Foto : Solidarita Fiji di Geraja Trinitas (24/6/2015) |
Harapan penyalaan untuk perdamaian dan mengenang perjuangan 53 tahun di Papua Barat yang terus berlanjut hari ini. Acara diisi dengan pembacaan puisi, musik dan seni oleh orang-orang muda disertai refleksi dan doa-doa untuk harapan dan kedamaian.
Lili Vuiyasawa Wakil Ketua LSM Pusat Krisis perempuan Fiji (FWCC) menyoroti
masalah pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlanjut di Papua
Barat, dan kebutuhan orang-orang di Pasifik, terutama para pemimpin kita
untuk mengingat bahwa lebih dari 500.000 orang Papua Barat telah
kehilangan kehidupan mereka dalam perjuangan ini.
"Kita mengingat mereka yang telah tewas, dan mereka yang terus menghadapi penganiayaan, pemerkosaan, diskriminasi dan kekerasan yang diabadikan oleh pemerintah Indonesia. Kita ingat saudara dan saudari kita di Malanesia dalam doa-doa kita setiap hari saat mereka berjuang untuk martabat dan kebebasan, "kata Vuiyasawa.
Luisa Tuilau anggota Youngsolwarans menggambarkan waktu tenang untuk refleksi mengingat mereka yang telah berlalu tapi siapa tidak lupa, dan untuk mencari berkat Tuhan Allah bagi mereka yang terus berbicara keluar melawan penindasan Indonesia. Hari ini orang - orang mudah ada di garis depan perjuangan dan orang-orang muda menerima risiko hidup mereka.
Kami berdoa harapan dan kedamaian berjaga untuk para pemimpin Melanesia untuk kebijaksanaan untuk memimpin sadar akan moral dan membawa Papua Barat ke keluarga Melanesia," kata Tuilau.
Kata Wahyu James Bhagwan dari Gereja Methodist di Fiji, merefleksikan "sering kita melupakan kekuatan doa. Doa dapat menjadi kuat tindakan kolektif yang mengarahkan kekuatan jiwa di dunia di luar indra fisik kita yang banyak orang percaya dapat memiliki efek positif.
"Kita mengingat mereka yang telah tewas, dan mereka yang terus menghadapi penganiayaan, pemerkosaan, diskriminasi dan kekerasan yang diabadikan oleh pemerintah Indonesia. Kita ingat saudara dan saudari kita di Malanesia dalam doa-doa kita setiap hari saat mereka berjuang untuk martabat dan kebebasan, "kata Vuiyasawa.
Luisa Tuilau anggota Youngsolwarans menggambarkan waktu tenang untuk refleksi mengingat mereka yang telah berlalu tapi siapa tidak lupa, dan untuk mencari berkat Tuhan Allah bagi mereka yang terus berbicara keluar melawan penindasan Indonesia. Hari ini orang - orang mudah ada di garis depan perjuangan dan orang-orang muda menerima risiko hidup mereka.
Kami berdoa harapan dan kedamaian berjaga untuk para pemimpin Melanesia untuk kebijaksanaan untuk memimpin sadar akan moral dan membawa Papua Barat ke keluarga Melanesia," kata Tuilau.
Kata Wahyu James Bhagwan dari Gereja Methodist di Fiji, merefleksikan "sering kita melupakan kekuatan doa. Doa dapat menjadi kuat tindakan kolektif yang mengarahkan kekuatan jiwa di dunia di luar indra fisik kita yang banyak orang percaya dapat memiliki efek positif.
Lanjut ia, Doa adalah juga ekspresi
solidaritas dan hari ini kelompok orang-orang muda kita
dengan ekspresi mereka berbicara mengingatkan kami anak-anak Papua Barat dan anak perempuan,
saudara perempuan dan ibu dan ayah bahwa mereka tidak
sendirian... .Kami ada dengan mereka.
Hingga kini KTT sedang berlangsung hari kedua di Honiara, pemerintah Negara Fiji eksis mendukung aplikasi Malanesia - Indonesia (Melindo) karena melalui Meteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudji melakukan pendekatan melalui Ekonomi " Sokongan " pada bulan Maret 2015 lalu." (MG, WBRC)
Hingga kini KTT sedang berlangsung hari kedua di Honiara, pemerintah Negara Fiji eksis mendukung aplikasi Malanesia - Indonesia (Melindo) karena melalui Meteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudji melakukan pendekatan melalui Ekonomi " Sokongan " pada bulan Maret 2015 lalu." (MG, WBRC)
0 thoughts on “Rakyat Fiji Doa Bersama Mendukung ULMWP, Tingkat Pemerintah Becus ”