(Foto Doc. Pribadi Natho/KM) |
Oleh: Natalis Bukega
Opini - (KM). Banyak kebudayaan yang kita ketahui di dunia media maupun masyarakat lokal seperti lambang dan fungsi kagunaan sebuah budaya yang menarik dan kegemaran bagi banyak orang. Maka, secara simulasi kebudayaan datang dari hasil pola pikir masyarakat yang penuh dengan rukun damai untuk meningkatkan budaya yang konkrit atau nyata dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu kebudayaan suku Mee yang kini memiliki fungsi yang unik dan menarik perhatian bagi banyak orang lokal maupun tidak lokal adalah Kagane Babane. Kagane Babane memilki fungsi yang unik dikalangan suku Mee, diantaranya sebagai melindungi seorang laki-laki katika bertapa ketempat yang jauh, melindungi untuk menyelesaikan pekerjaan yang ampuh atau berat, melindungi diri saat menghadiri pesta dansa adat istiadat, melindungi saat bertempur dimedan perang, melindungi ketika adanya kampanye Presiden, Gubernur, Bupati, maupun penjemputan para kaum agamawan dan salah satunya adalah Kagane Babane bisa juga tempat untuk meletakan rokok dan daun Ude untuk perhiasan pada tubuh (daun ude adalah sejenis Tumbuhan yang hanya dapat terjangkau di daerah pegunungan Papua).
Kagane Babane adalah sejenis gelang yang dapat digunakan pada pergelangan tangan kiri dan kanan atas sesuai ukuran lengan tangan seorang laki-laki. Pada dasarnya, Kagane Babane hanya digunakan oleh para dewasa hingga usia lanjut yang memiliki pola dan daya pikir yang sudah matang terhadap adaptasi lingkungan sesuai kehidupannya.
Lebih lanjutnya,seorang laki-laki Mee akan mengetahui jati dirinya ketika mengunakan Kagane Babane, di mana Kagane Babane akan memberikan aura dan arah pikir yang cerah untuk mengadaptasi dengan berbagai tindakan maupun kelakuan secara peraktis dalam kehidupannya. Maka dari itu, Kagane Babane bukan hanya kebudayaan melainkan sebagai alat perlengkapan pada manusia terutama pada laki-laki suku Mee, dalam meningkatkan jati diri yang mampu untuk mengendalikan secara harmonis pada sesama.
Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari seorang laki-laki yang dapat mengunakan kagane Babane akan berperan penting dalam memutuskan atau menyelesaikan masalah apa pun entah masalah dari dalam keluarga maupun secara umum dengan adil dan damai, karena Kagane Babane telah terukir sesuai fungsi yang memiliki kesatuan dan persatuan dalam kehidupan masyarakat suku Mee melalui pembentukan jati diri yang kokoh dan kuat serta terpercaya.
Maka dari itu, pertimbangan penuh untuk mengembangkan dan memanfaatkan budaya lokal khususnya Kagane Babane membutuhkan pelatihan yang cukup dukungan dari para tetua-tetua atau senioritas dari suku Mee, agar Kebudayaan tidak hilang dari kehidupan dalam menindaklanjuti oleh generasi muda suku Mee dan umumnya.
Dengan demikian, akan terciptanya budaya yang sesuai dengan undang-undang adat istiadat maupun pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat.
(Natalis Bukega/KM)
(Natalis Bukega/KM)
0 thoughts on “Kagane Babane Sebagai Jati diri Laki-laki Suku MEE”