(Foto Doc, Ilustrasi Beatus Pigome/KM) |
Karya: Beatus Pigome
Terjelas senyuman manismu, di lihat dari mata hati
Terkenang luka asmaraku, kutak mau lagi kau hilang
Tidaklah mudah untuk melupakan derut wajahmu
Karena kau ciptakan kisah cinta pertama dan terakhir denganku sejak tahun 1961
Walau pun kini tiada kabar berita yang kudapatkan darimu, kumenunggu disini
Kini kau hampir terjerat bawah oleh sang perampas cinta
Namun, api cinta padamu tak pernah padam
Terkenang luka asmaraku, kutak mau lagi kau hilang
Tidaklah mudah untuk melupakan derut wajahmu
Karena kau ciptakan kisah cinta pertama dan terakhir denganku sejak tahun 1961
Walau pun kini tiada kabar berita yang kudapatkan darimu, kumenunggu disini
Kini kau hampir terjerat bawah oleh sang perampas cinta
Namun, api cinta padamu tak pernah padam
Tidaklah!
Tidaklah mudah bisa lupakan dari benak hati
Karna kau satu-satunya yang kumiliki sekian tahun yang silam
Hatiku pun berdebar
Untuk mendengar kabar berita darimu yang bisa menghibur
Dan menghapuskan derai air mata yang terus mengalir dibibirku ini
Karna kau satu-satunya yang kumiliki sekian tahun yang silam
Hatiku pun berdebar
Untuk mendengar kabar berita darimu yang bisa menghibur
Dan menghapuskan derai air mata yang terus mengalir dibibirku ini
Walau
Hampir mau hilang jejak dan menjauh bahkan tinggal cerita
Namun, tetapi disini kumengejar mu sampai ujung bumi
Datanglah
Datang menginari jiwa-jiwa yang terlapis dengan timah besi panas ini
Wahai bidadari Bintang Fajar
Karya anak muda Papua : Beatus Pigome
Hampir mau hilang jejak dan menjauh bahkan tinggal cerita
Namun, tetapi disini kumengejar mu sampai ujung bumi
Datanglah
Datang menginari jiwa-jiwa yang terlapis dengan timah besi panas ini
Wahai bidadari Bintang Fajar
Karya anak muda Papua : Beatus Pigome
Kampus Ung, (25/11/2016)
Editor: Muyepimo Pigai
0 thoughts on “Api Cinta”