Foto : Aksi Solidaritas Rakyat PNG Mendukung Isu Papua Barat Dibahas di FIP Ke-46 Port Moresby |
Jakarta (KM) --Gereja Uniting St Lukas, Mt Waverley memberikan ucapan selamat atas kesuksesan Papua Barat di MSG dan Forum Kepulauan Pasifik, disampaikan oleh pendeta James Douglas pada pelayanan 09:30 hari Minggu 20 September 2015 di Melbourne Australia.
Kongregasi Gereja Uniting St Lukas, dalam ujud doa syapat mendoakan keberhasilan diplomasi rakyat Papua Barat pada tahun 2015, di MSG di Honiara (Kepulauan Solomon) dan Forum Kepulauan Pasifik di Port Moresby (Papua Nugini).
Laporan refleksi jemaat disampaikan oleh tim kerja ULMWP yaitu Republik Federal Papua Barat melalui slide power point.
Louise Byrne, dari Kantor FRWP Perempuan, mengatakan dirinya berada di Honiara saat pertemuan pemimpin - pemimpin anggota negara MSG pada bulan Juni 2015 lalu, dan berbagi cerita tentang prestasi bersejarah Papua Barat menang berdiri diplomatik dan status pengamat dalam organisasi internasional yang diakui PBB.
Byrne, juga menjelaskan kemenangan berikutnya Papua Barat di Forum Kepulauan Pasifik pada bulan September 2015, yang memilih untuk mendapatkan kerjasama dari Pemerintah Indonesia untuk PIF misi pencari fakta, dan setuju untuk mengakui Papua Barat sebagai Observer pada tahun 2016.
Kata Loise, luar biasa, Rekonsiliasi dan Unifikasi 'di Port Vila pada bulan Desember 2014, menjadi dukungan khusus untuk jemaat St. Lukas, yang secara terbuka mendukung politik upaya penentuan nasib sendiri Papua Barat. Deklarasi di Vanuatu membuka jalan bagi keberhasilan Papua Barat pertama dengan MSG di Honiara dan kemudian dengan PIF di Port Moresby.
Saya sendiri mengamati ini di Vanuatu, selama sepuluh hari, membantu kerabat Melanesia, melalui paradigma budaya, iman dan intelektualisme, untuk mengatasi perbedaan bersejarah dan mempersatukan tiga faksi besar melalui sebuah komite perwakilan yaitu ULMWP untuk membawa visi kemerdekaan Papua Barat, "ceritanya".
Lanjut Loise, undangan dari Indonesia ke PIF (antar pemerintah) misi pencari fakta akan memerlukan negosiasi seputar kerangka acuan, dan Mathew Wale (utusan khusus Kepulauan Solomon untuk Papua Barat) berharap Ketua PIF , Peter O'Neill, mampu membujuk Indonesia untuk datang ke meja bundar dan untuk berdialog masalah hak asasi manusia (HAM).
Diketahui Negara Indonesia adalah salah satu anggota pengamat di PIF bersama dengan negara Kanada, Cina, Kuba, Uni Eropa, Perancis, India, Italia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Spanyol, Thailand, Turki, Inggris, Amerika Serikat.(Admin & NFPB/ KM).
0 thoughts on “Gereja Uniting St. Lukas Melbourne Apresiasi Diplomatik Papua Barat di Pasifik”