DPR Papua Laurenzus Kadepa/Foto: Ist |
Jakarta, (KM)—Bupati Paniai Henky Kayame saat Turkam
distrik baru Baya Biru yang dimekarkan dari distrik induk Bogobaida beberapa waktu lalu, menjanjikan,
pendulangan emas didegeuwo menjadikan wilayah pertambangan rakyat.
Ia mengatakan,
Pemerintah kabupaten Paniai akan menjadikan kawasan Degewo sebagai wilayah
pertambangan rakyat. Hal ini karena demi mempertahankan wilayah tersebut. Sehingga,
rakyat dapat mengelolah hasil kekayaan alamnya secara tradisional,”ucapnya
“Bukan kami
mau tutup perusahan didegewo tapi kami mau tertipkan. Disini kami mau jadikan
tempat pendulangan rakyat, bukan perusahan besar masuk dengan alat besar untuk
mengoprasi emas didegeuwo,” tutur Bupati Paniai.
“keinginan luhur
oleh Bupati Paniai tersebut seharusnya segera diwujudnyatakan dengan langkah
perlindungan untuk mendorong dilaksanaknnya pembuatan Perda dalam waktu yang
dekat ini,”pinta Legislator Papua Laurenzus Kadepa kepada wartawan Kabar
Mapegaa Rabu (7/4/2016)
Ia meminta,
Bupati segera membuat Perda supaya pendulangan emas di degeuwo dibawah
kendalinnya oleh Wilayah Pertambangan
Rakyat (WPR) serta langkah-langkah penyelesaian konflik dan mematuhi di kawasan Degeuwo melalui perda itu
sendiri,” ucap dari pemilihan wilayah empat itu.
“Menurut saya,
saya respon positif Bupati terhadap keinginan rakyat paniai akan pentingnya
pembuatan Perda tersebut mestinya dapat mulai sejak ini,”harap Laurenzus.
“Apalagi Dewan
Adat Paniai Jhon N Gobai selama ini berbicara terus untuk senantiasa mendorong
gagasan serta upaya dan menyelamatkan daerah tersebut,”bebernya.
“Bupati sangat
benar masalah-masalah di sekitar Degeuwo
Paniai ternyata cukup banyak, sebagaimana yang terdapat dalam dokumen dan
catatan DAP Wilayah Paniai terkait
pendulangan Emas di Degeuwo,” sepertinya yang di tulis dalam beberapa buku yang ditulis Jhon N Gobai'', cakapnya.
Laurenzus
menjelaskan, degeuwo adalah wilayah yang
tidak dikenal orang. Ia terisolasi dan
tanah kramat menakuti orang.
Tahun 2003 penemu butir-butir emas oleh
seorang warga saat mencabut kacan tanah miliknya,"Jelasnya.
Lanjut Kadepa,
selama 1 tahun sejak penemuan butiran-butiran emas, warga setempat mendulang
secara tradisonal. Akhir tahun 2004, berita tentang butiran-butiran emas menyebar luas. Helicopter milik
pengusaha mulai beroperasi dari Nabire
dengan ongkos yang tentu tidak murah.Sementara, jalan kaki ditempuh dalam waktu
4-5 hari dari Enarotali,Ibu kota Kabupaten Paniai. Dengan berjalanya waktu, lapangan terbang
milik swasta dibangun disana.
Masih lanjut, terbukannya
akses transportasi membuat sepanjang
sungai Degeuwo berubah,Kios,Kafe,karaoke,bliyard pos keamanan di bangun disana.
Orang dari seluruh pelosok indonesia datang mendulang emas disana," ucapnya.
"Kebutuhan
hiburan sepertinya, bir, minuman dan lokalisasi pun menyebar luas di pendulangan
emas di degeuwo.Kemudian,
hal-hal yang tak bisa hindari adalah konflik,marginalisasi penduduk asli, dan
kerusakan alam di kawasan pendulangan emas didegeuwo," jelas kadepa
(Yunus E Gobai/KM)
0 thoughts on “Janji Bupati Paniai Soal Emas Didegeuwo Jadikan WPR Ditagih”