Timika, (KM)—
Ikatan Mahasiswa Papua Bogor menyatakan bahwa penerimaan guru kontrak dari luar Papua yang di lakukan Dinas pendidikan
dan kebudayaan kabupaten Nabire itu
sangat tidak menghargai guru orang asli Papua (OAP) di Papua. Jumat
(9/16) di Timika Papua.
Ketua IMAPA Bogor
Yunus Gobai, meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayan segera pulangkan guru kontrak yang di
terima itu.
"Karena cara yang
dilakukan Dinas P& K atas penerimaan guru kontrak memicu kecemburuan sosial antar
guru OAP dan guru kontrak pendatang," ujar Yunus
Menurut dia, jika
ada guru OAP yang sudah mengabdi bertahun namun tak kunjung
diangkat menjadi guru kontrak tetap kecewa merupakan suatu hal wajar. Apalagi
yang diterima guru kontrak non Papua akan menambah lagi.
Jadi,kita
tidak sedang berhadapan dengan kekurangan tenaga guru.Tetapi, persoalannya pada distribusi tenaga guru yang
tidak terjadi. Sebaiknya
pemerintah maksimalkan tenaga guru yang ada.
"Mendatangkan kontrak guru
dari luar Papua sudah bukan saatnya lagi sementara
jumlah pengangguran banyak di Papua,"tegas Gobai
Mantan ketua IPMANAPANDODE Bogor itu mengatakan, yang wajib buat
adalah angkatan
kerja yang bisa diberdayakan melalui semacam Diploma Satu, Keguruan kerjasama dengan salah satu
Perguruan Tinggi Universitas
Cendrawasih atau di Universitas lain misalnya yang punya
pengalaman akan memberikan multi hasil guna guru pada daerahnya sendiri.
"Selama ini
terjadi, biaya pendidikan bagi mahasiswa
saja tidak berjalan efektif, pembayaran gaji honor,dan gaji guru tetap pun tiak
dinaikan selama ini. Oleh sebab itu,mendatangkan
tenaga guru kontrak non papua percuma
saja hanya menghabiskan uang saja,"pungkasnya
Pewarta: Chiristoforus T
0 thoughts on “Ketua IMAPA Bogor: Apa Beda Guru OAP dan Guru Non Papua”