua menjadi Partner Siswa
Orang tua sesungguhnya menjadi partner dalam proses belajar ketika Siswa melaksanakan student-led Conference. Komentar-Komentar siswa antara konsisten mengarah pada pentingnya mempunyai orang tua yang peduli dan selalu menunjukkan rasa ingin tahu terhadap pekerjaan di kelas.
Kami melihat bahwasannya ketika siswa mempunyai penonton yang berarti selain guru mereka akan menyebabkan siswa meningkatkan rasa kepentingannya untuk menghasilkan pekerjaan yang berkualitas.
Siswa dari semua umur menikmati saat mereka memperlihatkan pekerjaan mereka, berbicara tentang hasil yang mereka capai, menjawab berbagai pertanyaan dan menerima segala perhatian atas upaya dan usaha mereka.
Dalam pertemuan, Orang tua memberikan dorongan dan pujian . Mereka juga dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terarah, membantu siswa melihat kualitas dari hasil kerja mereka secara realistis dan menfasilitasi refleksi diri Siswa secara mendalam.
2. Orang Tua memberikan Komentar
Orang tua memberikan konsisten memberikan komentar bahwa mempunyai waktu One-to-one dengan anak mereka menjadi bagian yang paling berharga dalam pengalaman mereka pada pertemuan ini. Satu orang tua menuliskan “Saya menghabiskan waktu dengan anak lelaki saya. Hal yang tidak sering saya lakukan.
Orang tua dari siswa kelas 5 berkomentar “John harus mendengarkan segala keprihatinan dan saran-saran saya tentang hasil belajarnya. Berbeda dengan ketika saya menghadapi dia di rumah, dia terlihat tidak peduli sama sekali, saya juga senang dapat melihat hasil kerja yang dia pikir merupakan hasil terbaiknya”
Orang tua berpendapat bahwa biasanya diskusi yang terbaik di rumah berkisar seputar hasil kerja mingguan yang dikirim ke rumah atau kumpulan kertas yang tidak rapi yang keluar dari tas mereka. Orang tua melaporkan bahwa dalam pertemuan, di buat seperti layaknya “pertemuan bisnis”, anak-anak mereka mendiskusikan hasil kerja mereka secara serius.
Kami perlu dapat melihat seperti apa sekolah itu melalui pandangan siswa untuk dapat memberbaiki instruksi yang diberikan dan mendorong siswa untuk berkembang lebih maju lagi.
Dengan mendengarkan dan mengevaluasi pekerjaan siswa melalui pertemuan bersama guru, orang tua dan students, Guru dan orang tua dapat belajar banyak tentang bagaimana setiap siswa untuk sukses dan berhasil.
3.Peran Guru Terhadap Siswa
Sebagai guru yang baru terkadang kita berpikir untuk harus selalu mempunyai bertanggung jawab penuh akan semua proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Peran kita adalah sebagai “orang yang serba tahu” tanggung jawab kita, sebagaimana terlihat adalah memberikan pengetahuan kepada Siswa.
Kami mengorganisir lingkungan belajar dan melaporkan perkembangan siswa hanya dari satu perspektif yaitu perspektif Kami sendiri.
Kami serius mempunyai niat dan komitmen tinggi dan juga bekerja keras. Cepat atau lambat, kebanyakan dari Kami menyadari bahwa kami bekerja lebih keras dari para siswa dan mungkin belajar lebih banyak!
Menurut Hendrikus Purnomo dalam media Radar Mimika, Senin, 12 September 2011, mengatakan bahwa: Seorang guru yang dicintai oleh anak didiknya adalah yang biasa memberikan motivasi, berikut adalah beberapa hal yang dilakukan oleh seorang guru dalam memberikan motivasi kepada anak didiknya:
a. Guru memberikan Harapan
Guru yang berhasil dalam memotivasi anak didiknya adalah yang bisa memberikan harapan, seberapa pun hasil dari upaya yang dilakukan oleh anak didik.
b. Menjelaskan Tujuan Belajar
Guru yang mampu membangun anak didiknya adalah yang bisa menjelaskan tujuan belajar dari materi yang akan dan sedang dipelajari.
c. Membantu Kesulitan yang Terjadi
Anak didik, tentu senang hatinya bila dalam keadaan kesulitan lantas mendapatkan bantuan dari gurunya, maka guru yang disenangi oleh pada anak didiknya adalah seseorang guru yang dengan senang hati membantu kesulitan yang di hadapi mereka.
Dengan demikian, pendidikan formal Papua harus di perhatikan dari semua pihak baik dari pemerintah, orang tua maupun guru agar sekolah-sekolah yang ada di papua fasilitas yang lengkap dan siswa-siswi papua kedepan bisa bersaing dengan tempat lain yang sudah maju dan bisa bersaing dalam dunia Era Globalisasi yang ada ini.
*)Penulis adalah Pemerhati Pendidikan, Tinggal di Papua
0 thoughts on “Pendidikan Formal Papua”