Oleh Pekey Agus
Opini, (KM)--Orang di dunia berbeda
beda sesuai ciri cultur bahasa sejarah dan zaman. Berbeda hal pada rambut kulit bahasa logat etika aturan dan
pola hidup. Berbeda bukan di atur oleh manusia tetapi semua dan Tuhan.
Manusia
di bumi selalu saling hina menghina atas
semua hal diatas. Semua itu bukan diciptakan oleh manusia tetapi dari
Allah, mengapa manusia di bumi saling
iri hati dan hina benci antara satu dengan lain. Andaikan manusia yang menciptaan semua itu
pantas di lakukan tetapi pantas pula menghargai satu dengan yang lain.
Saat
inipun di Indonesia membicarakan mengenai Ahok, katanya penghinaan agama Islam.
Berbicara panjang lewat mengenai Akhok hingga demo sampai sampai tersangkah. Beda agama
selalu terjadi kerisuhan dan merasa agama selalu katakana saya benar anda
salah. Sebenarnya kalau di pahami lebih jauh semua agama mengajarkan mengenai
kebaikan bukan kejahatan sehingga saling memaafkan dan saling menghargai
diantara satu dengan lain. Agama juga bukan manusia yang menciptakaan tetapi
Allah. Tugas manusia hanya menjalani dan mewartakan kepada orang yang belum
memahami bukan saling iri mengiri dan
menjatuhkan.
Saya
adalah salah satu pulau dari bagian timur yakni Papua, saya beda dengan orang Indonesia.
Beda dari semua sisi tetapi sama pada namanya manusia. Saya punya kelemahan dan
kelebihan andapun demikian pula.
Saya
hampir sama dengan sahabat saya di Negara pasifik Salomo Fiji dan Negara Afrika.
Hitam manis keriting rambut sama too,
bukan kulit putih rambut panjang itu beda dari saya ingat.
Saya terlahir
dari bumi Papua untuk maju dan berkembang seperti sahabat saya. Bukan mundur
dan jauh dari perjuangan. Saya orang Papua identitas sangat istimewa, tetapi
bagi orang Indonesia tidak suka dengan Identitasku. Apakah anda yang
menciptakan saya atau Tuhan yang menciptakan ??
Kalau anda tidak suka mengapa anda suka barang milikku. Mengapa anda membunuh saya. Mengapa anda mencuri hiasanku, mengapa anda perkosa. Saya tidak mau jauh dari saya, bebaskan saya untuk hidup di bebas alam supaya saya juga sama seperti sahabat sahabat saya.
Tuhan
tidak buta, rencana manusia Tuhan yang menentukan. Pasti suatu saat ada
kemerdekaan diri untuk hidup bebas dari tantangan demi kemajuan diri. Tuhan
berkatilah tanah Papua dan orang Papua.
Penulis adalah
mahasiswa Papua Kuliah di Jawa
Editor : UmagiyinagobaI
0 thoughts on “ SAYA PAPUA : Jangan Menghina Semua Diatur Tuhan”