Ilst |
Oleh Pdt. Deserius Adii, S. Th.
Renungan Thema: "DIBALIK KEGAGALAN MERAIH BERKAT" (Roma, 8:31). Tidak ada dari antara kita yang tidak pernah melakukan dan mengalami kegagalan. Memang kegagalan itu pada saat kita mengalaminya sangat menyakitkan dan tidak menyenangkan. Mengapa? Karena hal itu bukan saja datang dari dalam diri kita, tetapi juga dari mata dan mulut orang lain kepada kita. Rasa percaya diri menjadi rendah. Semangat hidup menurun. Harapan seakan pudar. Gairah hidup menjadi hilang. Hidup penuh kegelapan dan tidak ada indah-indahnya lagi.
Tetapi ingatlah bahwa tidak semua kegagalan itu negatif. Walaupun awalnya kita merasa sangat menyakitkan. Tetapi hal tersebut hanya sementara saja. Setiap kegagalan pasti ada akhirnya. Kegagalan itu tidak permanen. Ada proses belajar di dalamnya. Ada pengalaman indah di dalam setiap kegagalan yang kita alami. Oleh sebab itu ambillah hikmahnya. Jangan besarkan yang negatif dari kegagalan itu. Kegagalan sebenarnya guru bagi kita. Kegagalan selalu positif bila kita menyikapinya dengan benar. Ada beberapa berkat yang dapat kita peroleh dari kegagalan, yaitu:
1. Kita Semakin Rendah Hati
Ada kalanya kegagalan menjadi jalan bagi kita untuk membunuh rasa sombong kita. Rasa egois kita. Rasa mengganggap kita bisa. Jadi, pelajaran pertama dari kegagalan kita ialah supaya kita hidup dalam kerendahan hati.
2. Kita Semakin Kuat Secara Mental
Hidup ini penuh tantangan. Berpotensi untuk menjatuhkan kita setiap saat. Untuk menghadapinya tentu bukan dengan mental tempe. Untuk menghasilkan mental yang kuat, ada kalanya kita harus lalui jalan kegagalan sebagai sebuah proses mematangkan mental kita. Jadi, pelajaran kedua dari kegagalan ialah sebagai proses memperkuat mental kita.
3. Kita Semakin Tahu Kelemahan Diri
Ego kita selalu membawa kita untuk berkata bahwa kita kuat, kita mampu, kita bisa, kita dapat melakukan apa saja dengan kemampuan sendiri. Pada hal secara natur, kita adalah manusia yang lemah, terbatas dan tidak mampu. Itu sebabnya kegagalan hadir untuk menyadarkan kita kembali tentang siapa kita sebenarnya. Jadi, pelajaran ketiga dari kegagalan ialah menyadarkan kita bahwa kita ini adalah insan yang rapuh. Manusia biasa, manusia yang hina dan dina.
4. Kita Semakin Mensyukuri Dan Bergantung Kepada Tuhan
Secara natural, kita cenderung mengikuti keinginan kita sendiri. Kita berjalan seturut kemauan kita sendiri. Kita selalu mengabaikan Tuhan dalam hidup ini. Kita selalu menjauhkan diri dari ibadah kepada Tuhan. Kita lupa untuk bersyukur kepada Tuhan atas rahmat dan kasih serta anugerah-Nya bagi kita. Pada hal Tuhan sudah katakan bahwa kalau kita terlepas dari Dia, maka sebenarnya kita tidak bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itu kegagalan diijinkan oleh Tuhan kita alami untuk mengembalikan kita kepada Tuhan sebagi Pencipta dan Pemelihara hidup kita. Jadi, pelajaran keempat dari kegagalan ialah menginsafkan kita bahwa dalam hidup ini kita membutuhkan Tuhan. Kegagalan adalah cara Tuhan untuk memulihkan relasi kita dengan Dia.
Mengucap syukur adalah ciri hidup kita yang sudah ada di dalam Kristus. Totalitas hidup kita dengan segala kompleksitas masalah hidup yang dialami dan dihadapi, ucapan syukur selalu mengalir dari kehidupan kita. Rasul Paulus terkait dengan ucapan syukur menulis dalam suratnya kepada jemaat di Kota Tesalonika demikian: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” – 1 Tesalonika 5:18. Jadi, kehidupan yang selalu mengucap syukur adalah kehidupan yang direstui oleh Tuhan dan itulah yang menjadi kehendak-Nya bagi kita.
Penulis adalah Fasilitator Gerakan Doa Lintas Bangsa Papua
0 thoughts on “Dibalik Kegagalan Meraih Berkat”