Foto : Penolakan DOB di Papua (2013). |
"Kalau memperjuangkan sesuatu itu, tirik main dan ada
mekanisme jangan buta-buta memperjuangkan, itu yang setiap induvidu, kelompok
tidak bisa kita langgar itu harus melalui aturan yang ada sebagai terdidik,
terpelajar, dan terintelektual." Hal itu disampaikan oleh, Ketua Tim Penolakan Pemekaran
Mapia Raya "Mudes Musa Boma" yang kini mengenyam ilmu di Universitas Cenderawasih
Fakultas Fisip.
Lanjut dia, saya menilai juga, sejak mereka memperjuangkan pemekaran
hingga kini tak pernah menyampaikan secara terbuka di media masa baik itu media
omline bahkan media cetak guna di ketahui oleh rakyat publik namun hingga saat
inipun juga tak pernah dilakukan oleh timnya hingga kini.
Apa yang memperjuangkan itu seluruh rakyat Mapia dengan tegas
nyatakan itu illegal, karena jelas mereka ini menyembunyikan keterbukaan
informasi publik yang di jamin oleh UUD 1945 yang termuat di dalam pasal 29
tentang keterbukaan informasi publik. Tambah Boma
Sebenarnya ada beberapa yang mereka lakukan tapi, tidak lakukan
ini saya bisa katakan bahwa tim itu seakan orang bodok yang kini berjuang.Kata
Musa Boma.
Pemerintah pusat juga harus kembali benar-benar melihat itu,
karena DOB Mapia Raya ini di mekarkan dari dogiyai. Sementara induk Dogiyai
saja belum ada warna kabupaten yang sebenarnya dalam hal semua pembangunan
belum terselesai hingga saat ini.tegasnya
Sementara itu kami rakyat, mahasiswa Mapia, mengetahui benar bahwa Kab. Dogiyai saat ini belum ada pembangunan, sama saja, orang yang sama berjuang untuk pemekaran baru, sedangkan yang ada tidak peruntungkan bagi banyak orang.
Jelas bahwa, kami meman sudah komitmen satu hati dan satu
pikiran tidak akan kami terima itu hal itu disampaikan oleh salah satu
intelektual asal Mapia Yohanes Pakage yang kini berperang aktif ketua pemuda
dalam Gereja Kristen protesten di Diyeugi.
Lanjut dia, kita bangun rumah saja punya kesiapan dan
persiapan yang harus kita siapkan apa lagi; mau mekarkan satu kabupaten itu
harus banyak kesiapan dan persiapan itu harus namun sampai saat ini pemerintah
Kabupaten Dogiyai tidak melihat pendidikan, kesehatan, ekonomi tidak menjadikan
segala prioritas utama.
Dengan melihat kenyataan itu kami seluruh rakyat yang berada
di wilayah Mapia sampaikan jangan berpikir pemekaran tapi berpikirlah yang jerni
tentang tiga aspek di atas itu karena mau menghadirkan DOB atau harapan-harapan
lain ini menjadi pondasi untuk berpikir saat ini kata dia saat di temui di
kediaman Yonas Timika-Papua.
“Pemekaran bukan pembebasan daerah akan tetapi pemekaran melahirkan konflik baru, seperti pelanggaran HAM, penindasan, peminggiran warga sipil, peningkatan depopulasi migran, maka mari memekarkan
pemekaran melalui pendidikan demi pembebasan manusia
dari ketidaktahuan dan keterbelakangan itu."
Namun hal itu kini dilakukan secara terus menerus oleh elit
lokal untuk mendapatkan status dan keuntungan
pribadi dalam keluarga dan mau memperlihatkan daerah-daerah keramat
kepada pemerintah dan juga mereka tidak sadar apa yang akan terjadi kedepan ini
aneh sekali kata Mudes Musa Boma saya tetap akan menentang menolak itu komitmen
saya.(Musa/Manfred/KM)
0 thoughts on “PEMEKARAN (DOB) MAPIA RAYA MELAHIRKAN KOMFLIK BARU”