Ketua Yayasan Pengembangan dan Pelayanan Sosial Aweida (YAPPSA) Papua, Gr. Sam Gobay, SE, (Foto: Dok/KM) |
Timika, (KM)--- Toko mudah
pendidikan papua, Ketua Yayasan Pengembangan dan Pelayanan Sosial Aweida
(YAPPSA) Papua, Gr. Sam Gobay, SE, menyatakan rata-rata pendidikan papua,
jakarta gagal membangun Pendidikan Papua dengan serius.
Pendidikan baik dari tingkat Taman
Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT), sebaiknya pemerintah membangun
sistim pendidikan sesuai kondisi daerah Indonesia lebih khususnya Papua.
“Selama ini, kondisi pendidikan
papua pemerintah tidak serius menangani, dan tidak merata dengan pulau lain
Indonesia, tapi papua distikma, separatis, GPK dan sejenisnya, “kata Sam kepada
www.kabarmapegaa.com, pada rabu (20/07/2016).
Kata dia, negara dalam hal ini
kementerian pendidikan dan kebudayaan, seharusnya pendidikan diutamakan di
papua, tapi selama ini, pemerintah tidak serius membangun.
“Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, mengatakan, Separatisme Papua lahir
karena Tingkat Pendidikan yang rendah, kepada wartawan CNN Indo pada 15/7
2016)”
Sam, menilai, selama ini pemerintah
kegagalan membangun sistim pendidikan yang bermutuh di papua, saya sebagai
salah satu toko mudah pelaku peduli pemerhati pendidikan papua, sangat mengesal
dengan sikap seorang menteri yang mengeluarkan kata “Separatis”.
“ungkapan kata separatis ini
membunuh pendidikan papua, yang jelas kami bukan separatis, jangan stigma kami
dengan kata-kata yang tidak membangun,”tegasnya.
Lanjut Sam, kami membangun
pendidikan hampir 20 tahun lebih melalui YAPSSA, berkipra dalam membangun
pendidikan papua, dari tahun ke tahun, Kemendikbud tidak pernah datang ke papua
untuk melihat langsung perkembangan pendidikan di papua.
“ia juga berharap, untuk membangun
pendidikan papua, bukan mencari harta kekayaan, tapi membangun dari hati ke
hati, untuk membentuk karakter generasi papua yang berguna, dengan sistim
pendidikan yang layak, “ungkapnya.
Sam juga menambahkan, anak-anak
pewaris bangsa, mahasiswa papua di Jogya yang dikepung selama dua hari 15-16
Juli 2016 kemarin, oleh pihak ormas dan aparat Kepolisian Polda DIY, kata dia,
bapak presiden Joko Widodo segara melihat secara serius, cara-cara ini bukan
mengelesaikan masalah.
Ini negara demokrasi, setiap orang mengeluarkan isi hati didepan umum melalui tulisan dan lisan dijamin UUD, kenyataan yang dialami mahasiswa papua seakan teroris, kami bukan teroris, separatis.
kami harap hal semacam ini tidak
terjadi lagi terhadap mahasiswa papua kedepan, "tujuan mereka adalah
belajar dan berjuang nasib mereka dan nasib bangsa,”pungkasnya.
Pewarta: Andy Ogobai
0 thoughts on “Tokoh Papua: Negara Gagal membangun Pendidikan”