Oleh: Alexander Gobai
“Awali diri dengan
pandai merasa dari pada merasa pandai”.
Anak
manusia harus lahir di bumi, wafat di kayu salib dan dikuburkan di Firdaus.
Itulah anak manusia yang bertindak, melepaskan umat-Nya berkorban untuk
umat-Nya dan membawakan umat-Nya pada kebenaran dan keselamatan hidup.
Selama
hidup Yesus di bumi, banyak umat yang tidak percaya siapakah Dia? Selalu
bertanya-tanya apakah Dia seorang Nabi yang diutus Allah atau Dia Elia?
Pertanyaan-pertanyaan itu menandakan bahwa manusia masih sepenuhnya belum
percaya terhadap kebenaran Allah itu sendiri.
Karena
manusia belum percaya terhadap Dia, maka, Yesus pun mulai berpikir dan bertindak,
apa yang harus dilakukan agar umat-Nya bahkan pengikuti-Nya percaya Allah.
Sehingga, percaya,..! Yesus melakukan tindakan-tindakan nyata, seperti: air
putih diubah menjadi air anggur, mata buta dilihatkan, orang sakit disembuhkan
bahkan orang mati dibangkitkan.
Tindakan
yang dilakukan itu, agar umat dan pengikut-Nya percaya akan kebenaran Allah
yang senantiasa ada untuk umat Allah di bumi.
******
Pola
berpikir, tindakan nyata, kesadaran hidup dan komitmen hidup adalah sebuah
kekuatan yang harus ada di dalam hidup seseorang, tanpa menamkan nilai-nilai
itu, hidup manusia akan terombang-ambing. Seperti hidup yang berjalan di saat angin
musiman datang, mengikuti musiman itu tanpa mengenal diri pribadi yang
sebenarnya.
Untuk
menemukan kehidupan yang lebih baik tak serta merta mengukuti angin musiman.
Tetapi, kembali pada pribadi dan tergantung pada pergaulan dimana kita tinggal
dan dimana kita bergerak. Karena melalui kehidupan itu justru sangat
mempengaruhi kehidupan-kehidupan kedepan. Dan untuk kehidupan yang baik pun tak
semestinya mendengarkan ungkapan dari siapa-siapa. Semuanya dimulai dari diri
pribadi, terus diangkat lalu dikembangkannya.
******
Saya
mengetahui diri saya dari “Rumah Harga Diri”
dan dari diri saya sendiri yang kemudian diikuti nasehat dari orangtua dan
keluarga yang selama ini menjadi motivator dan inspirator saya. Mereka ada dan
mengingingkan anaknya harus menemukan hidup yang sebenarnya di tengah banyaknya
pengaruh sosial yang tak ada batasnya.
Saya
mulia dari “Rumah Harga Diri”. Di
dalam rumah harga diri itu, terdapat manusia-manusia yang serupa dengan Yesus. Saling
menghargai, menjaga dan telah mengambil tindakan nyata untuk membebaskan umat
dari kebodohan, ketertinggalan dan kemiskinan.
Anak
manusia harus berkorban dan membebaskan umat-Nya, seperti diawal peragraf
pertama telah dijelaskan bahwa anak manusia harus diwafatkan dan dikuburkan
demi membebaskan umat-Nya dari segalah dosa-dosa.
Saya
dibebaskan dengan maksud agar mengikuti jalan visi dan misi Yesus. Sebagaimana
Yesus telah melakukan tindakan-tindakan nyata pada umat-Nya. Perjalannya itu
mengantarkan saya agar saya selalu memposisikan diri untuk berpikir dan
melalukan tindakan nyata untuk bebaskan umat manusia bangsa Papua.
Tindakan
itu dimulai dari diri pribadi, melakukan dengan cara pandang tersendiri dengan
mencanangkan visi dan misi Yesus, tanpa ada doktrin dan pengaruh siapapun.
Entah dari keluarga, teman, sahabat atau bahkan dari organisasi apapun. Karena
bebaskan umat yang tertindas adalah di mulia dari diri pribadi dan itu berasal
dari hati yang murni tanpa berjalan dengan pikiran kepentingan apapun.
Tindakan-tindakan
yang dilakukan dan dipikirkan itu, saya dapatkan di dalam “Rumah Harga Diri”. di dalam rumah harga diri itu telah menjadikan
hidup sepenuhnya dan mendapatkan kekuatan yang besar untuk lebih berpikir di
arah yang besar, yakni arah perubahan demi bangsa Papua. Saya dikuatkan,
ditajamkan dengan berbagai motivasi dengan tindakan yang dilakukan di dalam
Rumah Harga Diri.
Saya
mengerti arti hidup yang sebenarnya dari “Rumah
Harga Diri”. Meski hidup itu ditentukan oleh pribadi yang sebagai
pelakunya. Tetapi, paling tidak, ada
sejuta harapan yang harus diberikan untuk memulai perubahan baru dan gerakan
baru untuk generasi berikut.
Pasang
strategi, dimulai dari mana, bertindak dan mengakhir dimana adalah tujuan awal
dan akhir. Apa yang diajarkan dengan melandaskan visi dan misi Yesus telah
dikupas dan diberikan kepada saya.
Demi
melanjutkan visi dan misi Yesus hingga bebaskan umat yang selama ini ditindas
dengan tindakan yang dilakukan berdasarkan caraku sendiri dan gaya berpikir
sendiri.
Redaksi Kabar Mapegaa
(04/RED/PO/KM)
0 thoughts on “Aku Mulai dari Rumah Harga Diri ”