Alexander Gobai (Foto:Dok Prib/KM) |
Oleh: Alexander Gobai
Tuhan
menciptakan segalah isi dan bumi yang ada untuk dipegunaka sebagai mestinya.
Tuhan menginginkan apa yang diciptakan itu, dipakai, dipergunakan, diolah,
dijaga, dilestarikan dan dilindungi. Agar ciptaan-Nya selalu terlihat Indah di
mata-Nya dan di mata manusia.
Kemudian,
Tuhan menciptakan manusia-manusia dan menempatkan pada benua-benua,
pulau-pulau, Negara-Negara, daerah-daerah, suku-suku dan marga-marga dengan
maksud guna mempertanggungjawabkan apa yang sudah diciptakan oleh Tuhan.
Pertanggungjawaban
itu telah dilaksanakan oleh pribadi. Tetapi, wujud dari itu, sering manusia
yang salah menempatkan posisi yang tepat, yang kemudian membuat ciptaan-Nya
salah dipergunakan. Akibatnya, menimbulkan masalah dan persoalan membuat hidup
manusia jatuh di dalam alam maut.
Untuk
dijadikan ciptaan-Nya baik dan tidaknya tergantung pada hidup manusia. Sebab,
hidup manusia, jika dilihat secara ekonomi sering tidak puas dengan satu
kebutuhan yang ada. Melainkan meninginkan kebutuhan lainya juga.
Tuhan
menciptakan tanah Papua dengan sungguh-sungguh agar dihuni oleh orang Papua ras
Melanesia agar dijadikan tanah Papua
adalah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan bahwa tanah Papua adalah tanah suci
yang diberkati oleh Tuhan.
Tuhan
tidak menyia-yiakan 6 hari untuk menggisi segalah karya yang manusia Papua
harus mencukupi hidup dengan ciptaan-Nya. Tetapi, dengan maksud saling menjaga, melindungi dan
melestarikannya. Bukannya merusa-rusak ciptaan-Nya.
Papua
adalah tanah yang penuh dengan kekayaan. Segalah-galahnya ada yang mencerminkan
pada dunia bahwa tanah Papua adalah tanah kedamiaan. Dimana di dalamnya saling,
mendukung, saling berkerja sama. Bahkan kekudusan itu menjadikan pribadi-pribadi
terus memegang perintah Tuhan.
Tanah
Papua adalah tanah damai. Kedamiaan menciptakan sebuah keharmonisan di dalam
keluarga-keluarga, suku-suku, daerah-daerah bahkan bangsa Papua pada umumnya.
Tuhan
menciptakan tanah Papua agar hidup manusia orang Papua damai dan tentram. Bukannya
saling baku musuh antara orang Papua.
Banyak
presepsi-presepsi dari manusia-manusia, bahwa Tanah Papua adalah tanah
penghancuran hanya karena melihat dengan situasional yang ada pada masa kini.
Dimana hidup manusia saling menjual, dimana terjadi pembunuhan, kekerasan dan
peristiwa-peristiwa kejahatan.
Juga
karena ada pandangan bahwa ras Malenesia
adalah orang yang keras dan kasar, katanya dibilang begitu. Padangan ini,
penulis berpikir tidak masuk di akal. Sebenarnya orang Papua adalah orang-orang
yang sangat baik, dapat menerima manusia dari suku diluar dari suku yang ada di
Papua dengan penuh keiklasan.
Kebaikan
itu menyimbolkan bahwa orang Papua adalah orang suci yang dapat menerima
manusia-manusia yang diciptakan Tuhan untuk saling menjaga kebaikan-Nya itu.
Bukannya saling membeda-bedakan dan membanding-bandingkan antara satu dengan
lain.
Perluh
diketahui, tanah Papua adalah tanah damai. Tanah yang penuh dengan kebaikan,
ketulusan saling memaafkan dll. definisi ini menyempurnakan banyaknya presepsi
tentang tanah Papua. karena tanah Papua adalah yang diberikan dengan serius untuk
orang Papua.
Dengan
adanya kekayaan itu menyimbolkan, bahwa tanah Papua adalah tanah kedamaian.
Adanya kedamaiannya itu, senantiasi dapat memberikan pandangan kepada dunia,
membuka, peluang pada dunia, juga memberikan sebuah pandangan bahwa tanaha
Papua penuh dengan madu dan susu. Itu berarti tanah Papua adalah tanah yang
penuh kedamaian.
Siapa
yang mengatakan kalau tanah Papua adalah tanah militeristik, tanah kejahan,
tanah kekacauan dan tanah penindasan. Saya pikir yang mengatakan hal demikian
adalah manusia-manusia yang mengkhiyanti tanah Papua.
Tanah
Papua tidak ada prespsi seperti yang manusia mengatakan tanah Papua adalah
tanah militerlistik. Namun, tanah Papua adalah tanah yang diberikan Tuhan
dengan serius yang menyimbolkan tanah Papua yang penuh dengan susu dan madu.
Dengan
banyak kekayaan itu mewarnai dunia , menghidupkan dunia atas kekeyaan-kekayaan
alam Papua. perluh disyukuri bagi dunia karena ada tanah Papua. tanpa tanah
Papua dan segalah isisnya, tak mungkin dunia hidup.
Kini,
dunia segani tanah Papua hanya karena melihat sumber daya alamnya yang
berlimpah tanpa memandang manusia Papua. hal ini adalah hal kemunafikan yang
dipikirkan manusia pada sumber pendapatan yang dicari-cari oleh dunia
(manusia).
Selalu
saja memandang tanah Papua hanya dengan sebela mata. Tidak memandang tanah
Papua dengan sepenuhnya. Artinya, sumber daya alam yang dinginkan alias
kekayaan yang berlimpah itu. Melainkan
manusia Papuanya.
Apakah
hal ini yang dibilang saling mencintai antara satu dengan lain. Baik menghargai
manusia Papua maupun alam Papua. karena disitu ada sebuah kebaikan yang
diinginkan oleh Tuhan.
Perlu
diketahui, manusia menduduki di tanah Papua bukan dilihat dari sisi
kekayaannya. Tetapi, damainya, kebaikannya dan ketulusannya.
Sebab,
warna kasih dan damai untuk semua orang
ada disitu. Coba berpikir banyak yang datang di Papua bukan karena alamnya.
Karena kedamaiaan dan kebaikannya. Tanpa itu, sudah dibunuh habis. Perlu
disyukuri bahwa tanah Papua adalah tanah Damai. Tetapi, tanah Papua bukan tanah
militerlistik dll. itu hanya pandangan konyol dan tidak benar.
Hidup
Rakyat Papua hidup tanah Papua. Tanah Papua adalah tanah Damai.
(Redaksi K. Mapegaa)
0 thoughts on “Benarkah Tanah Papua Adalah Tanah Kekerasan?”