Ilustrasi : Ist/Pulau Papua/KM |
PAPUA MENUJU KEPUNAHAN (PAPUAN TO GENOCIDE) YANG DILAKUKAN OLEH DICTATOR PEODALIS & BORJUIS PAPUA DENGAN BERBAGAI CARA.
1. Via Keluarga
Berencana (KB)
Program Keluarga Berencana
(KB). Di saat
orang asli Papua menjadi minoritas di tanah leluhurnya, ada upaya pemerintah
RI untuk membatasi kelahiran anak dengan program KB. Bahkan ada slogan :
dua anak lebih baik. Wah, ini sangat tidak dapat diterima. Orang
asli Papua yang makin minoritas yang memiliki tanah luas dan kekayaanalam yang
berlimpah dipaksa mengikuti program KB. Tentu upaya ini dalam rangkapemusnahan
etnis Papua secara tidak langsung.
2. Penduduk Immigrant.
Menurut mantan
gubernur Propinsi
Papua pada tahun 2010 di hadapan masyarakat asli Papua mengatakan : Kita
akui bahwa jumlah migrasi di Papua cukup tinggi, bahkan lebih tinggi di dunia
karena mencapai 5% pertahun. Pada hal normalnya 1% pertahun", ucapnya. Selain itu, menurut kepala Bapeda Propinsi
Papua, dalam bedah buku karya
Antonius Ayorbaba, dengan judul: The Papua Way: Dinamika Konflik Latendan Refleksi
10 tahun Otsus Papua, mengatakan: angka migrasi ke Papua pertahun6,39% sehingga
dari data sensus penduduk sebenarnya orang asli Papua ada 30%dan pendatang 70%
", (sumber: tabloidjubi.com, 12 Januari 2012). Sedangkandi Propinsi Papua
Barat sesuai laporan data BPS bahwa jumlah penduduk asliPapua di propinsi itu
sebanyak 51,67% dari total 760.000 jumlah keseluruhan pendudukPapua Barat,
(Sumber: www.kompas.com, Selasa 11/01/2011).
Terkait dengan
populasi penduduk, ada laporan mengejutkan
dari seorang akademisi dari Australia, Jim Elmslie. Laporan itu iaberi judul:
West Papua Demographic Transition and the 2010 Indonesia Census : Slowmotion
genocide or not ? Laporan Jim diterbitkan oleh Univercity ofSydney,
Centre for Peace and Conflict Studies menyebutkan bahwa jumlahkeseluruhan
penduduk mencapai 3.612.854 jiwa. Dalam laporan itu disebutkan bahwa
pada tahun 1971 orang asli Papua berjumlah 887.000 jiwa dan pada tahun2000
berjumlah 1.505.405 jiwa. Ini artinya persentase pertumbuhan
pendudukpertahunnya 1,84%; sementara jumlah penduduk non Papua pada tahun 1971
sebanyak36.000 jiwa dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 708.425 jiwa. Ini
artinya presentase
pertumbuhan penduduk non Papua 10,82% pertahun.
Lonjakan pertumbuhan jumlah
penduduk non Papua terjadi dalam sepuluh tahun terakhir. Pada pertengantahun
2010 penduduk orang asli Papua sebanyak 1.730.336 jiwa atau 47,89%; sementara populasi
penduduk non Papua berjumlah 1.882.517 jiwa atau 52,10%. Di akhir tahun
2010 orang asli Papua berjumlah 1.760.557 jiwa atau 48,73% dan populasi penduduk
non Papua mencapai 1.852.297 jiwa. Jumlah keseluruhan penduduk Papuahingga 2010
adalah 3.612.854 jiwa.
Dalam laporan itu,
Jim memperkirakan pada tahun 2020jumlah penduduk Papua secara keseluruhan akan
mencapai 7.287.463 jiwa atau100%; dengan pembagian jumlah orang asli Papua
2.112.681 jiwa atau 28% danjumlah penduduk non Papua 5.174.782 jiwa atau
71,01%. Ini artinya pertumbahan penduduk
orang asli Papua lambat dibanding non Papua. Menurut Jim penyebab pertama
karena pelanggaran HAM dan penyebab kedua yang paling utama adalah migrasi
paling besar. (Sumber: www.majalahselangkah.com/old/papua-30-persen-pendatang-70-persen-mari-refleksi/) dan
sumber aslinya (www.sydney.edu.au/arts/peaceconflict/docs/workingpapers/westpapuademographicsin2010/census.pdf).
