(Foto; Dok. Geogle/KM) |
Ada selubung
senja di tengah siang
Antara
gemuruh kilat, guntur, badai angin topan dan halilintar
Tangis ibu
kehilangan anak, di siksa oleh para algojo
Eloi, eloi
lama sabakhtani
Kucur darah
dari mahkota duri
Ada luka menganga,
di hati kecil
Lambung dan
cuka Atas barah matahari
Terpanggang
bumi
Di bawah
kaki bukit kematian
Seorang ibu
bersimpuh, ada tangisan menucurkan air mata kesedihan
Menangisi
maut kematian
Menangisi
maut kematian
Kasih
direnggut, hati menderita
Ketika
tiba-tiba gelap tersibak Kepala terkuai, tergoncang kepusingan
Darah beku,
mengalir di tanah Ibu tersendu: anakku, papuainiku.
Catatan:
Coretan puisi berbentuk percakapan dengan Sang Khalim ini di ibaratkan karena
melihat moment dimana selalu terjadi pembunuhan di atas tanah leluhur, Papua
(kematian tulang.belulang, anak bangsa Papua)
Tanah
Colonial Indonesia, Sabtu, 17/09/2016.
Karya:
(Frans Pigai/KM)
0 thoughts on “Suatu Siang, Di Kaki Bukit Kematian”