(Foto: Dok. Prib/KM) |
Karya: Frans Pigai
Tak pernah terbayangkan
Cinta kita kau hianati
Mengapa kau hancurkan
Kisah yang kita bina selama sembilan tahun ini
Berakhir tanpa ada kata
Pintu hatiku terbuka untukmu
Apakah kekuranganku
Apakah aku mengecewakanmu
Sampai kau buat begini
Tegahnya kamu duakan cintaku
Tegahnya kamu menghianatiku
Sakit hati ini
Saat melihatmu
Bersamanya
Bodohnya aku yang mencintaimu
Kekuranganya aku untuk memilikimu
Egokah aku untuk memilikumu
Tegahnya aku memilikimu
Peri hati ini kau buat begini
Tergoresnya luka hatiku
Kapan akan berakhir penderitaan ini
Aku kecewa
Lampiaskan amarah, kemarahan, kebencian dan luka batin anak jalanan Papua.
Catatan pena hati: Sayang maafkan aku. Aku telah menggoreskan cinta kita. Bukan maksudku untuk mengecewakan, sayang. Tapi, semua ini terjadi itu tak sengaja. Sekali lagi maafkan aku, sayang. Yang tak bisa mencintaimu sepenuh hatiku. Apakah kekuranganku. Sampai kau jauh dariku.
Sumber: Berbagai coretan pena luka batin anak jalan Papua.
Tanah Kolonial Indonesia - Surabaya.
Kediaman (61) Aspa Surabaya. Senin, 24 Oktober 2016
0 thoughts on “Tak Pernah Terbayang”