Mari kita simak pertumbuhan
penduduk non Papua. Pada tahun 1971 sebanyak 36.000 jiwa. Padatahun 2000 jumlah
penduduk non Papua 708.425 jiwa dan tahun 2010 mencapai1.852.297 jiwa.
Pertumbuhan penduduk non Papua antara tahun 2000 - tahun 2010melonjak tinggi.
Arus migrasi yang amat tinggi ini tentu disebabkan denganadanya penerapan UU
Otsus Papua yang diikuti dengan pemekaran - pemekaran propinsi,
kabupaten/kota, distrik serta kampung yang semakin meningkat. Jika pemekaran - pemekaran
ini terus ditingkatkan, maka arus migrasi akan meningkatdan diperkirakan
sebelum tahun 2030 orang asli Papua menjadi semakin minoritas dan
etnis Papua musnah.
Mari kita juga simak pertumbuhan
penduduk asli Papua. Pada tahun 1971 penduduk orang asli Papua887.000 jiwa,
tahun 2000 meningkat menjadi 1.505.405 jiwa dan pada tahun 2010 berjumlah
1.760.557 jiwa. Antara tahun 1971 - tahun 2000 penambahan pendudukorang asli
Papua hanya 618.405 jiwa dan antara tahun 2000 - tahun 2010 bertambahhanya
255.152 jiwa.
Jumlah penduduk
orangasli Papua versi Balai Pusat Statistik ini belum bisa dipastikan
keakuratannya, karena
saya pernah dapat kabar bahwa para kepala kampung tertentu bekerjasama dengan
para kepala distrik tertentu memasukkan nama - nama
orang yang sudah meninggal
dunia atau merekayasa nama untuk mendapatkan uang bantuan berupa IDT,atau
bantuan beras miskin, atau bantuan dana pembangunan kampung (dana respek), dan
juga demi kepentingan Pemilihan Kepala Daerah/Pemilu.
Saya yakin jika
diadakan Sensus Penduduk yangkredibel, jujur dan tepat, maka jumlah penduduk
asli Papua pasti didapatikurang dari jumlah penduduk versi BPS tahun 2010; dan
sebaliknya jumlahpenduduk non Papua pasti melambung tinggi karena hampir setiap
kali kapal penumpang (kapal
putih) dan pesawat udara masuk ke Papua ada penambahan migran baru diTanah
Papua.
Mari kita menyimak perbandingan
populasi penduduk asli antara Papua dan PNG. Pada tahun 1971 orangasli Papua
berjumlah 887.000 jiwa dan PNG kurang lebih 900.000 jiwa. Pada tahun2010 jumlah
orang asli Papua 1.760.557 jiwa dan jumlah populasi penduduk PNG sekitar
6,7 jiwa. Pada tahun 1971 populasi orang asli Papua dan PNG perbedaannya
sangat tipis. Jumlah penduduk antara Papua dan PNG pada tahun 2010 perbandingannya
sangat mencolok yakni sebesar sekitar 4 juta jiwa. Ini artinya sejak
tahun 1971 sampai dengan tahun 2010 sekitar 4 juta jiwa orang asli PapuaBarat
telah hilang musnah.
Dari data-data di
atas,saya menyimpulkan bahwa di Tanah Papua sedang terjadi proses pemusnahan
etnisPapua secara merangkak perlahan-perlahan tetapi pasti (slow motion
genocide).
3. Kesejahteraan
Ekonomi menjadi
salah satu penyebab suku-suku di Papua Barat dapat mengarah ke
pemusnahan etnis. Dampak perekonomian ini dapat dialami oleh suku - suku
yang mendiami di kota-kota di Papua. Akibat tanah dan kekayaan alamnya
telah dikuasai oleh para pendatang baru, entah dijual atau dirampas,maka
suku-suku tertentu yang berasal dari kota-kota itu kehilangan tanah dan kekayaan
alam yang menjadi sumber penghidupan mereka, yang dapat menyebabkan depresi,
stres, gangguan jiwa, gisi buruk, sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Ada dua wilayah yang
sedang dilanda bahaya itu adalah suku - suku
asli di kota dan kabupaten Jayapura yang menjual tanah kepada pemukimbaru; juga
suku-suku di Merauke kota. Anak cucu dari suku-suku yang mendiami didua wilayah
ini akan kehilangan tanah leluhurnya. Dan ini sangat berdampak pada eksistensi
dari suku-suku itu dan dapat menuju kehancuran dan kepunahan.
