Foto saat pengepungan di asrama Kemasan I Papua - Jogya oleh gabungan aparat militerisme Indonesia (Foto: Dok. Jogya/KM) |
Oleh: Rafael Goo
Opini, (KM). Setelah kita melihat bahkan merasakan seutas perlakukan pengepungan pihak keamanan terhadap Mahasiswa Papua di pusat DYI, jogyakarta. Membawa AGHT (Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan) bagi nilai kemanusiaan dan martabat keberadaan mahasiswa. Padahal, mahasiswa adalah tulang punggung serta perpanjangan tangan bagi aspirasi masyarakat, namun itu tidak dihiraukannya. Maka kinipun juga mereka dihiasi kepanikan, kegelisahan dan dalam kurungan yang sedang berhadapan dengan lapar dan derita.
Hendak mereka berkata bahwa, Kami dikepung oleh brutalisme negara di bawah pihak keamanan. Sedang kami dijuluki binatang dengan sebutan monyet, "Padahal di Papua tiada monyet."
Sekarang wibawa negara demokrasi itu dimana? Apakah adanya demokrasi itu untuk menutupi segala kejahatan? Etika dan estetika negara dikemanakan? Negara demokrasi kini terbalik menjadi negara tirani. Dimana Negara Tirani berarti menganut segala nilai kejahatan, keburukan dan kenihilan. Cenderung merugikan moral dan hidup bagi si kehidupan. Hidup dalam gelisah karena dikuasai oleh petinggi beserta kaki tangannya negara. Demikian hidup dalam negara tirani.
Sekarang bagimana dengan Mahasiswa Papua di Jogyakarta? Realitas mengatakan bahwa, mereka mengalami kekecewaan karena kecurangan, kebohongan dan kebobrokan negara. Yang lanjutannya merendahkan dunia kemahasiswaan mereka untuk berkumpul, berserikat serta menyalurkan harapan aspirasi rakyatnya.
Untuk menyikapi keadaan Mahasiswa Papua di Jogyakarta bahwa, mereka bukan seperti yang dianggap oleh negara bersama julukan kebiadabannya. Mahasiswa memiliki wewenang penuh dalam dan untuk ambil bagian menyuarakan kaum tak bersuara. Dan mempunyainya dalam usut tuntas masalah sosial kehidupan masyarakat. Sejauh kehidupan masyarakat merasakan tekanan, derita dan sejenis masalah lainnya.
Tetapi kenapa negara mengingkari UUD dan hukumnya? UUD dan hukum dibuat untuk siapa? Apakah UUD dan hukum sedang diperlakukan sama rata dan sama rasa?
Kini nyata Negara Demokrasi berubah menjadi Negara Tirani.
(Penulis adalah Komunitas Anak Jalanan Papua (KAJP))
Editor: Frans Pigai
0 thoughts on “Prahara, Negara Demokrasi Menjadi Negara Tirani ”