Oleh:John
Anari
Ali Moertopo dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, 23 September 1924. Sebagai
tangan kanan penguasa Orde Baru, Soeharto, beberapa jabatan mentereng di dunia
militer, intelijen, dan pemerintahan pernah dipegangnya, yaitu; Deputi Kepala
Operasi Khusus (1969-1974), Wakil Kepala Bidang Intelijen Negara (1974-1978),
Penasihat Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Golkar, dan Menteri Penerangan RI
(1978-1983).
Beliau menjabat sebagai Komandan Operasi Khusus (OPSUS) dibawah Komando
Strategi Angkatan Darat (KOSTRAD) untuk merebut Malaysia pada tahun 1965 namum
gagal makanya dialihkan melakukan OPSUS ke Papua Barat agar memenangkan
Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) yang akan dilaksanakan pada tahun 1969.
Berapa para Tokoh Papua diajak ke Jakarta pada Tahun 1964 untuk dipaksakan
menanda-tangani Petisi Penolakan PEPERA dibatalkan dan mendesak Papua bagian
Integral dari NKRI.
Persiapan untuk memenangkan PEPERA atau Referendum di Papua Barat
dipersiapkan Ali Murtopo dari tahun 1964 - 1969. Dengan berdasarkan Perjanjian
Roma tanggal 30 September 1962 bahwa PEPERA dilaksanakan berdasarkan Sistem
Musyawarah dan tidak Berdasarkan Perjanjian New York yang ditanda-tangani 15
Agustus 1962 di Markas Besar PBB melalui Penetapan Resolusi 1752 maka
dibentuklah Anggota Dewan Musyawarah PEPERA (DMP) yang terdiri dari 600an Orang
Indonesia yang berasal dari Maluku dan 400an Orang Asli Papua. DMP dibentuk
tanpa Konsultasi dengan seluruh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
di Tanah Papua tetapi hanya dilakukan Musyawarah dengan Anggota DPRD di
Jayapura saja lalu dibentuklah suatu Dewan PEPERA yang Anggotanya ditunjuk
langsung oleh OPSUS.
Anggota DMP ini digembleng dan ditampung di Markas Militer di Ifar Gunung,
Jayapura dan dibawah ke Jakarta untuk berfoya-foya dengan pesta-pora mabuk-mabukan
dan Wanita Penghibur. Menurut pengakuan peserta PEPERA asal Papua Ali Murtopo
berkata bahwa "Jakarta sama sekali tidak tertarik dengan orang papua tetapi hanya
tertarik dengan kekayaan alamnya saja, jika kalian inginkan kemerdekaan maka
sebaiknya kalian minta ke tuhan kalian untuk menaruh pulau kosong di pasifik agar
kalian tinggal atau menyurati amerika membawa kalian ke bulan"
Beliau wafat pada usia ke-60
0 thoughts on “Brigadir Jenderal Ali Murtopo, Sang Arsitek Penentu Kemenangan Indonesia di PEPERA (Referendum) 1969 di Papua.”