Foto Doc.Pakage/Ist |
Oleh : Pakage
Opini, (KM)--Pesan Singkat kepada pembaca , sikmak serta renungkan baik-baik dan lakukan, karena pesan ini bermakna dan mempunyai arti yang luas, sehingga penulis membagi Informasi dan menyumbangkan pikiran, serta ide Penulis kepada masyarakat Papua pada umumnya,serta masyarakat Meuwodide, dan terutama kepada masyarakat saya yaitu, masayarak Mapia.
Belakangan ini, situasi dan keberadaan masyarakat Papua dalam menegelolah Sumber Daya Alam (SDA) gagal dalam mengelolanya SDAnya sendiri, hal ini disebabkan bukan karena Masyarakat tidak dapat mengelolanya sendiri, melainkan karena adanya penjualan tanahs secara murah kepada orang pendatang, sehingga orang pendatang seolah-olah suami.
Suami, ditunjukan kepada orangutan pendatang karena melihat realita yang terjadi di beberapa daerah di Papua,dimana, Orang Asli Papua (OAP) membeli hasil kekayaan alam sepert : kayu, batu, pasir kepada orang pendatang.
Malihat kondisi seperti itu, Penulis merasai malu karena orang-orang asli Papua membeli pasir, tanah, kayu Kepada orang pendatang. padahal orang Papua pemiliknya.
Kecewa karena orang Papua membeli batu, kepada orang pendatang. Pada hal orang Papua pemilik kayu, pemilik batu, pemilik pasir, pemilik tanah, yang tidak perlu mengeluarkan uang, ternyata orang Papua mengeluarkan uang untuk membeli kayu, tanah, dan pasir, kepada orang pendatang yang bukan pemilik dan ahli waris tanah Papua.
Bila kita menjual tanah, kayu, pasir yang Tuhan anugrakan kepada kita dengan berbagai cara,seperti jual tanah dengan hargayang murah-murah, serta tukar- menukar dengan motor bekas, dan tukar-menukar barang dengan barang (Barter) kepada orang pendatang atau non Papua. itu baik tetapi ingat saudara saat ini anda puas dengan motor bekas yang mereka menawarkan kepada anda dan uang satu dua juta yang mereka bayar dan membeli tanah, kayu, pasir anda, tetapi selah lima enam tahun mereka akan bangun rumah mewa, rumah kos-kosan, rumah sewaan, kios dan tempat somer, meubel kayu darisitulah kita akan menyesal namum peribahasa menyatakan, (Menyesal tua tiada guna).
Ini benar- benar sedang terjadi di Papua, ini Ironis, tetapi kenyataan. Sementara itu banyak orang papua menyewa rumah, sewaan milik orang pendatang di beberapa daerah di Papua,seakan kami ini seperti orang pendatang saja.Ini sangat memalukan yang normal atau seharusnya adalah pendatang yang menyewa dan tinggal di rumah –rumah yang kami bangun dan sewakan kepada orang-orang pendatang. Tetapi bagimana orang-orang asli papua, pemilik tanah ahli waris negeri ini, menjadi tamu dan tinggal dirumah-rumah sewaan yang bangun dan sediakan oleh orang-orang pendatang? Orang papua tidak terus menerus mengaku sebagai orang asli papua pemilik ahli waris tanah dan negeri ini..?
Melihat persoalanini penulis mengajak, kepada seluruh masyarakat bergangdengan tangan menjaga, merawat, memelihara, dan melindungi, tanah, batu, kayu, pasir dan sumber daya alam (SDA) yang Tuhan anugrakan kepada kita yaitu baik itu hasil tambang maupun hasil hutan. Hasil alam ataupun tanah yang masih adaini, mari kitajaga dan jangan jual murah kepada orang pendatang dan memberikan tanah kepada orang pendatang untuk membangun ,rumah kos-kosan , kios, dan lain-lain sebagainya. karenakita tidak tahu beberapa tahun kedepan (sepuluh dua puluh tahun) kemudian, kita orang Papua, menjadi tamu diatas tanah dan negeri kita sendiri untuk membeli tanah, kayu, batu, pasir kepada orang pendatang.
Maka Itu sebagai bahan pertimbangan dan pembelajaran bagi kita sebelum terjadi situasi seperti ini yang di alami oleh sobat-sobat kita di beberapa daerah di Papua.
saran kepada bapak, jika anda punya tanah, kayu, dan pasir jangan
anda jual murah-murahan tetapi anda saat ini mulai mengurus surat
sertifikat tanah adat di Dinas Pertanahan Kabupaten setempat, lalu tanah
yang anda punya jangan dijual tetapi, alangka baiknya itu tah kita di
kontrakan tiap bulan, atau tiap tahun. (Sebelum Hujan sediakan
payung).
Maka itu saat ini, kami memberikan tongkat stafet kepada pemuda, pelajar, mahasiswa untuk membicarakan dan sosialisasikan hal ini kepada seluruh masyakat di daerah masing-masin di Papua. Jika anda peduli dengan manusia, tanah, kekayaan alam baik itu hasil tambang dan hasil hutan yang Tuhan anugrahkan kepada masyarakat Mapia.
“Mohon Menjaga, Melindungi Serta Selamatkan Manusia Dan Hutan Wilayah Papua,Meuwo pada Umumnya dankhususnya wilayah Mapaia ”
Penulis Adalah mahasiswa Alumni Universitas Cenderawasih, Fakultas
Teknik, Jurusan Teknik Geologi Dan Pertambangan, Program Studi Teknik
Pertambangan Starata Satu (S-1).
0 thoughts on “AOP Pembeli SDA diatas Tanahnya Sendiri”