4. Minuman Keras dan Narkoba
Saya pernah melihat
disalah toko di karton tertulis: stok khusus Papua. Saya heran bahwa ada
minuman keras
stok khusus Papua yang langsung dipaketkan dari tempat produksi minuman keras. Kenapa ada minuman keras stok khusus Papua ?
Apakah ada bahan campuran lain
dalam stok khusus Papua itu dan jika miras itu dikansumsi dapat memperpendek
umur dan berujung kematian ?
Entalah !
Tetapi terbukti bahwa banyakorang asli Papua mati, keluarga berantakan, banyak
kasus kriminal terjadi, masadepan anak muda Papua hancur karena akibat
mengkonsumsi minuman keras.
Pemerintah Republik Indonesia dalam berbagai
kesempatan berkampanye bahwa dilarang mengkonsumsi minuman keras,
tetapi justru pemerintah memberi ijin bagi pengusaha untuk mendatangkan minuman
keras dan menjual di toko-toko tertentu, serta di bar-bar menyediakan minuman
keras bagi para pengunjang yang hendak meluangkan waktu sejenak. Tentu alasan
pemerintah adalah meningkatkan pendapatan pajak daerah untuk pembangunan.
Alasan ini tidak
dapat diterima karena masih banyak potensi daerahyang tentunya dikelolah oleh
pemerintah untuk meningkatkan pendapatan daerah. Pendapatan pajak
yang didapat pemerintah dari para pengusaha yang menjual minuman
keras tidak sebanding dengan dampak dari konsumsi minuman keras yangmerusak
tatanan hidup masyarakat, menghancurkan masa depan generasi muda, sertabanyak
orang mati. Selain itu, ada minuman lokal alias milo. Khusus milo dapat ditangani
secara bijak oleh pemerintah dengan bekerjasama tokoh masyarakat dan agama
untuk membatasi pengelola anminuman
lokal. Dengan tidak ada kemauan baik dari pemerintah untuk memutuskan mata
rantai produksi dan distribusi minuman keras itu dalam bentuk Peraturan Daerah (PERDA), maka ini terbukti
bahwa sesungguhnya pemerintah secara tidak langsung mempraktekkan
pemusnahan etnis Papua
5. Berbagai Penyakit Menular
Penyakit-penyakit
menularyang dibawa oleh para pemukim baru / imigran
yang datang dari luar Papua Barat jika tidak segera diobati dapat
merenggut nyawa. Penyakit - penyakit
baru itu antara
lain :
penyakit TBC, penyakit cacing pita, penyakit tipes, penyakit kolera,
penyakit hepatitis, penyakit menular seksual, diantaranya HIV/AIDS,dll. Jaman
dahulu para nenek moyang Papua tidak pernah mengidap penyakit - penyakit
jenis ini. Penyakit - penyakit
ini menular dengan cepat ketikapara pemukim baru masuk dan menetap di Papua..
Pelayanan kesehatan yang tidakmemadai, sarana prasarana kesehatan yang tidak
tersedia di kampong - kampung,
dankalaupun ada, tetapi pelayanan kesehatan dengan stengah hati adalah
penyebabuntuk mempercepat pemusnahan etnis Papua. Karena penyakit-penyakit baru
yang dibawa
oleh para pemukim baru dari luar Papua itu pada umumnya penyakit menulardan paling ganas, dan jika tidak
ditangani segera maka dapat mengakibatkan kematian.
Penulis adalah Alumni Uncen Jurusan Kesehatan
Masyarakat, Agauwo Mia Nawipa, Tinggal di Paniai.
0 thoughts on “PAPUA MENUJU KEPUNAHAN (PAPUAN TO GENOCIDE).”