Foto :Doc.AMP KK-Yogyakarta/Oknum.Ist |
Yogyakarta,(KM)--Dengan mempertimbangkan perkembangan politik Perjuangan Pembebasan Nasional di tingkat Internasional, Indonesia, dan Nasional West Papua yang semakin meningkat, perubahan iklim bagi kenyamanan Orang Asli Papua di tanah Rantauan, secara perlahan semakin berubah.(16/06)
Di Salatiga dan Semarang, beberapa waktu lalu oknum-oknum tak dikenal mengunjungi tempat-tempat tinggal Mahasiswa dan Pelajar Papua dengan mengaku-ngaku utusan Pemda dsb. Motif kunjungan tersebut untuk mencari data dan menklasifikasikan Mahasiswa mulai dari yang kos-sekolah-kampus hingga para aktivis Mahasiswa "Aliansi Mahasiswa Papua"
Sementara di Solo dengan kunjungan 6 Orang tak dikenal yang menurut saksi mata adalah Intel, tanpa diundang langsung masuk ke Kontrakan Mamberamo Tengah Surakarta dan menanyakan hal-hal yang tidak masuk akal. Kejadian berlanjut dengan penyebaran informasi oleh oknum tak jelas dengan mengatasnamakan AMP KK Solo.
Sebelum itu beberapa bulan lalu, terjadi penangkapan terhadap Mahasiswa Papua di luar jalur hukum. 23 April di Bandung, 3 Aktivis Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) ditahan tanpa alasan yang jelas saat pulang setelah berolahraga sore, kemudian 3 Mahasiswa tersebut diseret menuju kantor polisi setempat dan diinterogasi.
Kejadian Penangkapan pun terjadi di Surabaya. 3 Orang Mahasiswa Papua ditahan setelah menggelar aksi demonstrasi damai mengutuk pencaplokan West Papua ke dalam Negara Republik Indonesia, 1 Mei 2015. Alasan Kepolisian terhadap penangkapan ini dikarenakan atribut kenegaraan yang dibawa saat aksi. Namun, kejadian ini merupakan upaya provokasi karena sebelumnya kepolisian tidak pernah melakukan hal ini.
Di Kota Yogyakarta sendiri, sikap represif mulai terlihat pada tanggal 28-29 Mei 2015, aparat kepolisian lengkap dengan truk-truk tahanan, mobil Shabara, personil dengan senjata lengkap memblokade area sekitar Asrama Papua (Kamasan I) Yogyakarta. Setelah ditanya aparat kepolisian malah kembali bertanya kepada kami "Katanya Ada Demo ?"
Kemarin, 15 Juni 2015. 2 Oknum tak dikenal mengenakan pakaian preman, menutup muka menggunakan masker, mengikuti dan mengejar kawan Abbi Douw menggunakan motor, aksi kejar-mengejar itu terjadi sampai sekitaran pukul 17.30 waktu Jogja. Tidak diketahui motif dari kedua oknum tak jelas tersebut.
Melihat Situasi ini, Kami AMP Komite Kota Yogyakarta, kepada kabarmapegaa.com.bahwa "menginstruksikan kepada seluruh Orang Asli Papua yang berdomisili di Kota Yogyakarta dan sekitarnya untuk Mengikuti Perkembangan dan Gejolak Politik yang sedang terjadi di tingkatan Internasional, Indonesia, Nasional West Papua, dan perkembangan situasi Kota,Mengetatkan keamanan lingkungan dan saling menjaga satu sama lain". Tegas Ketua AMP KK-Yogyakarta, Abii.(Kudiai Manfred/KM)
0 thoughts on “OTK Kunjungi Beberapa Asrama Milik Mahasiswa Papua di Jawa Tengah”