Ini aktivitas mama-mama Pasar di Pania, saat menjula hasil bumi.(Foto:Antara/KM) |
Yogyakarta, (KM)-- Hingga kini, Mama-mama asli kabupaten Paniai masih berjualan di pinggir jalan raya. Pemerintah setempat dinilai bisa menimbulkan kecemburuan sosial masyarakat dan ini merupakan ketidakadilan pembangunan. Padahal mama-mama di Paniai berjualan adalah mata pencarian mereka, guna memenuhi kebutuahan hidup keluarga. Harapan mama-mama di Paniai, hanya melalui jualanlah, akan menjamin semua keterbatasan-keterbatan dalam perekonomian keluarga mereka.
Menanggapi hal tersebut, Okto Marko Pekei, Ketua Dewan Adat Wialayah (DAW) Mepago, mengatakan, Realita mama asli Papua yang berjualan diatas lantai tanah dan semen adalah wajah pembangunan yang masih belum berpihak pada masyarakat setempat. Padahal Otsus telah diberlakuan 15 tahun silam.
Kenyataan ini, lanjut Marko, menunjukkan pembangunan era Otsus masih bisa dinikmati oleh pendatang. “ Ini merupakan ketidakadilan pembangunan yang tentu bisa menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat yang seharusnya mesti dieliminir pemerintah,” ujarnya saat diwawancara kabar Mapegaa, Selasa, (09/08).
Jika dilihat-lihat dari Realita, mama-mama Papua pada umumnya, dan lebih khusunya mama-mama-mama di Paniai, masih berjualan di pingiran jalan raya.Terlihat terdampar dari realita yang ada dan tidak ada tempat layat (Pasar) yang dibagun oleh pemeritah setempat untuk mama-mama di Paniai. Sangat disayangkan.
“Akses pasar ini semestinya diperhatikan pemerintah setempat, karena pasar ialah central peningkatan ekonomi keluarga,” kata Marko, kepada wartawan Kabar Mapegaa.
Lanjut, Karna itu Pemda harus lakukan pemetaan pasar yang memberi akses yang lebih luas bagi mama-mama pasar, karena mereka ialah tulang punggung ekonomi keluarga.
“Jika Pemda tidak memperhatikan pasar, maka itu sebagai tanda lumpuhnya ekonomi masyarakat setempat,” lanjut ketua DAW Meepagoo.
Sementara itu, Marko juga mengaku hal bahwa apa yang dialami oleh mama-mama di Paniai ini, dialami juga oleh mama-mama di seluruh kabupaten di wilayah Meepago.
“Bukan hanya di Kabupaten Paniai, tapi menurut pantau kami, seluruh kabupaten di wilayah Meepago itu sama,” katanya.
Pewarta:Manfred Kudiai
0 thoughts on “Mama-Mama Paniai Jualan di Pinggir Jalan, Ini ketidakadilan Pembangunan”